16 Maret 2017

Switching Lyfe

Katanya umur 20an adalah saat hidupmu terswitch dengan ritme yang cukup cepat, level hidup yang cukup besar gapnya. Fluktuasinya tinggi. Maksutnya gimana? Semisal baru kemarin kamu menjalani peran sebagai anak yang merawat orang tua sakit, mengubah total pola hidupmu dan keluarga menjadi lebih sehat kesana-kemari mengurus administrasi di 3 rumah sakit berbeda dengan 2 pasien berbeda, hari berikutnya kamu sudah berada di kerumunan orang pencari informasi beasiswa tak terhitung banyaknya dan kamu bertemu dengan orang asing yang sangat baik sekali yang akhirnya menjadi korespondenmu, sorenya kamu sudah di kereta siap menjalani peranmu yang lain sebagai seorang tante sekaligus nanny dan lagi kamu melihat hal-hal lain di kota lain, banyak pelajaran yang kamu dapatkan. Tiga hari kemudian kamu sudah di ruang kerja mengerjakan tugasmu dengan profesional dan banyak tuntutan, malamnya kamu sudah di tengah kelompok pecinta buku yang kamu dan teman-temanmu dirikan. Siang hari berikutnya kamu sudah di SD menjadi volunteer bersama orang asing, kemudian kamu langsung meluncur untuk liqo bersama gengmu, selesai itu kamu kembali ke ruang kerja. 3 hari berikutnya kamu berkutat menyusuri sungai melihat kenyataan hidup di bantaran sungai, dengan pekerjaan dirty yang kamu lakukan, sampai dianggap pegawai pemerintah yang sedang survey siap menggusur mereka. Kemudian pagi hari selanjutnya kamu sudah duduk manis di ruang pucat untuk ujian ielts. Ditengah-tengah kamu menjalankan peran itu hape berbunyi kabar-kabar menyenangkan dan menyedihkan bermunculan. Dari mulai bertemu dosen, temen-temenmu, relawan, orang asing, kepala dusun, nanny, dan berbagai macam orang lainnya. Tenaga, pikiran, emosi, terswitch dengan cepatnya, dengan mudahnya, dan kamu harus semakin kuat mengontrolnya, memanage waktu dan strategi pengerjaan.

Kadang capek kemudian kepikiran: rasanya keterlaluan benar ini hidup! Tetapi kalau ingat lagi kata-kata mas mbak yang sudah lebih berpengalaman 16-17an diatasku mereka selalu bilang: ‘ya seperti itu, mungkin kamu belum merasakan dampaknya sekarang tetapi 10-20 tahun mendatang buktikan ya omonganku.’

Bagus sih banyak bertemu dengan orang dengan berbagai jenis karakter, jalan hidup, pandangan hidup,  jadi ngerti: oh apa yang harus aku siapkan dari sekarang untuk masa depan kelak yang semisal jalan hidupnya pengen ini itu. Di sisi lain juga semakin menambah rasa toleransi terhadap hidup yang dijalani, semakin realistis dan sekali lagi bukan tentang apapun tetapi sadar kalau :

“Namun, sekarang aku memiliki filosofi baru bahwa berbuat yang terbaik pada titik dimana aku berdiri sesungguhnya sikap yang realistis. Maka aku sekarang adalah orang yang paling optimis, tak pernah sedikitpun aku mengompromikan cita-cita itu”
-Sang Pemimpi, Andrea Hirata

Curhat semata, pengen diuangkapin apa-apa aja yang
aku dapatkan beberapa hari ini tetapi terlalu penuh di otak hehe
Ngobrol yuk aku lebih suka cerita by lisan biar kita bisa saling elaborate

Hanum, 10:47 PM 3/16/2017

2 komentar: