Karena dari kemarin sudah ngomongin yang berat-berat terus, sekarang ngomongin yang ringan-ringan aja yuk. Warning: Post ini akan sangat-sangat panjang karena...menjadi archives screencapture chats whatsapp dan video-video 'menarik' lainnya..
#1 Pergi ke Alun-alun Bantul
Jadi di Bantul itu ada yang namanya Alun-alun Bantul dimana terdapat banyak wahana permainan buat anak-anak kecil batita sampai mungkin seumuran anak SD. Hampir semua keponakan (kecuali Ahmad yang masih kecil 3 tahun) pernah ke alun-alun ini dan namanya agenda wajib mereka selalu memastikan tidak pernah terlewat untuk ke Alun-alun. Sampai sering sudah dijadwal pokoknya kalau ke Alun-alun Bantul harus kesini dan kesini nanti jajan ini itu dan lain-lain yang tentunya tantenya ofcourse yang sering nganterin. Kalian tanya gak kok seseneng itu sih main ke Alun-alun Bantul, emang di tempat tinggal mereka ga ada ya? Sepertinya memang tidak ada, bukan tidak ada sih tapi ya adanya mall doang, jadi tempat terbuka luas ga terlalu banyak orang, murah, parkir murah, makan murah, banyak permainan seru, kayaknya ga ada di deket rumah mereka yang dimana domisilinya Bandung dan Jakarta.
#2 Motoran Keliling Bantul
Selain ke Alun-alun Bantul, agenda wajib lainnya setiap keponakan adalah minta motoran keliling Bantul sama tantenya. Bahagia banget cuma motoran doang, mungkin karena mereka di kota jarang yang bisa jalan-jalan naik motor tanpa kemacetan, keramaian, polusi udara, dan keamanan yang terjaga. Tapi gacuma motoran doang sih pasti seringnya terus minta jajan, minta makan, minta beliin ini itu, pergi ke toko buku atau toko alat tulis, dan tentu semua itu ditanggung tantenya. Jadi sebenernya guys walaupun aku anak bungsu yang dari kecil terlihat semua kebutuhan terpenuhi dan sering di-spoiled kasih uang jajan ini itu sebenernya sama aja karena balik lagi uangnya ke kebutuhan-kebutuhan ini anak-anak masku dan mbakku becauze mereka maunya dibeliin tantenya katanya, okay siap🙂
Nah disini aku pengen archives chatan dan video-video semua keponakan yang menyebalkan, lucu, gemes, dan ngangenin. Karenaaaa jadi setelah scroll post-post lama aku jadi sedikit terharu hehehe soalnya kok ya sekarang sudah besar-besar mereka semua, bahkan dulu ceritanya masih 4 keponakan. Perbedaan yang sangat terlihat tentu dari bahan obrolan terutama dengan keponakan-keponakan yang sudah besar sudah puberty. Sudah beda lagi obrolan bahasannya sudah gakayak dulu yang ‘Yuk gofood tan yuk jajan tan yuk kebab tan’ sekarang udah yang:
‘Tante gimana sih caranya ngatasin males belajar.’
‘Tante bantuin tugas sekolah tan ga ngerti.’
‘Tante bantuin buat cv buat masuk osis.’
‘Tante aku milih jurusan kuliahnya apa ya.’
dan lain-lain
Ohya termasuk sekarang peranku tambah lagi yaitu peran sebagai tante yang perlu tetap menjadi netral kalau saat dicurhatin masalah mereka dengan orangtua mereka alias mbakku masku yang dimana setiap mereka curhat gitu tetap harus aku hadapi dengan senyuman dan tenang dan pemahaman yang tidak mengarah pada pihak manapun walaupun dalam hati: ‘hadeeh jan gimana sih masku/mbakku ini hadeeeh hadeeeh sabar’ wkwkwkkw
'Tanteeee tolongin masak mamah nyuruh ini itu dsb padahal aku kan ini itu dsb.'
Keponakan yang di Bandung: Kakak Shafa, Adik Tsaqif, Aisyah, dan Ahmad.
Dulu udah pernah aku tuliskan tentang Kakak Shafa dan Adik Tsaqif di post ini Bani Sudibyo (sebelum Aisyah dan Ahmad lahir) yang menceritakan Adik Tsaqif masih kecilll yang dulu sering aku panggil Si Perut Besar dan perlu kalian tau sekarang Adik Tsaqif sudah beneran besar karena baru saja masuk SMP di Kampus Terpadu Mualimin Yogyakarta, iya dia sekarang pesantren. Yang dimana setiap kamis minta gofood karena puasa senin-kamis dan setiap jumat aku harus laporan kalau sudah dijenguk atau belum dibawain makanan dan kebutuhan lainnya yang sudah dipesan untuk dibawakan. Sementara untuk Kakak Shafa sudah kelas 3 SMA yang sedang sibuk belajar untuk ujian masuk perguruan tinggi tahun depan, yaampun time flies so fast ya. Kakak Shafa ini anak pertama, nah karena anak pertama yang karena tidak punya kakak, jadi sama aku itu seringgggg banget nanya-nanya pendapat, tugas, curhat, dan lain-lain bahkan untuk hal-hal kecil.
Nah ini waktu dampingin Kakak Shafa memilih jurusan: Jadi Ceritanya diminta tolong buat konsultasi penentuan jurusan kuliah. Tante inget banget dulu pas masih kecil SD liat Kakak lebih suka baca buku daripada disuruh les math kumon😁😬. Akhirnya yg awalnya tante iseng beliin Why, jadi keterusan tante beliin koleksinya karena cepet banget bacanya. Dan suka nyeritain apa yg sudah dia baca dari buku2 Why itu. Time flies, kemarin masuk SMA minta rekomendasi english book yg light/beginner, tante kasih novel-novel romance dan langsung habis. Minta lagi, tante coba langsung kasih beberapa tingkat di atasnya (vocab, structure, grammar, etc) dan nyoba genre lain (econs, politic, sosio, etc). Daaan :’’) dibaca tekun dong walaupun sambil bilang ‘susah tante bacaannya’. Kemudian beberapa akhir ini minta konsultasi penentuan jurusan kuliahnya. Tante kasih tugas buat riset jurusan, karena peminatannya di SMA bidang IPS jadi riset fakultas2 sosial econs dll dari beberapa univ. Terus kemarin presentasi hasil risetnya dan kita coba kerucutkan pilihannya. Waktu presentasi terharuuu banget ini tantenya and got a goosebumps :’’). Pas ngejelasin latar belakang kenapa minat jurusan tsb selain karena dari courses, projects, dan assignments yg sudah dia kerjakan selama SMA, juga banyak keselip alasan:
‘Soalnya dari buku yang tante kasih itu, disitu kayak ngebuka pikiranku, ternyata ini itu dll…jadi aku pengen belajar lebih dalam ttg itu. Dan kalau dari keterangan matkul yg akan dipelajari di web univnya aku lumayan paham sih istilah2nya sudah pernah baca soalnya.’ Annnnd etc. 🤩🤩🤩🤩 earstruck!
Boleh liat sumarry hasil diskusinya disini, kebetulan aku record pas akhir-akhir kesimpulannya dari diskusi yang hampir 2 jam lebih, bahkan awalnya pilihannya ada kriminologi UI juga jurusannya, busett ngeri banget Kakak, yang tentunya ga aku ijinin lah untuk milih kriminologi, terlalu ekstrim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar