10 November 2017

Si Asing dan Pencerita

10 November 2017

Entah kenapa akhir-akhir ini sedang suka mendengarkan lagunya Payung Teduh-Untuk Perempuan Yang Sedang di Pelukan, sedang berusaha membuat diri tenang dan kalem. Entah kenapa juga sedang mencari ketenangan hati dan jiwa. Apa yang sedang dicari sebenarnya?

Mungkin lelah pikiran, memendamnya sendiri, berusaha terlihat kuat, nyatanya dari dalam sedang memerangi prasangka buruk yang dibuat oleh diri. Terkadang hanya ingin tenang tanpa beban tanpa pikiran tanpa stereotype tanpa apapun, hanya menikmatimu, senjaku, bersama kopi mungkin(?). 

Betapa menenangkan hidup tak terburu oleh dunia dan waktu. Bertemu denganmu yang asing, yang tanpa perkenalan pun menghasilkan makna dalam nan asik untuk diramu bersama diiringi celotehan nan lucu menertawakan pikiran dan makna kehidupan.

Berlanjut sepanjang malam penuh dialektika tanpa jeda, memadukan frasa menggalakkan cerita, saling bersahutan menentang paham, yang melebur di akhirnya malam, bersama menciptakan impresi penuh arti, mengimaji untuk hidup yang lebih berarti.

Berjalan bersama menuju ufuk pagi yang terang, menangkap serpihan-serpihan nyala ibukota malam. Menjajaki jalan-jalan setapak, menjamah sudut-sudut pemukiman urban, mengabadikan momen di balik ruangan, menarasikan lakon-lakon sandiwara kehidupan.

Sampai akhir, pada ujung perjalanan, titik pergantian malam dan fajar, mengemas kesimpulan dan cerminan masa depan, mensyukuri titik-titik parsial kehidupan.

8 November 2017

Satu Jam Perjalanan

Sudah terhitung lebih dari setengah tahun aku tidak melihatmu seperti dulu. Sudah lebih dari setengah tahun aku tidak melihatmu bahagia penuh antusias mengabdikan dirimu untuk suatu keikhlasan dan ketulusan. Sepertinya ada sesuatu yang hilang dari dirimu?

Dalam pulangmu setiap malam satu jam perjalanan jauhnya, kamu tidak lagi berbicara padaku tentang kontempelasi kehidupan. Pikiranmu yang dalam dan bermakna dari hari-hari yang kamu jalani. Yang dulu kamu sering lakukan yang sampai rumah kemudian kamu menuliskannya dan mencari cara untuk membantu menyelesaikannya. Yang kamu tuliskan di buku kesukaanmu itu, aku suka nama bukunya: 
Buku Ide/Kontribusi 

Dalam pulangmu setiap malam, aku juga tidak mendengar lagi hatimu sedih saat melihat orang-orang malam itu mengayuh becaknya tanpa ada penumpang di depannya, mendengarmu menggerutu di sepanjang jalan bagaimana cara membantunya, atau keinginanmu agar bisa menjadi penumpang terakhir mereka setidaknya. 

Aku tidak melihat lagi tangan kananmu bersembunyi memberi di antara malam pulangmu kepada mereka orang-orang berpeluh dengan keranjang di depan yang masih penuh, dengan pakaian yang lusuh. Di antara hujan deras kamu dulu sering melihatnya masih dengan bunga-bunga yang belum satupun terjual. Atau melihat yang lain, di tepi jalan dia duduk menekuri keranjang-keranjangnya tidak ada satupun yang berminat, dan saat kamu mendekat terlihat mata yang sangat kelelahan. Aku tidak melihat lagi matamu basah akan kejadian-kejadian itu walaupun dulu malah justru kamu sering mencarinya. 

Aku tidak melihat lagi antusiasme atau sekedar sapaan ramah saat kamu pergi ke pasar, kamu dipanggil sama ibu-ibunya tetapi kamu menjawab sekenanya. Aku tidak melihat lagi tertawa bahagiamu bersama mereka simbah-simbah atau bapak ibu saat kamu mengantar ayahmu kontrol rutin di rumah sakit, karena kamu tidak ikut pergi kesana sekarang. Bahkan, untuk hal yang paling kecil saja aku tidak melihat lagi kamu menonton video favoritmu, kamu bahkan sudah tidak berminat untuk pergi ke Larantuka bertemu Mama Mia, ibu inspirasi Kopernik. 

Ada apa denganmu? 

Aku juga tidak mendengar lagi syukur yang sering kamu sematkan dalam perjalanan satu jammu itu. Syukur akan hidupmu yang ternyata begitu nyaman, yang kamu menyadari bahwa saat ternyaman menjalani semua aktivitasmu masih ada yang berjuang keras hanya untuk makan layak. Dan aku selalu suka kesimpulan dari akhir perjalanan, saat kamu sering berjanji untuk menjalani hari-harimu kedepan sebaik mungkin atas wujud kebersyukuran itu. 

Aku tidak mendengar lagi ajakanmu ke tempat yang sering kamu kunjungi saat penat. Desa yang telah menjadi abdianmu dulu selama setengah tahun. Yang saat kesana di sepanjang jalan tak henti-hentinya kamu bahagia karena merasakan curam naik turunnya jalan tersebut. Tapi aku tau bahagiamu tidak sekedar itu, bahagiamu menemukan tempatmu kembali, menghilang dari rutinitas sejenak, sapaan ramah masyarakat, kelucuan anak-anak.

Apakabar mereka? 
Apakabar kamu?
Kamu kemana selama ini? 

Aku sedih melihatmu akhir-akhir ini, kamu sering takut, terburu-buru, cuek sekali dengan sekitar, pikiranmu penat, kegiatanmu banyak, keinginanmu banyak, egois sekali kamu akhir-akhir ini dengan dirimu sendiri. Kamu mengatur diri terlalu keras, satu jam perjalananmu lebih cepat sekarang karena kamu ingin segera pulang dan menyelesaikan semua. Satu jam perjalananmu hanya diam, atau malah marah, kesal dengan hari yang baru saja kamu jalani. Aku tidak tau ini memang sudah waktunya atau hanya sekedar fase yang harus dijalani sebentar. Tetapi aku rindu, aku rindu sekali dengan salah satu bagianmu yang dulu. 

Hatimu kering.....inginku melunakkannya.

31 Oktober 2017

Being a Woman Engineer

Last night I worked on essays about Women Engineer. Actually, I applied a forum called Women Engineer Unilever Leadership Forum for Indonesian organized by Unilever x WomEng.org  I found this information from Line Group and I feel that I capable to be one of the candidates and why not to try? It doesn't matter if I am not selected, I just like the questions they're given in the application form and I want to repost my application form here. So you can read my opinion about being Woman Engineer as well. Okay thank you, happy reading! :)

Why did you choose to study an engineering-related degree ?


I love math and science especially physics when I was in high school. So that, I was looking for a study that provides me into the practical field and also feeds my curiosity to understand how things work in scientific ways. I am an avid reader and a dreamer, but at the same time I love the security and clarity of science. My parents wanted me to take medicine at the beginning, but I knew that I was not into it. So I decided to choose taking an engineering degree.

Engineering is the field that solves the most impactful of our problems in the world and has the direct impact to the communities, like creating clean energy, detecting cancer, building bridges and so on. I enjoy seeing the first-hand what the engineers are doing, seeing the particular part is going to be used in a space, that one is going to be used to bring clean water to people in the density of desert areas. They are constantly changing the world with inventions and solutions that affect everyone’s lives. Engineers are like the wizards of our society, everyone wants them to fix their problems, and no one is quite sure how they came up with the solution.

I thought that being an engineer is fun because I get to use magic to create things every day. Civil engineering is the best choice for me and it gave me many satisfactions. I realize that this field builds something for people to use for years to come. And when you’re really engrossed in something which you know will make a huge difference to hundreds of thousands of people’s lives for many years to come, I think going off to study can never be anything less than exciting. 


Please describe your future career aspirations and your ideal employer.

I really passionate to do volunteering, almost in my whole-life-college is filled by voluntary activities. And in my way to do that, I've seen many problems in basic human needs that I believe I can provide the solutions which concern towards the problems of clean water and sanitation. Problems ranging from the processing of water resources to the problems of the household wastewater disposal. According to the United Nations, 63 million Indonesian people do not have an access to toilet so they still doing open defecation (BAB) in rivers, lake, and even sea. 

I think this is an important issue that needs to be resolved because it relates to the basic needs and healthy living. One of the personal reasons is I want to learn that the goodwill and having concern is not enough, I need to develop my self further in terms of science, intellectual power, and mastery of technology so that I can implement in an optimal contribution. I want to be a part of solutions in the field of clean water and sanitation problems in my country. I hope that one day I can see Indonesia public health increasing and no more children who are sick with pneumonia or diarrhea just because of the difficulty of access to clean water and sanitation.

My ideal employer is the one who values women engineers in the workplace, it’s mean that they also have a voice and want to feel heard and respected. Bringing women into the workforce is not just about plugging the skills gap. It’s about bringing a more diverse workforce where people can be confident expressing their ideas. It’s about how a more diverse workforce equals a more productive one. 

And also there is an emphasis on work-life-balance, women engineers tend to work hard and willing to put in the hours necessary to achieve the company goals but they do have a family too. I think that they are happier in a work environment where they can work hard, be rewarded and also have the flexible hours to have a life outside of the office. It is my belief that when woman work in an environment that allows them to feel valued, work hard yet have balance and offers opportunities to advance, they can represent the significant competitive advantage.  


Why would you like to participate in the WomEng-Unilever Leadership Program ?

I want to be a part of a movement toward equality and opportunity for women in engineering. A leadership program that provides the resources I need whether I am beginning, resuming, or building my future career. I want to broaden my network, meet as many people as I can who have similar passion in the field of engineering and technology. So that we can share our visions and our missions to make a difference in society. Facing the global issues with the kind of new board-minded, diversity of perspective, and creative solutions also collaborate and make the better world in terms of technology.

And also I want to see by myself that by having more woman an engineering and technology industry will have the stronger community, make more varied, innovative, and gender inclusive products and better serve our world as a hope.


What would you like to learn the most during the WomEng-Unilever Leadership Program?

I want to learn more about practical problems in real life as women engineer with the mentors. Because I know that my university prepares more for the technical challenge than it does the realities of performing at real work I guess.

I want to learn with the mentors about the necessary life and business skills to succeed in the industries, and also how to think through the technical challenge in the field of engineering in real projects. With the diverse background of the field of engineering, I want to know about the facing problems, solutions, and innovations in another field engineering.

okay, soo... are you a woman/female/girl engineer? please share your opinion too :)
These are some TEDxTalks video about the story become a female engineer, really cool! 

Andrea Gonzales, a girl who has a background in computer science build community called Girls Who Codes, and in 17 years old she created a game called Tampon Run, Through Tampon Run and women in the game industry, this girl wants to help us understand that women are ignored as users and creators of technology, and why.




Morgan DiCarlo is an undergraduate Civil Engineering student with a Business Management minor in the Women in Science and Engineering (WISE) Program at Stony Brook University. It is her dream to apply science and math principles to solve global water problems.




Iowa State University Computer Science major Cassidy Williams was often the only girl in the room. She shares her story of pursuing her passion as a model for encouraging women in STEM.




Debbie Sterling is an engineer and founder of GoldieBlox, a toy company out to inspire the next generation of female engineers. She has made it her mission in life to tackle the gender gap in science, technology, engineering and math. She create an engineering toy for girls called GoldieBox



and the one who have a background as woman mechanical engineer pursue her passion in racing and engineering and become a technical engineer at FORMULA SEA team and allowing her to become only the second female Team Lead in the team's 25 year history.. so coool!



25 September 2017

Quarter Life(3)

Beberapa akhir ini memilih untuk diam sejenak tidak terlalu banyak berkomentar tentang hal apapun dan tidak peduli pada apapun, bisa dibilang kehidupan orang lain. Menuju ke fase selanjutnya yang kata orang kehidupan sebenarnya. Tidak sabar menanti. Tetapi juga skripsi manis manja ini tidak mau melepasku cepat-cepat. Namun aku juga yakin tangan-tangan Tuhan sedang memberiku banyak pelajaran di masa ini. Sehingga yasudah ku nikmati saja alur perasaan naik turun ini.

Di sela-sela pengerjaan, aku sadar banyak kekurangan diri. Yang masih perlu diperbaiki. Hati yang masih perlu dibersihkan. Emosi yang masih perlu dikontrol. Tindakan dan ucapan yang perlu dijaga. Nafsu sementara yang sering membutakan. Kemalasan dan ketidakmauan yang menjerumuskan.

Quarter life crisis katanya, semakin banyak hal yang perlu ditoleransikan, diperjuangkan, dikalkulasikan, diintegritaskan, di-yaudah gapapa-kan, diprofessionalkan, dibelajarkan, disalahkan, dijerumuskan, dipilihkan, dan di-masih banyak yang lain.

Beruntung bagiku mengenal banyak orang dari berbagai golongan. Pernah berada pada fase termakan opini yang: 'ah IP gapenting, yang penting organisasi, pengalaman dll, akademik mah ga penting' yang akhirnya beneran organisasi bagus, social skill oke, di-kpft sering denger: 'Hai mbak Hanum!', ya ga sesering ketua BEM. Dulu setuju sama pendapat 'wah IP cuma masuk administrasi dll sebagainya'. Kemudian tiba-tiba semester 5 bertobat, tetapi organisasi/event tetap jalan, dan pada saat itulah baru tau perjuangan mendapat IP bagus itu tidak semudah yang dibayangkan. Dan aku berfikir: 'Gila ya jadi Raka susah juga ternyata' (Raka Bagus Panuntun, temenku lulus 3,5 tahun IPK 3,97) kemudian aku jadi sangat tidak suka dengan opini yang dulu aku percaya, aku ingin sekali bilang dan mendukung orang-orang seperti Raka saat ada yang menyebar opini seperti itu: 'Hei! kamu tidak tau ya perjuangan Raka, atau yang lainnya. Kamu sih belum pernah ngerasain dan coba sendiri!' see aku jadi hormat sama orang-orang seperti Raka karena aku udah tau perjuangan kerasnya.

Pernah juga pada fase anak BEM, yang disebut-sebut anak politik, birokrasi, banyak mikir, banyak omong, tapi cuma omong doang katanya. Dengan anak jurusan misalnya. See, apakah sesempit itu pikiran, kalau saat UKT kalian tidak ada yang memperjuangkan? Itu dulu.

Pernah juga pada fase menjadi anak volunteer, yang disebut: 'ah ga fancy, capek, kamu ngapain nglakuin hal-hal kayak gitu.' ga bersertifikat dan ga berpamor. Tetapi lagi, disaat itulah aku menemukan orang-orang luar biasa yang membuatku berpikir segala status itu tidak penting: status anak ugm, anak teknik, anak rantau, anak biasa, anak founder, anak jabatan dll. Semua hilang oleh pengalaman yang aku rasakan menjadi volunteer di cakupan fakultas, provinsi, nasional. Bertemu dengan orang-orang super kreatif dan tulusnya luar biasa. Boleh jadi salah satu turning point hidupku adalah fase ini.

Pernah juga pada fase anak hunter youth forum, baru aja masih hangat. Awalnya aku yang skeptis sendiri pada mereka-mereka yang sudah berhasil: 'Hmm perasaan mereka pengalamannya ga lebih dari aku tapi kok bisa ya harusnya aku juga bisa.' emang sombong benar padahal belum nyoba. Dan saat nyoba, mulai dari awal bekerja keras hampir 5 bulan lebih untuk mempersiapkan segala requirements. Ternyata kembali lagi, statement itu hilang, baru ngerasain sesulit dan sebekerja keras itu, dalam memenuhi requirement terutama. Percayalah dibalik 1-2 email kata 'Congratulation!' terdapat belasan kali email 'We regret to inform you that..' 'We have selected another qualified applicants..' Lumayan hardcore sih perjuangannya, dari tanggal 2 Januari sehari setelah hari yang biasanya digunakan untuk merenungkan resolusi awal tahun. sampai pada bulan awal Juni pertama kali mendapat email 'Congratulation!', sudah terhitung 15 kali lebih apply youth forum. Belum belajar bahasa inggrisnya, dalam 3 bulan hampir 1 kali dalam 2 minggu ikut TOEFL Simulation, sebulan sekali pasti ikut IELTS simulation Cilacs UII. Tiap bulan ngelist dalam satu folder isinya application form dengan nama file deadline dan eventnya:
'16 May___UNLEASH 2017' '4 April___MaD Forum 2017' dan laiinnya.

Hasilnya?
3 kali lolos sampai tahap akhir, tapi akhirnya 2 yang berangkat ke Denmark dan Hongkong, yang satu lagi harusnya Oktober ini ke Russia tapi bapak ibu mas mbak tidak menyetujui karena harus memprioritaskan skripsi. Sedih ya, tapi gapapa aku ikhlas dan bersyukur.
2 kali interview langsung dan via skype.
1 kali waiting list (update: dapet di Belize, deket pulau Karibia besok November, tapi travelflight bayar sendiri dan mahal)
Gagal? berkali-kali...
Yang niat awalnya: 'aku mau nyoba, aku juga pasti bisa' menjadi 'ya Allah aku bahagia bekerja keras seperti ini, aku belum pernah membuat diriku perlahan keluar dari zona nyaman berusaha menjadi Hanum yang lebih baik dari sebelumnya, alhamdulillah, apapun keputusanMu aku senang telah memilih jalan ini.'

kalaupun kamu gagal atau Allah meridhokan hal lain, setidaknya:


“At times Allah tests us, it is not to reveal our weaknesses, but for us to discover our strengths…” 

"Every struggle in your past has shaped you into the person you are today. Take God's hand and step into your future without fear."

Kemudian sekarang sedang pada masa menjadi mahasiswa yang tidak bisa post di instagram layaknya mahasiswa freshgrad dengan statement: 'Senangnya bisa lulus 4tahun, lulus tepat waktu' '4th yang lalu aku berdiri di sini menerima kuliah pertama kali' dan sebagainya. Padahal masih ada yang lain yang belum mengambil TA bahkan, atau misal John temenku anak Papua yang masih harus memenuhi sks berupa-rupa. Tapi aku juga turut senang melihat mereka yang lulus tepat waktu dan segera untuk menuju ke fase hidup selanjutnya.

Selain itu, sekarang juga tambah kenal dan berteman dengan mas mbak temen-temen yang kalau liat linked-in nya so wow. Atau liat profilenya di google, yaampun mas kok bisa kenal aku dan kemaren ngobrol-ngobrol santai sama aku yang apalah ini. Pada saat itulah aku berpikir pepatah jawa: 'Aja gumunan, aja getunan, aja kagetan, aja aleman'. bukan berarti cuek loh tetapi lebih ke perlakukan semua orang sama, sama baiknya, sama meghargainya, sama berprasangka positifnya, sama mau membantunya, sama mau mendengarkannya dan sama-sama lainnya.

Ada teman bilang:

'Num, kok kamu bisa kenal orang kayak Putri, Mas Nabil, tapi kamu juga punya temen kayak kita yang gini keadaannya ya'

'Iya Hanum tu juga alpha-female, tapi dia beda dengan temen-temenku yg alpha-female lain. Dia masih punya rasa giving, sharing, caring ke yang lain.'

Terus kemudian aku berpikir, iya juga ya, kenapa ya, terus aku sadar, aku dari dulu punya prinsip bahwa jangan meremehkan atau merendahkan orang lain. karena aku dulu atau kapan pernah di posisi tersebut dan it goes nothing. Aku yakin setiap orang itu punya kemampuan, potensi dan kelebihannya masing-masing. Makanya aku selalu mengatakan ke diri sendiri: kamu tidak tau apapun tentang orang lain, dont easy to judge, just keep silent, give smile, and understand what they are talking.'


Hasil gambar untuk iceberg illusion


Seperti iceberg illusion, setiap orang punya apa yang tidak dilihat. Sukses digambar itu menurutku bermacam-macam, bukan hanya soal status sekali lagi, tetapi juga pencapaian/keberhasilan yang lain. Bukan sukses standar sosial biasanya, tetepi lebih ke 'coba kita pahami konteks'. Semisal, aku selalu merasa mbak Mar itu orang yang sukses dalam menghadapi hidupnya. Bekerja menjadi asisten rumah tangga pagi-siang-sore, malemnya kuliah, 5 hari dalam seminggu. Tidak punya orang tua, ayahnya meninggal, ibunya maaf 'gila'. Satu-satunya keluarga hanya adiknya. Hanya untuk dapat smartphone yang bisa buat WA aja nabung berbulan-bulan. Sudah semester 5 sekarang tetapi belum punya laptop, masih nabung. Walaupun dia juga sering ngeluh, tapi sekalipun tidak pernah berhenti bangun paling pagi dan tidur paling malam di keluarga Masku yang mempekerjakannya. Mimpinya Mbak Mar bekerja menjadi pegawai bank dan mendapat gaji tetap, sederhana kan menurutmu? tetapi dibalik itu perjuangan untuk meraihnya lebih keras. Banyak kan yang seperti itu, menurutku setiap orang berhasil/sukses dalam konteksnya masing-masing. Mungkin aku sukses karena fasilitas yang aku punya lebih jumlahnya untuk mengerjakannya, meraihnya, hanya tinggal diri ini mau apa enggak. Sehingga ya banyak faktornya, dan semakin banyak faktor atau fasilitas yang dimiliki seharusnya saat itulah aku merasa bersyukur, dan memanfaatkan hal itu dengan sebaik-baiknya.

8 September 2017

Quarter Life(2)

Hay semua :) 
Aku ingin mencatatkan sebuah pelajaran ini di blog yang sebenernya ini note to myself. Kenapa aku tetep catet diblog soalnya biar aku baca ulang lagi suatu saat kalau lupa hehe. Karena yang sering mengunjungi blogku sendiri pun aku sendiri :)) #sedihya 

Di masa-masa quarter life ini, pasti hati sering banget terbolak-balikkan, selain hati pandangan hidup juga, bener emang antara idealis dan realistis. terkadang kita pada puncak tertinggi idealisme sampai menggebu-nggebu, sampai ambisius banget. Bagus kalau memang kita yakin dengan apa yang kita lakukan. Tapi semua itu sirna saat kamu mulai membandingkannya dengan orang lain, kamu mulai menganggap diri kamu hebat, manusia merdeka, dan bebas lebih dari yang lain yang kamu anggap hanya mengikuti arus dan sebagainya. Dengan kata lain secara tersirat atau bahkan secara lisan kamu mengatakannya: 'ngapain gue jadi pns, gag lah gaji kecil, ngapain aku daftar pns.' semisal. Disaat di sebelahmu ternyata ada yang barusan sebelum kamu masuk bilang mimpinya kerja di Kementrian PUPR dan jadi PNS. kamu po num? enggak bukan aku lulus aja belum kan butuh scan ijazah wkwk ada lah orang lain. Gapapa emang bener kok faktanya, tetapi..jawabnya coba agak lebih selo.. Ada lagi beberapa kejadian serupa saking ambisiusnya bahwa 'aku akan berada pada jalan itu' tetapi dibarengi dengan melawan/merendahkan/menganggap remeh pekerjaan/kegiatan yang lain. See? Respect ga yang mau ngasih rejeki? 

Boleh kok suka banget, bahagia banget atau merasa oh itu jalan hidupku! tetapi pas perjalanan: 
'hey lihat jalan hidupku lebih menarik daripada punyamu, pilihanku lebih nyaman, ah apa itu punyamu.' 
No. di masa-masa quarter life crisis ini aku merasa kata-kata yang keluar dari lisan kita itu adalah doa-doa yang mengiringi usaha. beneran. aku udah liat beberapa kejadian yang dulunya ngomong apa dan bilangnya gimana ternyata berbulan-bulan kemudian semua berubah. Ya bener sih rejeki emang udah ada yang mengatur tetapi pasti juga perlu ditempuh dengan cara yang baik juga kan. Jadi kayak apa ya sekarang itu lebih ke: udaaah selow diem aja, banyak-banyak bersyukur, jaga lisan, pikiran, tindakan, dan hati hanum, you know nothing ttg apapun dan kehidupannya siapapun, yang penting kamu berpegang sama prinsip dan hidupmu :)

Karena bagiku sama sekali tidak ada pekerjaan yang rendah selama pekerjaan itu dilakukan dengan cara dan niat yang baik. Tidak ada. Bagus, pekerjaan apapun yang kamu lakukan. 

Kontraktor, aku kagum sama temen-temenku yang berani masuk sana dan berani untuk ditempatkan di tempat-tempat terpencil. Untuk membantu pemerintah, masyarakat, dan perekonomian Indonesia menjadi lebih maju lagi. Mungkin di Jakarta digembar-gemborkan akan dibangun 16 bendungan mulai tahun 2018 sebagai wujud pelaksanaan NawaCita Jokowi lalalalala tetapi coba 16 itu dikerjakan oleh mereka, orang-orang yang mau melaksanakannya di lapangan. Yang selama ini aku baca di Rencana Jangka Panjang/Pendek Jokowi yang tersemat dalam pdf atau kertas dan temen-temenku adalah orang-orang yang secara nyata mewujudkannya :')

PNS, kemarin aku barusan debat sama mas dan mbakku ngomongin tentang First Travel, siapa yang salah, kenapa bisa kejadian seperti itu, yang berujung pada komentarku: Gila Anisa Hasibuan cerdas dong berarti. Karena jadi sebenernya dia ngejalanin First Travel itu juga dengan strategi ekonomi juga namanya apa gitu kemaren lupa dan ada teorinya cuma emang banyak referensi juga yang mengatakan bahwa strategi investasi seperti itu tidak akan bertahan lama ditambah lagi Anisa Hasibuan yang tamak beli barang-barang mewah, jadilah semua terkuak dan kolaps. Terus pasti kita bakal nyalahin Anisa Hasibuan kan, tetapi masku bilang: ya gabisa serta merta nyalahin dia juga. Coba kita lihat lebih awal lagi. Kenapa First Travel yang kenyataannya cash flownya ga normal itu bisa terus jalan. neraca keuangan yang ga balance itu bisa terus beroperasi. kenapa dia bisa dapet ijin bahkan sampai katanya kalau di perjalanan travelnya dia nyewa pesawat sendiri untuk memberangkatkan umroh. Ada suatu keganjilan kan? Jadi kayak kenapa kita baru aware saat ada banyaak sekali korban-korban terkuak dan kita baru sadar selama ini emang kita kemana? kok ga mencegah? Berarti bisa aja dong regulasinya. Regulatornya selama ini gimana nih, kenapa ada kejadian seperti ini, yang bahkan sampai travel-travel haji lainnya sempet pada lapor dan protes karena first travel matok harga murah banget bahkan dari travel yang murah-murah. mematikan pasar travel yang lain. Nah pada saat itulah: oiya ya regulatornya yaa. Siapa orang-orang pemegang regulasinya? orang PNS. pegawai pemerintahan. Apalagi regulasi-regulasi yang lain birokrasi-birokrasi yang lain, mereka yang megang. Bagus kan pekerjaan yang impactnya buat banyak orang. bahkan langsung ke masyarakat. dan itu regulasi bayangkan peraturan hidup. Keren dan itu adalah pekerjaan dasar yang efektif untuk mewujudkan kesejahteraan, ketertiban umum. 

Peneliti, ini barusan diceritain afra sih tentang dosbingnya yang superr galak tapi juga supeeer pinter ibunya masuk lima ilmuwan wanita indonesia yang mendunia kalau di searching google semua artikel bilang gitu wkwkw. Keren menurutku ibunya, dia penemu bahan gusi palsu dengan harga lebih murah tetapi juga aman, nah dia ahli biomaterial katanya coba searching aja namanya Prof Widowati Siswomihardjo. Aku percaya bahwa salah satu kekuatan dari majunya negara salah satunya adalah inovasi teknologinya. dan orang-orang yang berada dalam ranah itu kereen. kereen banget. jadi kita gaharus ngimpor gusipalsu lagi. 

Kepala Dusun, waah ini pekerjaan keren juga menurutku, banget malah, dedikasinya besar daaaaan dia adalah leader tingkatan terakhir yang langsung nyentuh masyarakat, ya walaupun masih ada ketua RT,RW juga tapi mereka juga keren. Udah banyak nemuin Kepala Dusun berdedikasi tinggi, bersemangat, dan ikhlaas banget hidupnya untuk melayani masyarakatnya, mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Bahkan aku pernah baca profil dosenku, guru besar ugm, dosen tertua di sipil, udah dapet satya lencana kesekian, dapet gelar dari paku alam atau keraton atas ilmu dan penemuan-penemuannya. Namanya Prof Sunjoto, kamu tauga umurnya skrg 70th kelahiran 1947 bayangin udah sepuh kan tapi masih semangat ngajar dan aku suka. Di buku yang beliau tulis yang pernah dikasih ke aku itu ada profilnya, beliau bilang kalau selama ini beliau menjadi dosen, peneliti, guru besar dan pekerjaan-pekerjaan yang pernah beliau lakukan diantara itu yang paling beliau sukai adalah menjadi ketua RW hehe. Lucu kaan :' mau se wow apa ternyata beliau sangat menikmati dan suka menjadi ketua RW suka dengan budaya gotong royongnya, musyawarah dll. 

Apalagi yaa, masih banyak kok. menurutku semua pekerjaan yang diniatkan dan dilakukan dengan baik itu ya Baik. Jadi intinya adalah pada masa-masa quarterlife ini emang kita banyak pandangan, hati mudah terbolak-balik, ego naik turun, tetapi jangan sampai membutakan semua ingat quarter life adalah masa-masa perjuangan. semua masih sama-sama belajar, berdoa, berusaha, jadi saling respect aja. Jaga hati, lisan dan tindakan, fokus dan pegang prinsip hidup. 



5 September 2017

Quarter Life

Hay semuanya! Assalamualaykum wr. wb. :)

Aku ingin menumpahkan sedikit pemikiran yang beberapa akhir ini menghantui. Aku berada dalam posisi sebentar lagi umur 22 tahun besok Januari tanggal 16. Di umur dan di keadaan yang ngebut skripsi-pendadaran-graduation kemudian memasuki tahap hidup yang berikutnya yang kata banyak orang welcome to the real world! Mulai banyak orang-orang dewasa terutama kakakku yang ngasih wejangan, atau aku yang nanya-nanya atau aku kepo-kepo dari kakak tingkat dan sebagainya. Tentu hal tersebut membuat diri ini penuh dengan pandangan-pandangan, rujukan, saran, dan ancaman juga ada. Kalau ancaman lebih banyak dari Mas Hendra sih, selama ini aku merasa diancam, always ditanyain next step hidup kayak aku gaboleh hura-hura dikit wkwk :'(

Ada beberapa hal yang baru aku sadari atau baru aku alami, udah tahu sih hal ini bakal terjadi tapi emang secepat ini ya yaitu teman yang semakin sedikit, bahkan enggak ada. Sekarang sedang pada tahap semua berjalan sendiri-sendiri. Benar-benar sendiri. Jujur aku masih ga nyangka sekarang BETUL-BETUL SENDIRI. coba bayangin misal mau makan udah sendiri, belanja sendiri, jalan sendiri, ngapa-ngapain sendiri. wkwkw alay ya, enggak juga sih aku sedih kok temen-temen udah pergi, sedih banget. Sendiri juga dalam artian bahkan untuk jalur track yang mau aku tempuh pun sudah tidak ada teman. misal mau S2 atau magang dulu atau ngapain dulu. Semua orang udah punya tracknya masing-masing.Yaiyalah! Kalau kata mas Chris: ya emang udah waktunya kalau ngikutin arus terus ga maju-maju nanti. Iyasih kalau gerombol terus ga maju-maju, ga mandiri-mandiri.

Kemudian diingetin next step berikutnya yang namanya membangun karir dan keluarga....dapet wejangan banyak dari mas mbak bahkan contoh dari mereka....tapi kadang merasa itu ancaman juga wkwk. beneran, masku pernah bilang: kalau bisa loe tahun depan(2018) S2 kalau bisa di UK atau Jerman, kalau bisa loe abis itu ada pegangan kerja. terus kalau mbakku: kalau bisa kamu nikah sebelum 25 tahun, kalau bisa membangun keluarga dari dini berjuang bersama, intinya kamu selesai dulu sama faktor terbesar quarter life: berkeluarga. Aku setuju sih tentang membangun keluarga sejak dini itu penting apalagi buat perempuan.

Kalau orang tua: udah jadi dosen aja di yogya nungguin orangtua tinggal di yogya. wkwkwk hidup kayak didrive banyak orang heran, apalagi masku itu dia sering mengancam: sehari setelah kamu dapat skl kamu udah bisa cari uang sendiri, mandiri, dan berarti udah ga tergantung sama orang tua lagi apalagi kita(mas mbak)
hmmmmm bener sih..bener banget..makanya kayak sekarang itu mencoba hidup super hemat dan prihatin. dan mikir-mikir keuangan abis dapet skl darimanaaa.
Alhamdulillah beberapa bulan kemarin diberi kesempatan buat menjelajahi 2 negara dalam satu bulan, tentu banyak pandangan, banyak kesempatan juga. Bahkan untuk setelah graduation ada tawaran magang di salah satu perusahaan multinasional konsultan yang pas ditawari ga ngerti itu perusahaan apa dari namanya ga pernah denger tapi pas googling.....speechless. Sama perasaannya mulas kayak pas dapet email congratulation Unleash Denmark, Alhamdulillah. Allah itu Maha Baik banget. emang ada rencana magang di salah satu perusahaan konsultan atau organisasi internasional yang aku kagumi. Tetapi emang mungkin Allah pengen aku magang di tempat lain yang bahkan aku ga tau itu nama perusahaannya awalnya.

Nah terus selain itu aku beberapa akhir ini kepikiran tentang: ternyata bukan masalah speed hidup seseorang tracknya cepat atau lambat. paham ga? maksutku kayak emang hidup ini bukan sprint, bukan tentang cepet-cepetan kayak ngeswipe ig story, bukan tentang udah dapet apa aja sebanyak apa, apalagi membangun karir..tidak serta merta selancar apa yang dipikirin, kalau kata mbakku: Udahlah nanti kamu juga sadar sendiri hidup ga seindah yang kamu bayangin. Terus kemudian berhenti bermimpi? No bukan itu maksutku tapi lebih ke mending kamu sekarang itu posisinya kerjakan apa yang ada, paham ga? yang ada di depan dikerjakan. membangun karir itu ga segampang yang kamu bayangin long term goal. coba dilihat lagi general goalnya. posisikan diri ini sedang belajar, kamu itu masih kecil masih bodoh masih perlu banyak belajar perlu ditempa. bekerjalah dengan ikhlas, kompeten, profesional, dan menjunjung tinggi integritas. seperti yang dibilang Prof Quraish nih
'Para perempuan boleh bekerja dalam berbagai bidang, di dalam ataupun di luar rumahnya, sendiri atau bersama orang lain, dengan lembaga pemerintah maupun swasta. Yang perlu digarisbawahi adalah selama pekerjaan tersebut dilakukannya dalam suasana terhormat, sopan, serta selama mereka dapat memelihara agamanya, serta dapat pula menghindari dampak-dampak negatif dari pekerjaan tersebut terhadap diri dan lingkungannya.'

Kemudian tentang jodoh? udah berdoa, tawakal sama Allah suatu saat akan dipertemukan pada waktu dan orang yang tepat. Percaya aja skenario Allah itu Maha Baik. Paham kok sama apa yang kamu khawatirin di quarter life crisis ini, jodoh, S2, kerja, ya semua orang juga mengalami.
Diantara semua nasehat itu yang paling pasti adalah:
Jangan pernah luntur imannya, kalau bisa tambah deket terus sama Allah, bersyukur, bersedekah, belajar agama terus. Berdoa di setiap jalan, keputusan, keraguan yang kamu alami agar mendapat ridhoNya atau ketetapanNya. Jangan takut, jangan ngeluh, skenario Allah itu dari jalan mana aja, kalau kata mas: Allah itu ga kekurangan skenario untuk ngebales suatu kebaikan dan ketulusan. Baiklah dalam menjalani hidup. Banyak-banyak senyum, santai, dan bahagia dong mbak Hanum, Allah sayang sama Mbak Hanum :)

'Jangan sedih, jangan mengecilkan cita-cita, jangan rendah diri. Berdoa, jangan mudah terbolak-balik hatinya, teguh pendirian dan jangan lupa action'

1 September 2017

Telan Saja

saya pernah punya cita-cita bekerja di perusahaan besar. ingin sekali mencicipi bagaimana rasanya menjadi “budak korporat” yang sesekali dapat tugas sulit nan banyak sampai lembur, lalu bisa misuh-misuh di media sosial tentang betapa rumitnya pekerjaan saya, betapa susahnya–sambil mengisyaratkan betapa hebatnya diri saya bisa mempunyai pekerjaan semacam itu.
selang dua tahun saya lulus kuliah dan bekerja, saya semakin sadar bahwa ternyata mengeluh tentang pekerjaan tidak elit sama sekali. norak dan malu-maluin malah.
“telen aja,” begitu pesan mas uta kepada kami adik-adiknya. di dalam dunia yang mengembangkan diri kita, baik sekolah, kuliah, maupun bekerja bahkan berkeluarga, selalu ada hal yang tidak enak, tidak sesuai keinginan dan harapan, tidak pas menurut kita. terhadap hal-hal seperti itu, kata mas uta, telan saja.
pertama, apapun pekerjaan yang kita miliki, sadar nggak sadar, pekerjaan kita juga adalah jawaban dari doa diri kita sendiri, diri yang sebelumnya. pekerjaan kita juga adalah buah dari upaya-upaya kita yang sebelumnya. misalnya, seseorang yang berprofesi sebagai dokter tentunya telah melalui pendidikan menjadi dokter. menjadi dokter itu doanya sendiri, hasil usahanya sendiri.
kedua, percayalah di luar sana ada banyak sekali manusia yang menginginkan, berusaha dan berdoa, untuk bisa memiliki pekerjaan yang kita miliki.
ketiga, daya juang dalam bekerja–dalam hidup–itu pentingnya luar biasa. setiap kali kita menelan ketidaknyamanan, kita sedang menjadikan diri kita lebih kuat, lebih hebat. tapi yang terutama, seharusnya ketidaknyamanan bisa menjadikan kita lebih bijak, lebih baik dan dewasa. masa iya daya juang kita segitu-segitu saja. di dunia ini ada banyak sekali orang yang tidak kunjung berkembang karena terhadap masalah yang segitu-segitu saja, cara dirinya merespon juga begitu-begitu saja. jangan jadi yang demikian.
keempat, menjadi bermanfaat itu artinya menyelesaikan masalah, bukan menjadi bagian dari masalah atau nambah-nambahin masalah. semakin banyak dan besar masalah yang bisa kita selesaikan, semakin bermanfaat diri kita artinya. kita bekerja, dibayar orang, intinya adalah untuk menyelesaikan masalah. itulah mengapa kita tidak boleh mengecilkan diri di depan masalah. yap, jadilah lebih besar daripada masalah yang ada!
kelima, diri kita di hari ini memang merupakan akumulasi dari diri kita yang sebelumnya. tapi, diri kita di masa yang akan datang ditentukan oleh diri kita di hari ini pula. semua prestasi kita di masa lampau, termasuk gelar atau di mana kita sekolah, hanyalah nilai yang berharga sesaat saja. saat kita ikut kontes mahasiswa berprestasi, misalnya. saat kita baru pertama kali mendaftar kerja, misalnya. kalau sudah bekerja, semua itu berkurang nilainya. yang terus bernilai adalah kecakapan nyata diri kita. plus, attitude bekerja kita, sikap dan perilaku kita.
keenam, prinsip ke-aku-an hanya boleh berlaku kalau kita sudah menjadi orang besar. definisi orang besar? silakan diartikan sendiri. yang jelas, masih muda begini, nggak perlulah kita gengsi apalagi malas untuk melakukan hal-hal yang menurut kita kurang berkelas. jadi, tinggalkanlah semua cara berpikir “ya kali gue bla bla bla”. anggaplah selalu bahwa diri kita ini masih belajar, masih remah-remah, masih belum ada apa-apanya.
disuruh nunggu dosen sampai bosen? telen aja. bikin laporan capek-capek eh cuma dibaca gitu doang? telen aja. udah gaya-gaya magang di perusahaan keren nggak taunya cuma disuruh motokopi? telen aja. harus kerja di pabrik, kotor-kotoran, becek-becekan? telen aja. intinya, terhadap apapun yang menurut kita nggak enak (apalagi yang enak), telen aja!
ketujuh nih, nggak ada pekerjaan yang remeh atau kecil. yang ada, orang yang melakukannya, yang meremehkan atau mengecilkan. segala sesuatu yang dikerjakan sungguh-sungguh selalu akan bermakna besar, dan sungguh-sungguh dapat membuat seseorang menjadi besar.
terharu nggak sih sama Allah. ada dosa-dosa yang hanya bisa terhapus atau terampuni dengan lelahnya mencari nafkah. jadi, kalau lelah bekerja atau berupaya apapun dalam hidup, ingat saja itu sambil tagih janjinya Allah. berdoa, minta diampuni dan dihapus dosa-dosa kita. bukannya misuh-misuh di media sosial. yang begitu, ternyata norak kan.
dan jangan lupa, telen aja. sambil ngetawain semuanya juga boleh. mendingan kita yang ngetawain hidup daripada hidup yang ngetawain kita. bersyukur dan berbahagialah!
Artikel bagus, sebagai pengingat kedewasaan akan datang. 
Saya pernah pada masa telen aja seperti itu sekitar kemarin bulan Januari-Juni saat dimana saya memasang target ingin mengikuti youth forum international, latarbelakangnya karena ada teman yang bisa dan bahkan bilang: 'Harusnya kamu juga ikutan num, pas banget sama karaktermu.' sesederhana itu dan kemudian saat itulah semua mulai. 
Susun jadwal, strategi, dan rencana untuk memenuhi syarat seperti bahasa inggris toefl harus 550 lebih ada yang ielts score minimal 6, volunteer experience bidang spesifik, surat rekomendasi, latihan interview, membuat video perkenalan, medical certificate, CV, LinkedIn, essay berlembar-lembar, borang berpage-page, dan sebagaiiinya sampai lelah. Semua disusun dengan kualitas yang excellent, saya jadi mengerti bagaimana membuat CV atau resume yang baik, LinkedIn yang eyecatching yang bahkan terdapat syarat jumlah network linkedin harus 500+ dan selama dua hari penuh saya berusaha memenuhi syarat itu dengan menclick connect profile-profile linkedin yang saya bahkan gatau itu siapa :', terus body language interview gimana, pitching ideas gimana dan lain-lain. Taunya dari mana? sesungguhnya internet itu hal yang sangat bermanfaat saat kamu paham gimana gunainnya keyword yang pas apa. Bahkan saya pernah di masa-masa download apps buat ngebanned sosialmedia di chrome biar ga kebanyakan ngetwit atau fb atau kepo-kepo. 
Strategi untuk bahasa inggris saya target ga hanya buat youth forum tapi juga persiapan S2. Jadi karena sekalian buat S2 aku fokusnya ielts. 
Pertama saya mengambil keputusan ga les karena mahal ga ada waktu dan saat itu KP, daaan juga ternyata resources belajar ielts di internet itu buanyakkss bangetssss tinggal kita bagaimana milih dan milah yang mau digunain, didownload, dan ditonton yang mana. Jadi di bookmark chrome saya ada map khusus LearnEnglish isinya website resources yang saya pilih untuk setiap sectionnya, misal listening: saya ngedengerin tedtalks, bbcradio, podcastnya WRI dll. Nah itu saya udah susun list resources online yang saya pilih dan suka. ada juga resources yang perlu diprin seperti ebook ielts chapter 1-11(aku masih chapter 10-11 yg diprint), cambridge for grammar print, for vocabulary juga diprint, dan beberapa buku buat hint ielts.
Nah kalau ga les ielts gimana tau progress? Ini yang aku lakuin: aware sama toefl simulation dan ielts simulation yang bertebaran. Jadi aku tau kalau toefl simulation di swift 3kali pertama gratis sesudah itu bayar 50ribu. Kalau ielts simulation tiap sabtu minggu kedua di CILACS UII dengan harga 175ribu, tau tanggalnya, tau deadline kapan pendaftaran, hasilnya keluar 3 minggu abis tes. Di IONS juga bisa bebas weekday jam 08-15 hasil sehari sesudah tes harga 225ribu. Selain itu juga ielts2 simulation gratis yang pernah diadain lembaga-lembaga les bahasa. Jadi hampir tiap seminggu sekali dari Januari aku toefl simulation di swift. Terus kalau ielts aku ikut yang cilacs uii karena lebih murah dapet snack lagi terus aku suka tempat tesnya bersekat-sekat, jadi sebulan sekali aku ielts simulation. Pernah pas hari sabtu itu jumatnya sakit gakaruan udah ga ngekos tinggalnya di bantul tapi tetep berangkat ngerjain sambil flu sampe section speaking si interviewernya sabar banget.
Kedua strategi belajarnya gimana? Strateginya pagi ngerjain TA malem belajar bahasa inggris. Jadi gini aku belajarnya: tiap bulan aku susun jadwal belajar english: listening, reading, speaking, writing jadi 4 minggu kan? week 1 listening, week 2 apa week 3 apa misal. Nah kalau udah disusun aku buat jadwal dalam bentuk tabel to do list week 1 tanggal sekian sampai sekian kegiatan ini belajar english ini dan tiap hari yang perlu dicentang misal kayak week listening satu tedtalks centang! satu podcast centang! reading satu buku centang! dll. Strategi listening: jadi gini aku tiap minggu satu tedtalks yang 30menit aku dengerin sambil tulis ulang speakernya ngomong apa trs aku cocokin sama subtitlenya. BBC radio juga sama podcast juga sama. Jadi aku udah beberapa tedtalks yang aku download, tapi emang aku suka listening, suka banget, sama reading. Strategi Writting: jadi gini aku suka baca tapi sulit buat nulis. aku paham bacaan berat-berat itu tapi untuk ngeresume lagi? cukup sulit. masalah yang pertama vocab, masih dikit banget yang aku tau. terus aku pernah dapet broadcast belajar writing itu gimana, perkaya vocab dan dikelompokkan dalam bagian-bagian topik misal volunteering topiknya vocab yang digunain apa. Setelah dapet vocab adalah ngearrange tulisan, gausah muluk-muluk banyak vocab highclass ternyata tapi bagaimana km menggiring pembaca itu agar paham sama yang kamu maksut. nah ternyata ini membawaku pada pengetahuan yang namanya General English jadi general english itu ada kelasnya dan ini gadipelajari dalam ielts. ada informasi dan pengetahuannya sendiri, ga terukur dalam score tapi orang british asli tau kemampuan seseorang terhadap general englishnya. katanya video yang aku download bilang: 'kalau km cuma ngejar ielts 6 bahkan 7 itu tidak berarti apa-apa kalau kamu tidak bagus di General Englishnya, basic english yang kamu gunain sehari-hari bukan hanya academic atau by soal aja kamu jawab yang itu bisa buat kamu survive.' paham ga? ya nanti aku kasih link videonya ya lupa di web apa itu bagus banget dia lecturer english literature di UK. Nah gara-gara aku termakan sama General English ini aku jadi belajar English dari grade bawah: yaitu anak SD jadi aku baca-baca buku anak-anak dan kamu tau apa yang aku lakuin: cari ebooknya, download, print, terus dibaca dan aku artiin vocabnya satu-satu tiap chapter yang aku enggak tau terus aku tulis pake bolpen warna merah. udah sekitar 2 buku: Charlotte's Web sama The Wind apa gitu lupa penuh coretan..hardcore ya..tiap buku aku kerjain pada week reading daaan emang sih ga nyangka buku anak-anak aja vocabnya juga banyak yg susah. jadi aku week reading dan writing selalu beriringan. abis baca latian nulis. nulisnya dimana? aku punya blog secret buat nulis english apapun aku tulis progress skor beserta evaluasinya, diary, answer writing tiap section di buku ielts 1-11. 
Nah Speaking ini yang agak susah dan emang selalu nilai nya rendah. Jadi kalau speaking aku pertama ngelist banyak pertanyaan random atau ambil dari buku ielts 11 chapter itu terus aku jawab ditulis dulu poin-poinya baru aku speakingkan terus? aku recorded. terus? dengerin evaluasi terus lagi dan lagi.
Semua hal itu aku lakuin dari Januari awal, jadi kan biasanya januari awal tahun itu ada namanya resolusi dan target yang ingin dicapai tahun itu nah hari setelah tanggal 1 yaitu tanggal 2 aku mulai semuanya. Bahasa inggris, opportunity seeker, dan semua kebutuhan lainnya. Dari yang bulan desember toefl score 480an apa ya lupa sampai bulan maret 563, Dari yang desember 4,5 listening reading writingnya sampai 7. Kumpulan track toefl dan ielts simulation itu sampai aku kumpulin dalam sebuah map.
Nah untuk opportunity seekernya, itu banyak di internet tinggal kita inisiatif dan paham keyword buat nyari di google yang pas itu apa. Jadi gini tiap bulan aku nyari dari Januari-Juni apa aja yang aku merasa bisa jawab dan suited buat ikut forum itu, nyarinya di web mana aja, Nah pas dapet aku susun list tiap deadline jadi misal: forum ini deadline bulan May tanggal sekian nama filenya nanti 
'15 MAY___UNLEASH Lab Innovation' nah file itu isinya essay yang perlu dijawab buat apply online, jadi aku tau oh januari ada ini ini di bulan itu aku ngerjain apply buat forum itu. lanjut bulan selanjutnya gitu karena kadang nemu terus deadline masih lama jadi itu cuma buat pengingat aja priority ngisi yang mana dlu. Itu hardcore juga sih...jadi kayak bener-bener belajar ttg banyak hal: climate change, urbanization, interdiciplinary subject dll. merasa 'ngapain aku harus tau ini?' jawabnya telen aja. beneran. sama artikel yang diatas. 
Akhir kata....
Percayalah dibalik kata 'Congratulation!' dari dua email yang aku dapet ada berbelas kali email dengan 'We are regret to inform you that....' atau malah 'We have selected other qualified applicants....' jadi kamu ga qualified dimatanya :' Sakit ga dapet email gitu? Sakit, tapi lebih sakit saat kita nyerah dan akhirnya nyesel dikemudian hari. Pernah sampai final wawancara, interview skype, waiting list pernah juga. Kalau dihitung semua total dari Januari sampai awal Juni yang akhirnya dpt email congratulation itu sekitar 13 kali lebih aku apply baik lewat website penyelenggaranya sendiri, lewat univ juga pernah.
Jadi...siapa sih yang menginspirasiku untuk berbuat seperti ini? orang-orang kayak mas nabil dan yulisyah putri daulay itu adalah salah duanya, aku deket sama putri dan aku juga berguru dari dia, pas tau kerja kerasnya sadar bahwa iya emang pantes, emang harus gitu hanum. sekeras itu. dan apa makna yang aku dapet? dari proses itu semua niat yang awalnya: 'aku juga harusnya bisa ikutan' menjadi 'Allah aku bersyukur sama hidupku dan aku ingin bekerja keras sebagai wujud kebersyukuran itu, aku senang menjadi hanum yang sekarang yang lebih kuat, lebih tangguh, lebih disiplin, tahan banting dan aku merasa perlahan-lahan keluar dari zona nyamanku'. Saat itulah masa masa dimana keinginan untuk menjadi hanum yang lebih baik lagi itu terus terpupuk. Value nya apa? apapun yang aku kerjakan sekarang aku selalu mengingatkan diri sendiri bahwa: kerjakan dengan sebaik-baiknya pengerjaan, seikhlasnya pengerjaan, terus pegang mindset belajar dan bersyukur, belajar dan bersyukur. beneran Allah Maha Mengetahui niat dan gumaman yang kamu sematkan dalam hati. sekecil apapun itu. dan dia yang Maha Pemberi Skenario terbaik, menempatkanmu di waktu dan di tempat yang tepat. 
Kok kamu gabilang-bilang sih num? kok kita gatau km selama ini tiap sabtu sebulan sekali ielts simulation seminggu sekali toefl tiap malem belajar english? Kok ga di ig story...yaa seperti itulah seperti artikel diatas...masa-masa bekerja keras dan belum berhasil itu masa-masa krusial niat dan hasil itu sendiri. jadi aku emang lebih nyaman dikeep nanti biar hasil yang berbicara iya kalau bagus kalau enggak hehe.. kalau alasannya doa bisa juga sih orang jadi mendoakan tapi gatau aku merasa kalau semakin sedikit yang tau atau bahkan ga ada itu semakin aku merasa dekat dengan yang Maha Menentukan Takdir. 
Aku percaya diluar sana banyak bgt anak muda yang lebih gigih dan tangguh dalam bekerja keras menggapai mimpi dan targetnya. Di saat kamu lagi seneng-seneng mungkin ada yang sedang sepaneng ngerjain jurnal disaat kamu tidur mungkin ada yang bangun di sepertiga malam tahajud. Ga ada yang salah selama itu kegiatannya positif, netral, toh juga seneng-seneng itu perlu, kongkow-kongkow perlu, hiburan itu perlu, social skill networking itu perlu tinggal bagaimana kamu memanage nya. Selama masa telen aja itu aku juga banyak hiburan. Selama kegiatannya tidak menimbulkan keburukan atau dosa. Semua itu pilihan. Hidup ini pilihan. Tinggal bagaimana memilih dan menjalaninya dan jangan lupa saling menghargai satu dengan yang lain. Orang berhasil dalam suatu hal kita harus menghargai sekecil apapun, gamelulu status atau achievement materialistik tapi terbiasalah menghargai orang atas hal-hal baik kecil yang dilakukannya. Misal kayak 'makasih ya kamu udah sabar mau nungguin aku yg telat maaf,' atau misal kayak ngeliat nanny dea dinda yaitu Mbak Mar yang udah bisa beli smartphone pake tabungannya sendiri berbulan-bulan terus cerita ke kamu yaudah kasih selamat: 'Wah mbak Mar keren, alhamdulillah akhirnya bisa beli ya' antusias dan respect. Pahami konteks. Dalam artian aku kalau jadi mbak Mar yaitu adalah suatu capaian. Jangan melihat dari sisi 'aku' aja, alah aku juga bisa alah aku jg pernah liat yang lebih prihatin, alah cuma apply apply doang, you know nothing ingat. Attitude itu penting banget. Respect itu penting banget. 
Jadi seperti itulah semoga tulisan pengalaman kecil ini bermanfaat, Terimakasih :)

4 Agustus 2017

hiuhiu


Akan ada suatu masa dimana temen-temen ngapain, ngomongin, ngerjain dan berkutat pada hal apa. Sementara kamu ngapain sendiri, berbeda sendiri. Memang sudah masanya setiap orang punya own path nya masing-masing, setialah dalam perjalanan, jangan hentikan rasa percaya itu mengalir di setiap hari-hari yang kamu jalani.


Percayalah di suatu tempat ada yang sedang berusaha keras menggapai mimpinya
merajut rencana-rencana besar dalam hidupnya
mengambil langkah-langkah kecil konsisten setiap harinya 
menuai kegagalan demi kegagalan sebagai proses pembelajaran
menggumamkan doa dalam setiap sujudnya
kemudian menemukannya di akhir perjalanan
kita tidak tau seberapa besar nafsu jika tidak dikontrol 
tetapi percayalah di sudut kota pada malam hari ada yang sedang melawannya
mendisiplinkan dirinya, menumbuhkan karakternya, mengevaluasi dirinya, 
dengan sedikit hiburan tentunya hehe

Apapun yang kamu lakukan sekarang, niatkanlah dengan baik, kerjakan dengan baik, pikirkan dengan kata-kata baik, lihat dari sisi-sisi yang baik, dan sampaikanlah dengan lisan yang baik.




Alhamdulillah :)
Hanum, H-7 berangkat 12:45 AM Indonesia 4/8/2017


11 Juli 2017

Aku, Kamu, Sipetung, dan Pilihanku.

Tulisan ini akan menjadi tulisan sejenis random curhat, didukung oleh lagunya Tulus dan beberapa lagu melow. Tulisan juga disponsori oleh umur yang sedang berada pada jajakan quarter-life crisis. Saya ingin cerita tentang beberapa hari ke belakang yang telah saya alami beserta insight yang saya dapatkan selama perjalanan. 

Kemarin tanggal 5 Juli saya dan teman-teman KKN pergi ke dusun kami dulu KKN yaitu dusun Tlogopakis, Sipetung, Rowo, dan Kambangan yang letaknya di tengah hutan Petungkriyono. Kalau di google maps cuma ada nama hutannya saja, tidak ada nama kelurahan atau kecamatannya jadi orang akan mengira disitu tidak ada kehidupan padahal nyatanya ada. Perjalanan ini bertujuan untuk sowan ke Pak Bau/Pak Dusun kami mumpung masih Hari Lebaran sekalian temu kangen sama keindahan alam dan kehidupan dusun terpencil tengah hutan tersebut. Awalnya saya tidak konfirmasi untuk ikut tetapi hari sebelumnya saya mendapatkan email undangan untuk mengisi di sebuah Room bernama Ripple Forum yang tersedia besok di Make a Difference Festival 2017 yang akan saya ikuti tanggal 21-23 Juli di Kwai Tsing Theatre, Hongkong. Sangat terharu saat membaca email undangan tersebut karena email tersebut ditulis secara personal oleh panitia yang menyatakan bahwa sangat tertarik dengan cerita saya tentang Project Social di Dusun Sipetung. Untuk tau lebih lanjut tentang project socialnya silahkan klik disini Story of Sipetung Village.



Jadi ceritanya waktu apply Make a Difference program dalam essay personal statement saya menulis tentang salah satu kegiatan yang sedang saya lakukan yaitu project social membantu Pak Bau Sipetung mengolah kopi dengan cara yang lebih modern. Saya menceritakan kondisi dusun Sipetung yang penuh dengan natural resources tetapi sayangnya tidak diolah dengan cara yang modern atau dengan teknologi yang lebih baik sehingga nilai jualnya rendah sekali. Setidaknya sampai level tengkulak masih sangat rendah. Dalam email tersebut panitia ingin mengetahui seberapa besar impact dari bantuan yang telah saya lakukan, berapa orang yang telah berubah hidupnya, berapa pemuda yang mengikuti pelatihan dan sebagainya. Jadi penjelasan yang lebih spesifik tentang dampaknya, dilihat dari measurementnya. Nah akhirnya saya memutuskan untuk ikut sowan buat ngasih tau ke Pak Bau juga tentang kabar baik ini sehingga nanti bisa expand networking, dan produk kopi Sipetung bisa Go International YEAH!. 

Perjalanan saya lakukan dengan Afin(Psikologi), Dafi(Teknik Elektro), Thundra(Elektronika dan Instrumentasi), Dini(Biologi), dan Faisol(Sejarah) naik mobil dengan bapak supir tangguh kami Thundra, Makasih ya Thundra. Oiya menarik kan komposisi asal jurusannya dalam satu mobil itu? Iya menarik sampai sepanjang perjalanan gabosen-bosen ngobrol, debat, sampai bikin marah hahaha. Perjalanan selama hampir kurang lebih 5 jam dari Yogyakarta sampai Pekalongan tepatnya Pasar Doro Pekalongan yaitu pasar sebelum kita memasuki hutan Petungkriyono. Perjalanan melewati hutan Petungkriyono sendiri menghabiskan waktu 2-3jam. Menyenangkan bisa journey lagi lewat hutan perawan yang tampakannya lebih serem dari Taman Safari ini. Jadi Hutan Petungkriyono merupakan salah satu hutan yang masih perawan di Indonesia, maksutnya perawan yaitu hutannya belum pernah terjajah sebelumnya jadi belum pernah ada eksploitasi besar-besaran dan kemudian di reboisasi gitu enggak, jadi benar-benar belum terjamah. Makanya tampakan masuk Hutan Petungkriyono sepanjang perjalanan akan disuguhi pemandangan lebatnya tumbuhan dan pohon-pohon tinggi dengan cabang-cabangnya yang menjuntai. Pokoknya kalau memasuki jalan lewat hutan ini siap aja kendaraan dalam keadaan fit karena kalau tiba-tiba macet di jalan, udah deh wassalam karena sepanjang jalan tidak ada bengkel tidak ada kehidupan. Jarak antara dusun jauuh jauuuh banget. 

Walaupun ga naik Doplak yaitu kendaraan khas Petungkriyono berupa pick up terbuka dengan besi-besi pegangan untuk naik di dalam bak pick up tersebut yang kalau lewat hutan Petungkriyono itu sensasinya sangat menyenangkan seperti naik roller coaster atau seperti sedang rafting jika pas hujan tetapi saya harus tetap menikmati perjalanan menyenangkan ini. Sudah hampir setahun yang lalu saya lewat jalan tersebut. Masih sama suasananya seperti memasuki Taman Safari dengan suara-suara Owa atau Monyet Jawa bahkan sering juga muncul di kanan maupun kiri pandangan mata, atau burung elang yang terbang dengan rendahnya dekat sekali sehingga tampak jelas. Menyenangkan!  

Berkat KKN di Petung saya baru sadar bahwa Indonesia itu kaya sekali, kaya banget malahan. Di Hutan Petungkriyono itu buanyak banget natural resources yang bisa dimanfaatkan dan bisa diolah menjadi suatu komoditas atau produk tertentu. Banyak banget nget. Selain itu kehidupan di desa itu menarik, banyak kegiatan-kegiatan tradisional yang saya penasaran pengen ikutan dan beneran tahun lalu dapat melaksanakannya walaupun cuma satu kegiatan diantara banyak kegiatan lainnya. Kegiatan kayak mencari rumput di hutan untuk pakan ternak, panen cengkeh, memetik kopi di hutan, membuat kolang-kaling, membuat gula aren dan lain-lainnya. Kegiatan yang bisa saya lakukan waktu KKN disana yaitu merumput, ya benar merumput untuk pakan ternak. Soon lah launching cerita pas KKN.

Nah kembali ke awal, pas sampai disana temu kangen dengan keluarga Pak Bau kemudian Pak Bau membawa saya ke LKP Rimba Pelangi diperlihatkan tentang progress dari LKP yang Pak Bau buat. Jadi setahun setelah KKN dan beberapa bulan setelah kejadian ini Si Connector dan Kepala Dusun progress yang dilakukan Pak Bau untuk memajukan masyarakatnya sangat signifikan. Waktu di sana saya senang karena Pak Bau sudah mempunyai alat yang cukup memadai dalam hal pengolahan kopi seperti alat roasting berkapasitas 3-5 kg yang didapat dari teman Pak Bau secara gratis dan ada alat grinder juga yang didapat Pak Bau dari bantuan pemerintah. Tetapi Pak Bau cerita kendala satu-satunya yang dihadapi masih tetap pada pemahaman masyarakat untuk diberi tau bahwa memetik biji kopinya jangan yang biji kopi hijau. Karena kata Pak Bau masyarakatnya pada bilang 'Kalau ga segera dipetik nanti dimakan monyet.' sehingga Pak Bau cukup kesulitan untuk mengolah kopi yang baik dan benar dari awal pengerjaan karena bahannya saja salah yaitu ada biji kopi yang masih hijau.

Kemudian ngobrol hal lain, Pak Bau menunjukkan progress dalam mengolah sirup jahe. Waktu itu Pak Bau juga ngobrolin tentang idenya untuk mengolah kolang-kaling menjadi komoditas yang nilainya lebih tinggi kalau dijual jadi tidak hanya mentah berupa kolang-kaling saja tapi dibuat menjadi kayak nata de coco gitu di bungkus dalam gelas-gelas plastik sehingga bisa dipasarkan.

Seneng sebenernya kalau ngobrol dan ngide sama Pak Bau sekeluarga. Seneng juga ngobrol-ngobrol sama penduduk desa, mbah-mbah, ibu bapak sana tentang apa aja random, saya kalau nanya emang suka random-random. Jadi obrolan seperti: kenapa ya ibu harus merumput tiga kali sehari? Kenapa ya warga sini buat gula arennya sendiri-sendiri kenapa ga buat koperasi atau ukm khusus buat gula aren gitu terstruktur dan terorganisir? Kalau petik kopi dimana mau ikutan bu? Sekarang lagi masa panen apa bu? Loh kenapa bisa jahe sekarang jadi murah banget? Kok bisa jadi busuk-busuk jahenya? Kalau penghasilan hanya dari bertani dan beternak aja terus kebutuhan sehari-hari dari apa dong? Kan panen padi setahun cuma berapa kali? Jual sapi 2 tahun sekali? Kenapa ayam disini tidak dikandang kan jadi kotor tempat sekitarnya? Kenapa itu kepala sapinya besar banget badannya juga besar sih? Jenis sapi apa pak? dan pertanyaan-pertanyaan lainnya.

Nah hal-hal kayak gitulah yang membuat kadang pikiran Hanum ini bisa liar. Liar kemana-mana. Connecting the dots. Di dalam otak kalau liat, dengar dan ngrasain hal-hal kayak gitu bisa muncul: Kenapa ga gini? Kenapa ga dibuat ini aja? Wah harusnya ini bisa dimintain tolong sama (entah temen saya, komunitas yang saya tau, platform yang pernah saya dengar, program pemerintah bagus yang saya tau, dan resources-resources lainnya)? Hmm bisa nih dibuat kayak gitu? dan statemen-statemen liar lain yang penuh di otak tiba-tiba. Yang akhirnya ngebuat saya kadang pusing sendiri karena bingung ngimplementasiinnya gimana hehe. Dan itu sering saya obrolkan juga dengan Pak Bau, dengan menggebu-gebu saya cerita pak kenapa ga gini? Pak kebetulan saya punya kenalan atau saya kebetulan tau ini itu dan sebagainya.

Hal itulah yang membuat diri saya melihat lagi ke dalam inner heart saya, hal-hal fundamental yang core problem nya saya ketahui yang akhirnya menimbulkan suatu statement: sebenernya apa yang ingin saya lakukan, capai, dan kontribusikan dalam hidup saya. Apa yang ingin saya lakukan ke depan. Menjadi apa saya di masa depan saya yang akan saya jalani berpuluh tahun lamanya(InsyaAllah). Dalam ranah hidup seperti apa yang ingin saya selami. Pertanyaan masa depan yang penuh dengan pertimbangan dilihat dari kesenangan saya apa, minat terbesar saya apa, apa yang membuat saya semangat, apa yang membuat saya ingin terus belajar-belajar dan belajar, apa kelemahan dan keunggulan diri saya, dan hal lain-lain. Apa yang saya cari? Apakah saya mencari meaning? atau saya mengejar kecukupan finansial?  Apakah saya memperdalam ilmu? Bahkan sampai pada pertanyaan: kemudian dengan siapa atau emang ada yang mau menjalani hidup seperti mimpi, cita, minat dan kesenangan seperti saya? atau mungkin bisa mungkin perlu melebur tapi toh kalau melebur juga pasti ada cross sectionnya kan?

Ya seperti itulah pertanyaan quarter life crisis. Kenapa saya mempertanyakan hal-hal seperti itu karena di umur seginilah saya akan making big decision yang kalau kata mas saya 20-25 itu saat dimana kamu making decisions dengan speed yang cepat jadi tidak ada kata menyesal, takut, pertimbangan oke sih tapi lebih tekankan pada try, take risk. Apakah saya akan menjadi pekerja profesional? pekerja birokrat? pekerja kontraktor? akademisi? freelancer? expertise? atau malah entrepeneur? sociopreneur? penulis? pekerja seni? daaan masih banyak lagi. Antara realistis atau idealis perlu diperhatikan.

Tapi semua itu sekali lagi kalau menurut saya coba deh mulai dari Connecting the dots. Saya percaya bahwa Allah memberikan titik-titik kehidupan setiap orang yang akhirnya akan bermuara pada suatu jawaban 'untuk apa sebenarnya saya dilahirkan' sebagai apa, dan kenapa, semua itu sudah ditakdirkan oleh Allah dengan goresan penaNya. Karena dengan Connecting the dots insyaAllah keunggulanmu akan terasah dan ketidak-unggulanmu bisa tertutupi atau bisa kamu keep, mungkin untuk orang lain, bukan kah perlu ya saat teamwork?

Dan saat sudah making big decision saya hanya ingin mengatakan pada diri sendiri: Jalani dengan sungguh-sungguh day by day langkah sekecil apapun dengan keyakinan yang besar Allah akan membimbing kamu dengan niat tulusmu menjalani hidup yang lebih baik dan lebih bermanfaat. Jangan hilang bayang-bayang baik itu, mimpi baik yang sudah tergambar jelas dalam nuranimu. Jangan takut berbuat salah, malah justru harus salah, harus beresiko, harus gagal biar tough-nya juga semakin kuat. Setiap pilihan ada konsekuensinya, jalani dengan sabar dan ikhlas jangan pernah berhenti berprasangka baik pada yang Maha Kuasa atas segala.

Makasih sudah baca.
Sangat diharapkan comment nya, mungkin kalian bisa sharing jajakan quarter life crisis seperti apa yang sedang kalian hadapi sehingga kita bisa saling belajar dan berbagi pengalaman serta pandangan :)