23 Januari 2018

Dear 21, Welcome 22.

Dear 21,

Hey, aku sudah lama ingin menuliskanmu disini yang biasanya hanya berhenti sampai di pikiran saja. Aku tau kamu masih lelah sekarang, ingin menghibur diri sejenak tetapi ternyata waktu berkata lain. Kamu harus segera melanjutkan perjalanan bahkan dengan laju yang lebih cepat dari sebelumnya karena mungkin kamu sudah ditunggu atau sudah ditinggal.

Hey, aku bangga padamu. Terimakasih sudah sampai di garis finish bertahan menghadapi kehidupan yang roller-coasternya tak biasa dari umur-umur sebelumnya.

Aku masih ingat di 1 Januarimu tahun lalu. Malam itu kamu membuat daftar mimpi/resolusi yang membutuhkan kerja ekstra tetapi aku tau kamu orangnya ngotot kalau udah niat, apapun akan dikerjakan. Kemudian di awal perjalanan kehidupan mengujimu, Ayahmu kembali jatuh sakit, hampir setiap bulan masuk rumah sakit setiap opname 2 minggu lebih. Bolak-balik 3 rumah sakit 2 pasien, karena ibumu juga sempat sakit waktu itu. Kamu sampai hafal semua administrasi dan apa saja yang perlu dilakukan saat-saat genting. Awal-awal kamu mulai mengeluh, berpikir hidup tidak adil, bertanya kenapa harus menjadi anak terakhir, kenapa ini itu dan sebagainya. Kamu marah dan kesal, beberapa bulan pengerjaan skripsimu teralihkan, tetapi pada akhirnya aku senang kamu bisa ikhlas, bahkan kamu merasa tambah bersyukur atas kehidupanmu sekarang. 

Saat itu kamu juga baru sadar tugas akhirmu dibimbing oleh dosen yang terkenal sangat sangat sangat perfeksionis. Malah kamu juga menawarkan diri menjadi asisten beliau. Hadeeh. Bolak-balik survey sana sini ambil sampel berkali-kali memenuhi keperfeksionisan dosen pembimbing, membentuk mental inisiatif dan jiwa service yang tinggi, menaikkan standar pengerjaan. Aku tau kamu tertekan berkali-kali bahkan kamu merasa sampai hampir stress beneran. Partner TA kamu saja sampai bilang: ‘aku aja sampai stress nangis apalagi kamu Num’. Segala macam drama sudah kamu lalui, ke rumah beliau saat hujan malam-malam demi mengejar target sudah kamu lakukan berkali-kali. Untung kamu ikhlas, tegar di depan ibunya dan akhirnya kamu bisa melaluinya. Alhamdulillah di ACC lembar pengesahan malam itu hujan deras sekali di rumah beliau tepat pada hari ulang tahunmu. Untung kamu tidak manja, mau bertahan, mau melakukan, mau tidak menunggu besok paginya. Kenyataanya memang beliau menekanmu sampai batas paling limit dan kamu sadar bahwa ternyata batas limitmu masih jauh. Dan juga sadar betapa kamu memang butuh pembentukan mental seperti itu karena ternyata mimpi dan kehidupan ke depan masih butuh usaha yang lebih dibanding pengerjaan skripsi ini. Ingat kan pertama kali kamu meminta ibunya untuk menjadi dosen pembimbingmu? Yang kamu ucapkan pertama kamu ingin lanjut kuliah di bidang urban sanitation. Aku bahkan sampai sekarang masih tidak percaya sepolos itu kamu berani langsung mengutarakan maksut kepada ibunya. Yang akhirnya sekarang malah Bu Saras menjadi seorang dosen pembimbing, mentor, dan juga inspirasi untukmu :)

Selain 2 perkara di atas, kamu waktu itu juga bekerja keras terhadap resolusimu. Betapa besarnya resolusi itu bagimu, terlihat dari usaha yang begitu kerasnya. Bahkan kamu selalu menyela-nyela belajar di kala kamu menunggu dan mengurus Ayahmu, mengatur strategi dan jadwal begitu rapi yang pada akhirnya berantakan tetapi aku kagum kamu masih tetap setia berusaha. Saat kamu flu berat, saat sangat kelelahan, saat hujan, dan jarak yang jauuh sekalipun kamu tetap berangkat dengan semangat untuk belajar dan tes menguji kemampuanmu, sering, tidak ada orang yang tau kamu sedang mengusahakan sesuatu. Yang pada akhirnya di minggu pertama bulan Ramadhan, kamu membuktikannya, Allah memberikanmu hadiah terindah dari kerja kerasmu itu. 2 kado bahkan. Alhamdulillah. Dan kamu beneran berangkat ke dua negara asing yang belum pernah kamu datangi itu! Yang kamu akhirnya bisa bertahan melalui semuanya dengan prinsip ‘work hard and play harder’, menghadapi dunia baru, tempat baru, orang-orang baru, pun disana kamu masih ditekan berkali-kali wkwkw. walaupun begitu aku senang pikiran dan cara pandangmu menjadi lebih lebih luaaas lagi. 

Oiya bahkan kamu sering shock dan hampir mau pingsan di Denmark waktu itu saat kamu tau background peserta, speaker, fasilitator, investor atau siapapun disana yang kamu sangat familiaaar sekali dengan nama-nama instansi, universitas, organisasi internasional, perusahaan multinasional, yang bahkan mereka adalah orang-orang pentingnya disana. Aku masih ingat sekali ekspresi shockmu berkali-kali itu, betapa Allah Maha Pemberi Skenario terbaik, Pendengar mimpi-mimpi. Ingat sekali dulu saking kamu ngerasa kecilnya tetapi mimpimu begitu besar, kamu hanya tulis, ucapkan dalam hati, dan kamu gumamkan saja, bahkan kamu hapus dari bucket list dream karena mikir saking impossiblenya :’)

Sebelum kamu pulang pun, kamu masih diberi hadiah oleh Allah, yang membuatmu nyanyi keras-keras sendirian sepanjang jalan wkwkw! Saking gataunya mau diekspresikan gimana akhirnya cuma nyanyi lagunya Spongebob Squarepants-It's the Best Day Ever :

’It’s the Best Day Everr! Best day ever… 
It’s the Best Day Everr! Best day ever…’ 

Cuma itu doang liriknya sambil jalan-jalan di sepanjang Stroget, Copenhagen Denmark menuju ke Nyhavn. Seriously dari City Hall sampe Nyhavn jalan kaki betapa seketika merasa sehat! Norak tapi bodo amat! XD 
Tapi itu emang menyenangkaaaan sekali bahagiaaa banget rasanya, bener-bener the best daaaay eveeerrr! wkwkw. Hari terakhir mau pulang setelah tekanan yang menguras otak dan mental seminggu penuh terus dikasih hadiah yang tak terduga-duga. Baik banget Allah, Alhamdulillah :’’’’) oiya iniii Spongebob Squarepants Episode It’s The Best Day Ever buat yang penasaran wkwkw. 

Terakhir.

Aku ingin berterimakasih padamu.

Terimakasih sudah sampai sejauh ini.. 
Terimakasih sudah mau melawan..
Terimakasih sudah mau percaya..
Terimakasih untuk tidak menyerah..
Terimakasih untuk tetap bertahan..
Terimakasih untuk tetap sabar..
Terimakasih untuk tetap ikhlas..
Terimakasih untuk tetap baik.. 

Dari semua hal yang sudah aku dapatkan, aku sangat bersyukur diberikan lingkungan keluarga yang baik, mendukung, sabar, perhatian, begitu juga dengan teman-teman yang selalu ada disaat-saat titik terendah yang selalu menghibur, yang selalu baik. Hal besar yang aku pelajari di 21 tahunku. Aku sangat bersyukur mempunyai mereka disekelilingku.

Alhamdulillah, Allah seperti apa yang hambaNya prasangkakan. 
Ke depan aku ingin kamu semakin kuat, sabar, sekaligus ikhlas. 

Sincerely, 

Your Heart.

PS: So, Welcome 22! :)