31 Oktober 2016

This all must end

Seminggu ini aku mengalami perjalanan yang menegangkan, seru, mengenyangkan, dan membuat bahagia. Bagus, sangat baik, investasi, dan koneksi. Tetapi aku sadar semua ini mungkin sedikit berlebihan. Aku mengeluarkan banyak uang, waktu dan tenaga yang akhirnya aku tidak fokus pada apa yang seharusnya aku lakukan dan rencanakan. Emosiku naik turun dengan fluktuasi yang tinggi disaat aku selalu berdoa memohon ketenangan jiwa dan kerendahan hati. Makanku banyak tidak terkontrol semua yang penting jalan dan sebagainya. huhu maaf Ya Allah, tetapi hamba tetap bersyukur skenarioMu begitu indah dan aku merasa sangat beruntung mengalaminya.

Sudah cukup, bahagiamu sudah cukup, senang-senangmu sudah cukup
Dewasalah, kamu sudah meracangnya dengan cukup baik, targetmu
Aku gamasalah kalau itu kamu lakukan sendiri, tetapi masalahnya kamu sudah melibatkan orang lain
Mereka menunggumu
Orang-orang yang percaya padamu
Menyayangimu dan tau potensi besarmu
Cukup yaa
Sekarang waktunya berbenah dan jalankan tanggungjawabmu
Ingat kamu tidak bisa melakukan semua
Yang bisa kamu lakukan hanya berusaha dengan cara yang terbaik, doa yang terbaik.
Biarlah Allah yang menjalankan sandiwara terbaikNya dengan kita yang menjalankan peran didalamnya.
____________________________________________________________________________________________

-Ya ini, makanya saya ajak mahasiswa ini bu,
-Maaf ya dik sampai malam, tapi gagpapa menarik tadi obrolannya, Untung saya ajak kamu ya, jadi ilmunya ga hanya berhenti di saya saja,
-Makanya kamu saya ajak karena kamu peduli
Bu Saras, Dosen Teknik Lingkungan UGM, Imperial College London Alumn

nggih Mbak, matur nuwun sudah meluangkan waktu dan tenaga mengantar Pak Bahu ke rumah saya, belajar yang rajin nggih ...

Pak Pujo Semedi, Dosen FIB UGM, Mantan Dekan dan Wakil Menteri Dikbud

-Mbak diselakke mbak, dianter ke Mas Pujo, bentar saja mbak yang penting ketemu, pokoknya diselakke ya mbak.   


-Alhamdulillah kalau sudah ketemu, nanti coba kami dikirimi sampel ya
Mas Renggo, Dongeng Kopi

Mbak matur nuwun ya, aku ko malah ngrepotin mbak terus, tetap semangat mbak 
Pak Sis, Bau/Kepala Dusun Sipetung

Dan banyak cerita lainnya, meaning itu, rasa tulus dan terimakasih itu. Sudah cukup membuatku bahagia lebih dari apa yang harus aku lakukan, waktu, tenaga dan pikiran. 
Semoga Allah selalu memberikan keberkahan bagi beliau-beliau. 

23 Oktober 2016

Orang-Orang Spesial

Selamat Pagi, pagi yang cerah semua nya! :)

Hari ini aku pengen cerita mengenai beberapa orang yang aku kenal dan aku sedang ‘belajar’ ilmu kehidupan dengan mereka. Kenapa aku bilang ilmu kehidupan karena saat bersama mereka aku bisa bebas bercerita bahkan berbagi pendapat dalam banyak hal: mulai dari hal sekecil hobi, kesukaan, bahkan sampai negara, pemerintah dan program-programnya. Karena juga aku jarang bisa menemukan orang-orang yang bisa aku ajak mengobrol lama untuk berbagai hal yang aku rasakan, lihat, baca dan alami. Kagum juga sih sebenernya dengan kiprah beliau-beliau yang akan aku sebutkan ini :’

Bu Sri Puji Saraswati
Pertama kali aku diajar beliau waktu mata kuliah teknik penyehatan, aku baru tau kalau ada dosen Bu Saras. Saat diajar beliau tentang pengolahan air dan air limbah aku langsung suka dengan mata kuliah ini karena ada unsur-unsur biologinya yang aku masih familiar saat mendengarnya. Selain itu juga di mata kuliah ini aku baru tau ternyata yang membangun septiktank, ipal komunal, dan pengolahan limbah lainnya itu anak sipil to.

Dan aku suka topik sanitasi sejak semester sebelumnya setelah membaca program UNICEF Indonesia yang menurutku KEREN BANGET tetapi as always sepertinya banyak yang tidak tau, namanya: Tinju Tinja, jadi program yang diinisiasi UNICEF Indonesia ini bertujuan untuk meningkatkan awareness masyarakat betapa pentingnya sanitasi dan buruknya perilaku buang air besar sembarangan bagi lingkungan dan diri sendiri. 


Melalui progam itu aku baru tau fakta-fakta buruknya sanitasi di Indonesia. 62 juta orang Indonesia tidak mempunyai sanitasi yang layak dan itu membuat Indonesia menjadi negara kedua terbesar di dunia yang tidak mempunyai sanitasi layak. Memalukan dan menyedihkan. Sementara banyak orang yang kurang peduli bahkan tidak tau dengan fakta masalah sanitasi di Indonesia, dampaknya apa, seberapa ngaruh emang untuk ibu melahirkan, remaja perempuan, bahkan untuk sumber mata air tanah dan sungai. Dan yang paling aku merasa antusias dengan issue ini adalah ternyata sanitasi yang buruk itu menjadi penyebab utama kematian anak-anak selain malnutrisi, karena apa? Dengan sanitasi yang tidak layak atau bahkan tidak mempunyai infrastuktur sanitasi like jamban, septiktank, tripikon-s, dan pengolahan limbah lainnya dapat mempengaruhi pola hidup masyarakatnya yaitu muculnya kebiasaan buang air besar sembarangan(BABS)-open defecation- Nah perilaku BABS tersebut dapat menimbulkan banyak sekali penyakit karena BABS membuat air tanah terkontaminasi bakteri, kemudian lalat-lalat yang mengelilingi BABS nempel dimakanan membawa bakteri, BABS di sungai kemudian anak-anak mandi disitu, sangat tidak menyehatkan, pokoknya kalau baca infografisnya Tinju Tinja nya UNICEF itu mengerikan, miris, www.tinjutinja.com banyak infografis menarik yang bisa kamu pahami betapa sanitasi yang layak itu sangat-sangat-sangat penting untuk mengakhiri kematian anak-anak dalam hal penyakit yang berkaitan dengan dampak sanitasi yang buruk.  Oke selesai. Ini malah ngelantur ke betapa-aku-suka-sama-issue-Clean Water and Sanitation aku mau buat post tentang sesi ini sendiri nanti. Kembali ke Bu Saras.


Yang aku suka adalah saat ibunya membuka pikiran: masak aku sipil belajar biologi juga, istilah-istilah biologi gini’ ibunya menjelaskan dengan: oke topik lingkungan, biologi, dan bagaimana mengukurnya sehingga kita bisa menggunakannya dengan bijak itu para biologist dan geographyst yang ahli tetapi apa bedanya kita engineer dengan mereka, karena kita menciptakan, kita mendesain solusi dari problem tersebut kita tau bagaimana cara menanganinya dengan bagunan publik yang kita buat. Kemudian aku tersentuh dan terenyuh (huu lebay wkwkw). 


Bu Saras orangnya perfeksionis, baik, dan menyenangkan. Beliau orang yang open mind, sangat open mind selain itu juga pikirannya mendalam beliau bisa dengan gamblang menjelaskan betapa kenapa sih kamu harus peduli detail? Peduli dengan sekecil apapun aktivitas yang kamu lakukan sebagai dampaknya dengan lingkungan?. dan dari pemikiran-pemikiran beliau lah saat mengajar itu membuatku pengen membangun Rumah Masa Depan yang aku rancang sendiri dengan konsep ramah lingkungan dan sanitasi yang sehat. Beneran, ibunya memberikan tips and trick mulai dari bagaimana kamu mengolah air limbah yellow water, grey water, black water dari dapur dan kamar mandi itu seperti apa, kalau kamu pengen bikin taman yang bagaimana sejenis wetland dengan batu-batu yang komposisinya bagaimana, detail seperti apa, kalau kamu pengen mengolah limbahmu itu bahan-bahan lokal seperti apa yang kamu bisa gunakan, mengelola air hujan dan meresapkannya bagaimana dan lain-lain. Detail-detail kecil yang menyenangkan, konsep yang basisnya lingkungan tetapi dengan cara yang cantik dan elegan dan aku suka :D.