15 Juli 2015

Semester 4

Haloo :D

Sekali lagi di semester 4 ini saya mendapatkan banyak hal, belajar banyak hal dan bertemu dengan orang-orang baru. Alhamdulillah, walaupun semester 4 ini mulai sedikit tidak terlalu aktif di organisasi. Tapi that’s it my journey! 

SIPIL MENGAJAR
Di semester 4, saya ditawari untuk membantu mengembangkan program baru di KMTS (Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil), namanya “Sipil Mengajar”. Program yang sangat bagus, mirip dengan GTM tetapi sementara program ini hanya untuk warga Teknik Sipil UGM. Program ini merupakan salah satu acara dari rangkaian acara Serawung Desa. Bersama dengan Kemal sebagai pencetus ide program Sipil Mengajar, kemudian kami mulai menjajaki langkah untuk membuat program ini berjalan dengan baik dan lancar yang akhirnya dapat bermanfaat bagi sekitar. Sipil Mengajar dilaksanakan pada 2 Hari di Hari Minggu sebelum acara puncak Serawung Desa tepatnya pada tanggal 8 dan 15 Maret 2015. 


Karena program ini masih awal sehingga belum ada oprec pengajar, pengajar sementara diisi oleh panitia Srawung Desa. Kemudian diskusi asik pun dimulai, dengan mengambil tema Healthy Living untuk hari pertama tentang pola hidup sehat. Bersama dengan teman-teman pengajar yang asik-asik dan keren-keren idenya, akhirnya bahan ajar pun siap dieksekusi. Dengan tema Healthy Living, kita semua pengajar menebar kebermanfaatan menanamkan pola hidup sehat kepada anak-anak di desa Seloharjo. Asik dan Seru! Bertemu dengan anak-anak baru yang emesh emesh, bermain dan tertawa bersama. Dibagi menjadi beberapa pos dengan materi ajar yang berbeda setiap posnya membuat kita betah untuk berlama-lama dengan anak-anak desa Seloharjo. Belajar bersama menanamkan pola hidup sehat dan inilah kebahagian kita pada minggu pertama yeay! 


Kemudian persiapan untuk hari kedua, rapat dan diskusi asik pun dimulai lagi dengan tema Cinta dan Bangga menjadi Anak Indonesia. Tema yang bagus! Dan  kebetulan pengajar yang ikut diskusi berasal dari berbagai daerah di Indonesia, jadi bahan ajarnya pun disesuaikan dengan budaya daerah mereka. Akhirnya selesai diskusi sudah tidak sabar untuk hari minggu. Sayangnya waktu itu hari sabtu sebelumnya saya agak tidak enak badan, dan malamnya badan panas tinggi akhirnya dibawa ke dokter dan diberi obat, perlu istirahat. Sangat disayangkan tidak bisa ikut pada hari minggunya :( 


Alhamdulillah, semua berjalan lancar. Dua hari yang menyenangkan bagi anak-anak dan pengajar, bermain, belajar dan tertawa bersama. Sangat menyenangkan! :D 


GTM Season 4 
Sudah season 4? Iyaaa sudah season 4! 
Jadi...sudah pernah saya pos sebagian tentang GTM season 4 kepada anonim ask.fm ehehe baca disini aja yaaah ;) nanti insyaAllah coming soon buat testimoni GTM dari season 1-4! 






Kedua anak ini(Mei dan Calista)dulu waktu season kedua, atau setahun yang lalu, masih kecil dan masih imut-imut polos emesh gitu. Sekarang udah besar, cepet banget yaa :'











Voluntourism IV 
Daaaaan inilah pengalaman baru yang luar biasa seru dan membuka mata hati pikiran dan jiwa! Momen yang saya merasa sangat bahagia menjalaninya dan merasa mendapatkan banyak hal, pengalaman luar biasa saat dimana saya benar-benar merasa keluar dari zona nyaman rumah. Dan disinilah saya bersama dengan orang-orang hebat, orang-orang luar biasa yang saat kamu tau cerita hidup mereka kamu akan merasa seperti remahan kerupuk di kaleng Khong Guan :’). Tapi saya sangat berterimakasih sekali sudah pernah menjadi bagian dari mereka, menjadi fasilitator mereka yang ingin turut berkontribusi untuk negeri ini. #HelloBROmo!   




Jadi ini dia pelaku-pelaku dibalik Voluntourism IV


Dan ini dia 44 Voluntourist bersama panitia dan anak-anak desa Ngadirejo Bromo dan pemandangan indah lainnya di desa Ngadirejo Bromo! 









Kesan: bahagia. saya baru sadar di luar sana banyak sekali hal-hal luar biasa yang perlu saya temukan. Bertemu dengan orang-orang luar biasa dengan kontribusi mereka untuk negeri ini, baik dan putihnya hati mereka, idealisme dan keberanian mereka, sangat tangguh. Menyadarkan saya bahwa sekecil apapun hal baik yang bisa kamu lakukan untuk negeri ini, lakukanlah. Menyadarkan saya bahwa bukan tentang siapa kamu, apa jabatanmu, apa posisimu, tapi tentang kontribusimu, karyamu, sikapmu dan integritasmu. Saya tidak butuh kamu untuk tau siapa diri saya apa posisi jabatan dan sebagainya saya hanya ingin berteman denganmu dengan aku menghargaimu dan sikapku kepadamu. Ingatkan saya jika melebihi batas dan terjerat dengan keangkuhan status quo, karena saya tau hal itu dapat mematikan pikiran dan hati saya.

Coba bayangkan, bertemu dengan orang-orang yang memiliki semangat tiada batas, memilih jalan mereka sendiri memperjuangkan mimpi mereka dan menjadikannya ada. Menembus berbagai golongan, berbagai tempat dan berbagai kegiatan yang membuat mereka semakin tangguh, semakin menghargai hidup, semakin membuat diri mereka ingin ditantang lebih. Banyak yang menjadi founder dari suatu komunitas besar, pemilik café yang sangat humanis program-program pemasarannya, ada yang sudah keliling Thailand dan Jepang hanya bermodalkan beberapa juta saja, ada yang sudah berkelana Indonesia menjadi fotografer instagram dunia, dan banyak yang lainnya yang menjadi ini itu kenal ini itu tau ini itu jaringan ini itu relawan sana sini. Saat itu saya merasa sangat beruntung, saya dibukakan mata hati dan pikiran tentang menjalani hidup. Standar-standar kehidupan yang sangat formal seperti: kuliah-lulus-kerja-kaya-pensiun-selesai perlahan mulai runtuh, saya dibukakan akan tantangan hidup, tantangan yang menjadikan saya tertatih, teriris, terhujam, dan terkikis, namun perlahan tapi pasti semakin membuat hidup saya lebih berarti, membuat saya lebih menghargai, membuat saya lebih mengerti untuk apa saya berjuang keras pada hidup ini.

Nanti ya, Coming soon cerita detailnya! :3

Alhamdulillah, Dan itulah beberapa keseruan saya di semester 4! Terimakasih banyak atas segala pengalaman, orang-orang dan kejadian-kejadian baru yang pernah bersandar dalam kehidupan saya. Sangat menyenangkan! :') 
Semangat tanpa batas untuk terus belajar, berkarya, dan berkontribusi! 
Semester 5 gimana ya? InsyaAllah saya ingin mencoba sesuatu yang sangat berbeda dari 4 semester sebelumnya. Tentunya masih tetap pada jalan yang positif dan menantang! :)

12 Juli 2015

Kemiskinan

Jadi...sudah berhari-hari saya pergi, dari Bandung selama seminggu lebih kemudian ke Jakarta yang akan sampai tanggal 14 Juli nanti, pulang ikut mudik macet-macetan. Kalau kata mas, ya buat pengalaman merasakan macet-macetannya orang mudik. Akhirnya disinilah saya, sesudah di Bandung bertemu keponakan yang manis tapi gampang nangis padahal sudah naik kelas 4 dan satunya yang besok masuk TK tapi kelakuan hiperaktifnya tidak ketulungan. Huah! Diuji kesabaran saya selama di Bandung. Daaan sekarang bertemu 2 keponakan yang lain lagi yang manis-manis tapi 'menghanyutkan'.


Jadi sebenernya saya ini punya berapa keponakan? Banyak amat yah?
Tetapi sebentar, ada yang aneh dari perjalanan saya kali ini, sesaat saya sadar Tuhan memang telah merencanakan perjalanan ini untuk saya. Jadi selama saya melakukan perjalanan yang 80% lebih waktu juga dihabiskan buat guling-guling di rumah, tapi untungnya 20% lainnya bermanfaat. 
Apa yang saya dapatkan dari 20% itu? 
Banyak, banyak poinnya. Salah satunya yaitu pelajaran hidup yang sekali lagi harus selalu saya tekankan pada diri saya. 
Apa itu? 

Bersyukur
Oke tapi kali ini ngena banget.
Serasa ditampar berkali-kali.
Iya berkali-kali.
Dan saya juga baru menyadari suatu hal: kemiskinan di kota besar itu ternyata mencekik ya. 
Maksutnya mencekik? 

Iya mencekik, lebih mengerikan dibanding di desa. Seperti misalkan desa tempat saya tinggal, daerah Bantul. Kalau di desa yang notabenenya lahan masih luas dan mata pencaharian yang masih tergantung pada hasil Sumber Daya Alam sekitar, kemiskinan yang terjadi tidak semengerikan di kota. Makan tinggal petik sana petik sini, lahannya masih subur dan luas untuk menanam sayur serta bahan makanan lainnya. Selain itu, dengan budaya orang desa yang masih kental dengan gotong royong dan rasa welas asih kepada sekitarnya, banyak warga yang sudah terbiasa saling membantu jika ada kesulitan. Harga bahan makanan di desa juga sangat jauh berbeda daripada harga kota, tentunya lebih murah. Untuk pangan oke, untuk papan? Hmm di desa lahannya masih luas banget. Buat gubuk dari kayu dan bambu yang ada di sekitar masih bisa dan kalau pun tidak bisa pasti kemudian warga sekitar akan saling membantu sebisa mereka. Entah dipekerjakan untuk suatu pekerjaan atau malah langsung diberikan bantuan berupa uang. Untuk sandang? orang desa mah sederhana-sederhana, tidak neko-neko ya karena kehidupannya hanya disekitaran situ saja jadi semisal cuma diberi kaos kampanye saja udah seneng, dipakai terus setiap hari. Lingkungannya pun masih asri, air tanah masih lestari, tidak ada polusi, udara masih segar dan air masih bersih untuk dipakai, dan semua nikmat itu pun mudah untuk mengaksesnya. Buat sumur, ambil air, selesai. Intinya kalau di desa lingkungan sekitar masih mendukung untuk tetap bertahan hidup memenuhi kebutuhan primer manusia. Mungkin kalau di desa, yang masih sangat terbatas adalah pendidikannya, akses informasinya, daaaaan sinyalnya. Bagi saya ketiga hal itu juga termasuk kemiskinan. Penduduk yang jauh dari peradaban, jauh dari hingar bingar teknologi dan informasi suatu saat juga bisa sangat mencekik kehidupan masyarakatnya. Bagaimana tidak? Dunia yang sudah berjalan dengan sangat cepat seperti ini jika kita tidak mengikutinya bahkan melebihinya akan membuat kita terseleksi dari kehidupan. Apalagi sinyal, beeh mau seberapa canggih, seberapa banyak aplikasi, mau seberapa banyak paketanmu tapi kalau tidak ada sinyal?! Sama ajaaaaaa! :(  


10 Juli 2015

Pidato Handry Satriago

Tentang Globalisasi, Kemampuan Daya Saing, Dan Kepemimpinan Di Masa Mendatang


Orasi Ilmiah Pada Pelepasan Wisudawan/Wisudawati 
Universitas Paramadina
Jakarta, 19 Maret 2011

Oleh: 
Dr. Ir. Handry Satriago, MM, MBA


Yang saya hormati, Civitas Akademika Universitas Paramadina, Orang tua wisudawan/wisudawati ataupun yang mewakili mereka, para undangan lainnya, serta saudara-saudara para wisudawan/wisudawati Universitas Paramadina.

Ketika saya diminta oleh panitia wisuda untuk membawakan orasi ilmiah pada kesempatan acara ini, perasaan saya seperti teraduk.  Di satu sisi, saya merasa terhormat karena dipercaya berada di podium ini untuk menyampaikan pemikiran saya. Ada rasa bangga yang membuncah ketika rasa self-esteem, pengakuan terhadap kemampuan diri saya disentuh oleh permintaan ini.  Kebetulan globalisasi yang menjadi tema orasi ini merupakan sesuatu yang saya alami langsung setelah hampir 15 tahun bekerja di perusahaan multinasional yang operasinya terhampar di lebih dari 100 negara.  Tapi di sisi lain, permintaan ini seperti mengingatkan saya terhadap sejarah kehidupan saya.  Saya seperti membuka album foto lama.  Pikiran saya melayang jauh ke masa-masa di mana kesempatan untuk memberikan orasi ilmiah seperti ini bahkan tidak pernah hadir dalam mimpi saya yang paling menyanjung sekalipun.  Mengenang hal tersebut, saya bersyukur penuh pada Tuhan Yang Maha Mengatur, dan tanpa sadar saya menggumamkan kata-kata klasik itu: “God really works in amysterious way...”

Saya lahir dari keluarga yang sangat sederhana dan berjuang keras untuk dapat survive di Jakarta.  Kedua orang tua saya tidak pernah punya kesempatan untuk menamatkan sekolah mereka lebih tinggi dari tingkat SMP.  Mereka termasuk generasi perantau pertama dari kampungnya ke ibu kota ini.  Berjibaku dengan keras untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarga dan menyekolahkan anaknya. Masa kecil saya dilalui sebagai anak orang Padang dalam lingkungan perkampungan Betawi yang kental.  Cita-citasaya waktu SD juga sangat sederhana: Asisten Apoteker.  Bukan apotekernya, tapi asistennya.  Entah kenapa saya selalu menjawab profesi itu kalau ditanya mengenai cita-cita, dan bukan cita-cita seperti kebanyakan anak-anak zaman itu, jadi dokter, insinyur, atau pilot.  Mungkin karena ketika diucapkan terdengar seperti sesuatu yang canggih, sophisticated, walaupun saya tidak terlalu mengerti pekerjaan apa itu. Atau mungkin karena memang dari kecil saya selalu ingin berbeda dari apa yang umumnya orang-orang sukai.  

6 Juli 2015

Buber a6 e& 10nan

Haloooooooooo :D

Kemarin hari selasa tanggal 14 Juli, kelas 10.1 Teladan angkatan 2013 mengadakan Buber a6 e& 10nan di rumah Afra. Yeaaaah!!!
Sayangnya masih belum bisa fullteam :(
Tapi gagpapa setidaknya mengobati rasa rindu sama mereka. Hihihi
Saya suka saya suka saya suka *memey's style*
Seru banget, bahagia banget, bikin tambah semangat banget, moodboster banget, terharu banget :'
Dan inilah sebagian dari banyaks bangets foto-foto di album keseruan kami

Cantik-cantik kan? Xixixi :3 

Kemudian ini boyband kami....
Kalau katanya zaky foto a la supersonik(supoternya anak teknik) 
Alay ya mereka... 

5 Juli 2015

Doa Saat Sholat Subuh

Jika selesai shalat subuh dan selagi posisi kakinya masih dalam keadaan menekuk serta belum berbicara apa-apa, maka kita bisa mengucapkan doa ini:


2 Juli 2015

"Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada orang mukmin yang lemah dalam segala kebaikan. Pertahankanlah apa yang bermanfaat bagimu, memohonlah pertolongan kepada Allah dan jangan melemahkan diri. Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka jangan kamu katakan, 'Seandainya saja aku tidak mengatakan ini dan itu,' tetapi katakanlah, 'Allah telah mentakdirkan, dan apa yang dikehendakiNya. 'Sesungguhnya kata 'Lau'(seandainya) merupakan kata yang memberikan kesempatan bagi perbuatan syaitan."

-Diriwayatkan Imam Muslim, Ibnu Majah, Imam Baihaqi, dan Imam Ahmad dalam Musnadnya