Katanya umur 20an adalah saat hidupmu terswitch dengan ritme
yang cukup cepat, level hidup yang cukup besar gapnya. Fluktuasinya tinggi. Maksutnya
gimana? Semisal baru kemarin kamu menjalani peran sebagai anak yang merawat orang
tua sakit, mengubah total pola hidupmu dan keluarga menjadi lebih sehat
kesana-kemari mengurus administrasi di 3 rumah sakit berbeda dengan 2 pasien
berbeda, hari berikutnya kamu sudah berada di kerumunan orang pencari informasi
beasiswa tak terhitung banyaknya dan kamu bertemu dengan orang asing yang sangat
baik sekali yang akhirnya menjadi korespondenmu, sorenya kamu sudah di kereta
siap menjalani peranmu yang lain sebagai seorang tante sekaligus nanny dan lagi
kamu melihat hal-hal lain di kota lain, banyak pelajaran yang kamu dapatkan.
Tiga hari kemudian kamu sudah di ruang kerja mengerjakan tugasmu dengan
profesional dan banyak tuntutan, malamnya kamu sudah di tengah kelompok pecinta
buku yang kamu dan teman-temanmu dirikan. Siang hari berikutnya kamu sudah di
SD menjadi volunteer bersama orang asing, kemudian kamu langsung meluncur untuk
liqo bersama gengmu, selesai itu kamu kembali ke ruang kerja. 3 hari berikutnya
kamu berkutat menyusuri sungai melihat kenyataan hidup di bantaran sungai,
dengan pekerjaan dirty yang kamu lakukan, sampai dianggap pegawai pemerintah
yang sedang survey siap menggusur mereka. Kemudian pagi hari selanjutnya kamu
sudah duduk manis di ruang pucat untuk ujian ielts. Ditengah-tengah kamu
menjalankan peran itu hape berbunyi kabar-kabar menyenangkan dan menyedihkan
bermunculan. Dari mulai bertemu dosen, temen-temenmu, relawan, orang asing,
kepala dusun, nanny, dan berbagai macam orang lainnya. Tenaga, pikiran, emosi,
terswitch dengan cepatnya, dengan mudahnya, dan kamu harus semakin kuat
mengontrolnya, memanage waktu dan strategi pengerjaan.
Kadang capek kemudian kepikiran: rasanya keterlaluan benar ini hidup! Tetapi kalau ingat lagi kata-kata mas mbak yang sudah lebih berpengalaman 16-17an diatasku mereka selalu bilang: ‘ya seperti itu, mungkin kamu belum merasakan dampaknya sekarang tetapi 10-20 tahun mendatang buktikan ya omonganku.’
Bagus sih banyak bertemu dengan orang dengan berbagai jenis
karakter, jalan hidup, pandangan hidup, jadi
ngerti: oh apa yang harus aku siapkan dari sekarang untuk masa depan kelak yang
semisal jalan hidupnya pengen ini itu. Di sisi lain juga semakin menambah rasa
toleransi terhadap hidup yang dijalani, semakin realistis dan sekali lagi bukan
tentang apapun tetapi sadar kalau :
“Namun, sekarang aku memiliki filosofi baru bahwa berbuat
yang terbaik pada titik dimana aku berdiri sesungguhnya sikap yang realistis.
Maka aku sekarang adalah orang yang paling optimis, tak pernah sedikitpun aku
mengompromikan cita-cita itu”
-Sang Pemimpi, Andrea Hirata
Curhat semata, pengen
diuangkapin apa-apa aja yang
aku dapatkan beberapa
hari ini tetapi terlalu penuh di otak hehe
Ngobrol yuk aku lebih
suka cerita by lisan biar kita bisa saling elaborate
Hanum, 10:47 PM
3/16/2017
keren num, mantap, keep moving (y)
BalasHapuswaa makasih chandra, km juga kereen, semangat! :)
Hapus