Tapi coba dipikir: kenapa menerima hidup apa adanya dan belajar dari setiap pelajaran yang Allah berikan itu dianggap naif?
Bisa jadi itu bukan naif, tapi pandangan yang orang lain belum tentu pahami. Sering kali, dunia mengajarkan kita untuk selalu waspada, selalu berhitung, dan tidak terlalu pasrah agar tidak mudah tersakiti. Tapi di sisi lain, kepercayaan kepada Allah yang tulus, penerimaan yang lapang, dan keyakinan bahwa semua ada hikmahnya, itu sebenarnya bukan naif. Bisa jadi itu penyelamat, kebijaksanaan dalam berpikir dan menjalani hidup.
Jadi, kalau kamu sendiri tidak merasa dirugikan dengan cara pandang tersebut, yasudah tidak perlu memikirkan standar orang-orang yang mengomentari itu. Bisa jadi mereka tidak berada di titik yang sama dalam memandang arti hidup dan kepercayaan kepadaNya. Kemudian pertanyaannya sekarang:
Apakah kamu ingin menyesuaikan diri dengan pandangan orang yang belum tentu lebih benar? Atau tetap berjalan dengan keyakinan sendiri karena tahu bahwa Allah yang menggenggam semuanya?
"Dan janganlah kamu lemah (dalam berbuat baik) dan jangan (pula) bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya) jika kamu beriman."
(QS. Ali Imran: 139)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar