20 Desember 2023

Beriringan

A: memang benar bahwa kebahagian itu beriringan dengan kesedihan atau ketidakbahagian, begitu pula sebaliknya saat menghadapi ketidakbahagiaan maka dihadirkanlah kebahagiaan di sisi yang lain, agar hati kita selalu tenang, merasa cukup. bahagia secukupnya, tidak bahagia secukupnya.

B: tapi bisa jadi indikator juga bukan kalau Dia membuatmu seperti itu berarti Dia lebih tau tentangmu, bahwa pada saat kamu bahagia bisa jadi selama ini kamu terlalu berlebihan dan sering terpeleset, dan saat kamu tidak bahagia kamu sering kurang sabar dan berprasangka buruk padaNya, akhirnya ya Dia memberikan pola tersebut. 

A: hmm iya bisa gitu juga hehehe.

B: jadi kesimpulannya?

A: Saat bahagia atau saat tidak bahagia ditanggapi dengan secukupnya dan segera sadar bahwa itu semua memang takdir dariNya yang perlu dilalui. Saat bahagia jangan lupa bersyukur dan jangan merasa paling-paling-paling, saat tidak bahagia jangan berlarut-larut dan tetap sabar.


مَآ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِيْٓ اَنْفُسِكُمْ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مِّنْ قَبْلِ اَنْ نَّبْرَاَهَا ۗاِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌۖ 

Mā aṣāba mim muṣībatin fil-arḍi wa lā fī anfusikum illā fī kitābim min qabli an nabra'ahā, inna żālika 'alallāhi yasīr(un).

Tidak ada bencana (apapun) yang menimpa di bumi dan tidak (juga yang menimpa) dirimu, kecuali telah tertulis dalam Kitab (Lauhulmahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sesungguhnya hal itu mudah bagi Allah.

QS. Al-Hadid: 22


لِّكَيْلَا تَأْسَوْا۟ عَلَىٰ مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا۟ بِمَآ ءَاتَىٰكُمْ ۗ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ

Likai lā ta`sau 'alā mā fātakum wa lā tafraḥụ bimā ātākum, wallāhu lā yuḥibbu kulla mukhtālin fakhụr

(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.

QS. Al-Hadid: 23


اَحَسِبَ النَّاسُ اَنۡ يُّتۡرَكُوۡۤا اَنۡ يَّقُوۡلُوۡۤا اٰمَنَّا وَهُمۡ لَا يُفۡتَـنُوۡنَ
Ahasiban naasu anyu yutrakuuu any yaquuluuu aamannaa wa hum la yuftanuun
Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, "Kami telah beriman," dan mereka tidak diuji?
Tafsir: Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan begitu saja pada setiap waktu, tempat dan situasi hanya dengan mengatakan, “Kami telah beriman,” dan mereka tidak diuji dengan hal-hal yang dapat membuktikan hakikat keimanan mereka, yaitu dalam bentuk cobaan-cobaan dan tugas-tugas keagamaan? Tidak, bahkan mereka harus diuji dengan hal-hal seperti itu.

QS. Al-Ankabut: 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar