21 Mei 2017

Pregnancy Announcement

Aku orangnya kalau youtube-an suka random. Random banget. Tapi random pada satu jenis topik video yang bisa bikin aku terenyuh, atau kayak 'awww so cute' 'full of kindness' 'what kind of meaningful story'. pokoknya video yang bisa bikin aku kalau nonton itu kayak huhu terharu sekali please. terharu yang bahagia gitu sesuatu yang merecharge sisi humanis dan feminisku. Kalau ga video yang sejenis biasanya video goodnews. Nah padahal video-video kayak gitu susah juga dapetnya atau random munculnya. tiba-tiba ada di home facebook, di timeline twitter, kadang muncul sendiri atau kepikiran cari keyword yang pas di youtube apa yaa. Salah satu keyword yang sering aku tulis di youtube in my spare time gegoleran gitu satu sih yang paling sering yaitu: 'Pregnancy Announcement' ya ini benar. benar sekali. Aku sampe bisa ngabisin waktu berjam-jam cuma nonton Pregnancy Announcement Compilation dari #1 sampai #9 wkwk dan gabosen-bosen. Iya beneran. HAHAHA. aku sendiri juga gapercaya kok bisa :'''
Setiap nonton itu emosinya kayak bisa kerasa banget..aku gapaham sih aku yang lebay atau gimana tapi aku ngerasa ikut larut dalam surprise goodnews itu. Coba deh nonton! tapi awas! it's a trap!

 

Yang aku heran adalah kok bisa ya di Amerika sana Pregnancy itu suatu hal yang sangat menggembirakan gitu, iya disini juga kok. tapi kayak yang sangat menggembirakan banget gitu. paham ga? apa karena disana itu orang punya anak dikit-dikit, kayak cuma 2, satu atau tiga paling pol gitu jadi saat mengetahui kabar baik keturunannya berlanjut atau baninya yang sedikit tadi berlanjut itu menjadi suatu kabar yang sangat menggembirakan gitu? Kalau disini mungkin karena masih banyak families yang having a lots kids, jadi kayak hah yaudah gitu? enggak juga ya? atau gimana? ._. atau kepercayaan disana itu banyak working wife yang gamau having babies so saat mertua atau ibunya tau anaknya pregnant suatu yang 'Oh my god, are you kidding me? :')' Gatau sih ini random questions aja sih wkwk. 

Jadi kalau temen-temen yang lain sukanya ngescroll ig story atau youtube-ing vlog tarevling, daily skincare, tips ini itu dll sementara aku kalau cari hiburan videonya yang kayak gini-gini wkwkw 

Selain video Pregnancy Announcement, ku juga kadang nulis keywordnya 'Surprise Army' jadi kayak video tentang Homecoming surprise nya army soldiers gitu. Setelah berbulan-bulan atau beberapa tahun membaktikan hidupnya untuk kemaslahatan pertahanan negaranya dengan meninggalkan anak, istri, terus tiba-tiba dateng ngasih surprise ke anaknya di sekolahnya. It's too cute :' Coba aja cari di youtube. 

Agak heran sih aku kalau nonton youtube gitu bisa emosional dan terbawa arus keterharuan tapi kalau nonton film blas-blas-blas gapernah bisa terharu. Kemaren nonton Critical Eleven aja kayak temen-temen dan penonton sebelah-sebelah pada elap-elap ingus, ku enggak sama sekali. malah banyak nanya wkwkw tipe penonton yang nyebelin dan berisik kayak 'ini kapan sih konfliknya' 'lurus-lurus terus daritadi' 'konfliknya cuma gitu doang' dan sebagainya wkwkw maap. Kalau film aku lebih suka nonton film Biografi atau film yang diangkat dari kisah nyata. Sejauh ini film yang paling aku suka adalah The King's Speech. aku gapernah bosen nonton film yang dapet Academy Award banyak banget ini. Selain itu juga film kayak: Top Secret Billionaire, film yang nyeritain tentang perjuangan Top menjadi pengusaha keripik rumput laut Tao Kae Noi, di Indomaret dijual. atau film-film biografi inventor teknologi gitu like The Social Network, Steve Jobs, dan sebagainya. Lebih kerasa aja kalau nonton film-film seperti itu, mungkin karena diangkat dari kisah nyata ya jadi lebih bisa ngerasain. 

Kalau video yang bisa merecharge semangat atau motivasi gitu biasanya aku punya dan aku download. Video yang bisa ngebuatku inget lagi mimpi-mimpi atau di masa depan aku pengen ngapain biasanya video yang sejenis itu kayak social movement, the ways to save the world kayak gini


video-video kayak gini yang selalu berhasil mengingatkan ku untuk menjadi seorang yang lebih berpengetahuan, mempunyai keterampilan, dan kompetensi sehingga di masa depan aku bisa menjadi pribadi yang lebih bermanfaat untuk membantu sekitar. Aku gatau entah kapan bakal terwujud, tetapi ini adalah one of my biggest dream, dan tentunya aku sekarang sedang mengusahakannya :)

20 Mei 2017

Menikah dan Berumah Tangga

Di post kali ini saya akan membahas tentang....jeng jeng... Pernikahan... ya benar. Setelah kemarin dua minggu yang lalu teman saya, Zahratul Iftikar melangsungkan pernikahannya dengan Khoirul Fahmi, saya menjadi tertarik untuk membahas tentang pernikahan ini menurut buku yang saya baca lagi dari M.Quraish Shihab berjudul Perempuan. Temen-temen kalau mau diskusi monggo banget karena memang saya ilmunya juga masih sangat sedikit. Yuk saling belajar menjemput fitrahNya! :)

Post ini akan sangat panjang sepertinya selain karena babnya paling panjang juga karena bab ini paling menarik menurut saya hehehe :)



'Segala sesuatu telah Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat (kebesaran Allah)' (QS. adz-Dzariyat:49)

12 Mei 2017

Project Child Indonesia: Be a Volunteer of Drinking Water Program



Jadi semester ini saya menjadi volunteer di sebuah NGO lokal Yogyakarta namanya Project Child Indonesia (http://volunteer.projectchild.ngo) yaitu sebuah NGO yang fokus geraknya dalam hal kesehatan, lingkungan bersih dan hidup sehat bagi anak-anak Indonesia.
The vision of Project Child is for every child in Indonesia to have the opportunity to learn, to have a healthy start, and to feel supported and secure living in a clean environment that is prepared for natural disasters.
Ada beberapa program yang ditawarkan oleh Project Child Indonesia dalam kegiatan volunteernya. Yang saya ikuti namanya Drinking Water Program. DWP adalah sebuah project dimana PCI mem-provide access to healthy drinking water yang baik untuk diminum langsung di beberapa sekolah binaan PCI.

Latarbelakangnya apa? Jadi kalau kita melihat akhir-akhir ini kehidupan jajan anak-anak SD banyak jajanan sembarangan yang dimakan atau diminum oleh mereka. Terutama minuman, kita bisa lihat kan banyak banget minuman yang dijual di depan SD gitu bahannya banyak gula atau pemanis buatan. Bukan tentang masalah kadarnya yang dikit atau yaudah cuma pas di SD lagian. No! Inget akumulasi dari kadar kecil yang ditimbun tiap hari bisa berbuah penyakit suatu hari nanti. 
Nah kemudian bagaimana caranya? Awalnya kita mendatangi beberapa SD yang ada di daerah urban tapi biasanya daerah bantaran sungai. Kita datangi dan kita tawarkan program yang ingin kita lakukan, tujuannya apa, sistem penyediaan drinking water nya gimana atau instalasi water filternya bagaimana, bagaimana kita mengontrolnya dan lain-lain. Kalau SD itu mau ya ayo kalau enggak ya sudah kita tidak memaksa. Dan semua yang kita lakukan untuk menunjang program tersebut dilakukan secara gratis termasuk alat penyediaan air minumnya. 
Nah jadi pas waktu dikasih  tau Kak Awan, Project Manager PCI chapter Yogya pake alat water filternya apa, langsung familiar dan berkaca-kaca ngedengernya *alay* :’ 
Nah apa nama alatnya? Yaitu Nazava! Yaa benar itu water filter yang dipakai Kopernik juga buat didistribusikan di remote villages daerah NTT sana oleh ibu-ibu Inspirasi Kopernik, Mama Mia tentu saja juga termasuk :)
Nah apa yang Hanum lakukan di program DWP sebagai volunteer? Yang saya sebutkan di atas dan juga tiap hari Jumat jam 10.00 selama Januari-Juni mendatang mengajar di SD binaan DWP yaitu SD Vidya Qassana. 
Apa dong yang diajarkan oleh Miss Hanum? Dipanggil miss karena kelasnya bilingual English dan Indo karena volunteernya kadang nanti ada bulenya, yang diajarkan Miss Hanum banyak dong, ada silabusnya sih sebenernya, tetapi lebih ke pendidikan alternatif non formal apa yang ga diajarkan oleh sekolah biasanya misal mengenal hewan-hewan berdasarkan kriteria wild tame dan endangered, apa yang bisa kita bantu buat konservasi hewan-hewan jenis tersebut, terus kemudian juga ada pelajaran hand-washing yang baik dan benar gimana, terus ada pelajaran tentang konservasi sungai dan lain-lain. Yang tentunya menunjang program DWP di sekolah tersebut dan juga dengan bahasa yang bisa diterima oleh anak-anak. 


Seru kaaan? :D
Selain Drinking Water Program, di PCI ini juga banyaak program dan event-event seru lainnya: Sekolah Sungai, Wisata Kuliner Code, Garage Sale, Disney Pajama's Night bahkan juga ada dalam rangka fundraising, terus kalau mau belajar tentang how to be a good volunteer atau skill-skill yang dibutuhin volunteer buat menghadapai anak-anak ada juga workshopnya guyss. Terus Project Child juga punya shop online untuk open donation, kalau temen-temen ada yang mau make a donation ke PCI boleh banget yuk https://www.instagram.com/projectchild.store/








9 Mei 2017

In Between

ini post purely my personal opinion, sharing insight dari apa yang aku alami beberapa tahun belakang ini, terutama dalam kehidupan kampus hehe, enjoy it, and let's discuss, sangat open dengan opini kalian juga :)

Baru kenal istilah ini beberapa hari yang lalu. Jadi secara awam in between itu sebutan golongan orang-orang antara. Antara si agamis dengan si duniawi, antara akademisi dengan si titip absen setiap hari,  antara si sederhana dengan si sosialita, antara yang suka nongki-nongki dengan yang kuliah-pulang-kuliah pulang, antara yang sibuk kemana-mana rapat dengan yang selonya kebangetan, antara yang si aktivis kontributif dengan yang lurus-lurus aja, dan antara-antara yang lainnya. Aku ga ngejudge salah satu golongan mereka adalah golongan baik dan yang satunya golongan buruk atau yang satu golongan bener dan satunya golongan salah. Karena hidup terlalu sempit kalau hanya dilihat dari kacamata kuda seperti itu.

In between itu orang-orang yang dia bisa adaptif di golongan-golongan yang disebutkan diatas, dalam artian, dia bisa ngobrol dan berinteraksi dengan si agamis tapi ada suatu masa dia juga bisa dengan si duniawi, tetapi dengan kadar yang tidak berlebihan atau tidak terpengaruh secara berlebihan. Jadi kayak it’s okay now im in your circle and I respect it but I also have my own principle and integrity. Inget own, karena setiap orang pasti juga punya their own integrity and principle. In between ini ngejelasin dimana golonganku berada, ini seriously baru sadar pas curhatanku ditanggepin Dina. Kalau ibuku tanggepannya bilang itu termasuk golongan ‘moderate’ ya ditengah-tengah, intinya kamu punya experience bertemu macem-macem golongan orang dan jenisnya.

Kalau dipikir-pikir iya juga sih, dari segi organisasi udah pernah ngicipin dari yang level jurusan, fakultas, universitas, regional yogyakarta, sampai nasional, bahkan having corresponden untuk network international. Atau untuk golongan dari yang anak-anak, karena aku ngajar, yang lebih muda-muda di kota dan desa, yang lebih dewasa, bahkan yang lebih tua. Atau dari golongan kuli bangunan, penjaga warung, kepala dusun, dosen, expertise, relawan, founder, pekerja profesional, entrepeneur, CEO dan sebagainya yang pernah aku temui. Yang semua experience itu membuatku paham sampai pada tingkat dimana aku bisa belajar insight dari mereka dan aku bisa belajar bagaimana merespon atau menghargai mereka dengan baik. itu salah satu manfaat dari in between mungkin. Aku percaya di luar sana masih banyak orang yang lebih luas dan random in betweenya. Jadi ini personally opiniku saja hehe.

Nah yang aku pelajari dan ingin sharingkan dari menjadi seorang in between ini adalah aku jadi tambah paham, tambah percaya dan meyakini bahwa toleransi itu penting, don’t judge people by its cover itu bener banget adanya. Karena sekali lagi aku tekankan we know nothing about everyone, kita tidak tau latarbelakang keluarganya seperti apa, lingkungan seperti apa yang mereka jalani, daya juang hidup seperti apa yang mereka lakukan, kebaikan/keburukan apa yang mereka lakukan dan sembunyikan. Judge dalam hal ini tidak melulu judge yang buruk tetapi juga baik loh. Maksutnya judge baik yang bisa jadi buruk itu adalah saat judge baik tersebut kemudian digunakan untuk membandingkan, mengejek atau meremehkan orang lain. Judge baik itu boleh tetapi judgelah hanya pada satu pihak saja. Judge itu akan tidak menjadi baik saat dicomparekan dengan orang lain, because you know nothing about everyone.

Kamu gabisa ngejudge begitu saja orang yang outlooknya dia kayak ga ngerti agama, ga pernah sedekah, gatau aqidah, dan kamu tiba-tiba merasa lebih baik dengan outlookmu yang beragama. Karena kamu gatau yang ga kamu liat, aku punya beberapa kenalan yang misal dia dari luar kelihatan sangat agamis, tetapi sholat aja lupa, atau malah ada yang pake kerudung aja enggak, baju masih sopan sih, tetapi dia adalah orang yang selama aku berada disisinya selalu ngajakin sholat tepat waktu, even itu bisa dikerjain di kos pun tetep milih nanti dulu pulangnya sholat dulu. Bahkan dalam keadaan rapat bersama atasan pun berani untuk menyela dan ijin, atau yang kerudungnya biasa aja ga pakai rok ig story nya random-random tapi dia yang selalu ngajakin aku puasa senin kamis dan buka di masjid Nurul Asri sambil ngedengerin kajian. Yang kayak gitu ternyata banyak mereka berproses menjadi lebih baik dengan sederhana dan having no worries about people’s opinion. Atau ada yang dari luar keliatannya serem-serem, so selfish dengan hidupnya sendiri dan acuh sama pandangan orang lain. tetapi ternyata tiap weekend having volunteer di pinggir sungai code, dengan tulusnya berkontribusi langsung dan nyata :’) kamu masih mau berprasangka atau judge buruk dengan orang seperti itu hanya dilihat dari outlooknya?

6 Mei 2017

Mengaitkan Target dengan Kehendak Allah


Dalam post kali ini saya tidak berbicara perempuan lagi hehe. sebenarnya ada satu post terakhir tentang perempuan yang saya simpan untuk besok karena kebetulan pada momen yang tepat. Oke pos kali ini purely saya tulis ulang disini karena terlalu bermakna dan singkat jika saya resensi. Pos ini bersumber dari buku karya M. Quraish Shihab dengan judul 'Lentera Al-Qur'an: Kisah dan Hikmah Kehidupan' dalam babnya berjudul Mengaitkan Target dengan Kehendak Allah.

Muhammad Al-Ghazali, seorang ulama Mesir kontemporer, meriwayatkan dalam bukunya Rakaiz Al-Iman (Tiang-Tiang Iman), sebuah dialog antara Ja'far Al-Shadiq (702-765 M) dan seseorang santri bernama 'Unwan yang ketika itu berumur 94 tahun.'

'Ayah siapakah engkau?' tanya Ja'far Al-Shadiq
'Ayah Abdullah,' jawab sang santri. 'Apa maksud kedatanganmu?'
'Semoga tuan berkenan mengajarkan sedikit ilmu tuan kepadaku.'
'Ilmu bukanlah sesuatu yang diperoleh melalui proses belajar mengajar. Tetapi, ilmu adalah cahaya yang dicampakkan Tuhan ke dalam jiwa mereka yang dikehendaki-Nya. Jika engkau menghendaki ilmu, wujudkan terlebih dahulu di dalam dirimu hakikat pengabdian kepada Allah.'
'Apakah hakikat pengabdian itu?'
'Ada tiga macam. Salah satunya adalah tidak memastikan keberhasilan target, tetapi selalu mengaitkannya dengan kehendak Allah.'

Demikianlah cuplikan dialog antara Ja'far Al-Shadiq dengan seorang santri. Apakah yang dapat kita petik darinya?
Pertama, berkaitan dengan usia sang santri sudah 94 tahun namun masih haus ilmu. Seorang kakek telah mempraktikan tuntunan belajar seumur hidup, 'dari buaian hingga liang lahad'.
Kedua, berkaitan dengan pertanyaan kiai kepada santrinya menyangkut identitas sang santri. Beliau tidak bertanya tentang nama kakek itu, tetapi kunyah(gelar yang mengandung penghormatan atas adanya prestasi yang dibanggakan)-nya. Seakan-akan kiai itu ingin mengetahui sampai dimana usaha mitra bicaranya dalam mendidik anak sehingga ia dapat berbangga dan sang anak dapat bangga pula. Di sini seakan-akan ditekankan bahwa kebanggaan adalah suatu keberhasilan dalam mendidik anak atau dalam suatu proses pendidikan.
Ketiga, pengertian ilmu secara hakikat pengabdian. Yang terakhir ini secara khusus akan digarisbawahi.

Tidak dapat disangkal bahwa setiap muslim diwajibkan menyusun rencana dan memiliki target menyangkut masa depannya serta berusaha sekuat tenaga untuk mencapainya. Tetapi, dalam saat yang sama, ia harus ingat bahwa sistem kerja alam raya ini saling berkaitan, yaitu seseorang tidak hidup sendiri, apa yang dikehendakinya belum tentu dikehendaki oleh pihak lain. Dan di atas semuanya, ada Tuhan Pemelihara Alam, yang Mahabijaksana mengatur kepentingan semua makhlukNya. Karenanya, kaitkanlah target dengan kehendak-Nya.

Dalam kenyataan, kita sering berhitung diatas kertas tentang sukses yang akan dicapai. Tetapi bila tiba saat memetik buah kesuksesan terkadang ada saja yang di luar perhitungan, sehingga runtuhlah segala impian!. Nah, dalam keadaan semacam ini, terasa betapa besar manfaat nasihat di atas.

'Jangan sekali-kali berkata, menyangkut sesuatu:''Aku akan lakukan hal itu esok'' kecuali dengan berkata jika dikehendaki Allah.' (QS 18: 23-24)

Ketika mengalami krisis, seringkali seseorang berkata: 'Seandainya aku seperti si Anu'; 'Seandainya aku menjadi pedagang,' keluh seorang pegawai; 'Seandainya aku menjadi jenderal.' keluh sang dokter; 'Seandainya aku studi di perguruan itu.' keluh mahasiswa. Semua berandai dan akhirnya semua tidak merasa puas, demikian hati kecil menyelubungi kegagalan dengan hiasan perandaian. Tetapi jika nasihat tadi dihayati maka akan luluh segala perandaian, dan ketika itulah kapak akan diayunkan guna menghindarkan segala rintangan dan sebab-sebab kegagalan. Bukankah tidak ada gunanya perandaian dan bukankah sejak semula keberhasilan target telah dikaitkan dengan kehendak-Nya.

Demikian. Semoga bermanfaat :)

5 Mei 2017

Pembentukan Watak Melalui Perempuan



Banyak Pakar kepribadian yang berkata bahwa kepribadian seseorang terbentuk melalui banyak faktor: ibu, bapak, lingkungan, dan bacaan yang merupakan faktor-faktor utama. Peranan ibu dan bapak bermula sejak dalam kandungan dan berlanjut hingga dewasa atau kepribadian anak terbentuk. Ini karena semua mengakui adanya faktor hereditas yang menurun kepada anak melalui ibu dan bapak bukan hanya fisik tetapi juga psikis. Situasi kejiwaan ibu-bapak saat kandungan juga dapat mempengaruhi anak.

Kalau kita ingin membandingkan peranan ibu dan bapak maka sangat jelas perbedaannya. Walaupun demikian perlu digarisbawahi bahwa bapak tetap dituntut untuk terlibat langsung dalam pendidikan dan pembentukan watak anak-anak. Setiap sosok memiliki sifat, kepribadian, pengetahuan, serta pengalaman yang terbatas dan berbeda-beda sehingga tidak bijaksana membiarkan ibu saja yang memengaruhi anaknya secara penuh.

Bapak dalam konteks pembentukan watak dituntut oleh kitab suci Al-Qur'an untuk mendukung ibu sekaligus memerhatikan anak. Dalam konteks peranan ibu dan bapak, kitab suci Al-Qur'an mengibaratkan bapak sebagai petani yang menanam benih, sedangkan ibu diibaratkan lahan.
'Istr-istri kamu adalah ladang buat kamu' (QS al-Baqarah:223). Betapapun baiknya benih, jika lahannya gersang atau dibiarkan ditumbuhi alang-alang dan diserang oleh hama, buah yang tumbuh tidak akan memuaskan. Walaupun buah telah tumbuh, petani masih dituntuk untuk memerhatikannya, membersihkannya, dan mengemasnya dalam kemasan yang baik dan indah sebelum dibawa ke pasar atau dimanfaatkan.

Bagaimana dengan perempuan? sosok ibu?
Sebagai seorang yang beriman dan beragama, kita percaya bahwa Allah telah menciptakan perempuan sedemikian berat untuk mengemban amanah yakni mendidik watak serta kepribadian anak. Sifat keibuan menjadi peranan penting dalam menjalankan amanah ini. Peranan yang paling agung dan besar bagi seorang perempuan adalah peranannya sebagai ibu. Peranan ini mustahil dilakukan oleh lelaki. Ibulah yang berada di rumah, di sekolah, di rumah sakit, di jalan raya, di tempat-tempat bermain, dan lain-lain, khususnya pada masa-masa pembentukan dan kepribadian anak.

Tindakan-tindakan seseorang lahir dari wataknya disadari atau tidak. Watak lahir dari hubungan seseorang dengan selainnya yang diperoleh dari pendidikan dan pengalaman berinteraksi dengan lingkungan, baik lingkungan hidup maupun benda-benda dan peristiwa-peristiwa. Proses pembentukannya berjalan sepanjang usia manusia. Namun perlu dicatat bahwa ada kesinambungan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Pakar-pakar psikologi menyatakan bahwa perlakuan dan pengalaman anak pada masa kecil mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan watak dan kepribadiannya.

Dari sini pentingnya peranan perempuan dalam pembentukan watak seseorang. Kontak sosial pertama antara bayi dan lingkungan sosialnya adalah dengan perempuan yakni ibunya. Cara yang dilakukan oleh ibu besar atau sedikitnya perhatian, sabar atau tidaknya akan berpengaruh pada pembentukan wataknya. Perasaan percaya atau curiga pada seseorang adalah hasil dari pengalaman pada tahun-tahun pertama hidupnya.

Ibu, karena kedekatannya kepada anaknya serta karena sifat-sifatnya seperti digambarkan di atas, diharapkan lebih berperan dalam pembentukan watak anak. Perempuan yang berperan besar dalam pembentukan watak dituntut untuk banyak tahu tentang peranannya ini. Kedangkalan pengetahuannya akan melahirkan anak-anak yang berwatak buruk. Mau atau tidak mau, suka atau tidak, pandai atau bodoh, perempuan adalah pembentuk watak. Dia adalah sekolah yang bila dipersiapkan dengan baik, akan melahirkan manusia unggul, bahkan generasi yang tangguh dan luhur. Kalau tidak dipersiapkan atau tidak siap, perempuan menghasilkan manusia-manusia yang tidak berguna, bahkan berbahaya bagi masyarakatnya.

Namun perlu digarisbawahi bahwa perempuan sebagai pembentuk watak atau pendidik bukan berarti tidak memiliki peranan yang lain, atau tidak boleh bekerja. Kalau kembali kepada ajaran agama Islam, pada masa Nabi Muhammad saw. pun tidak sedikit perempuan yang bekerja dalam berbagai bidang dan itu tidak menghalangi mereka menjadi istri, ibu, serta pendidik yang baik. Ukuran terbaik antara ibu dan anaknya bukan apakah si ibu bekerja atau tinggal di rumah, melainkan 'keadaan emosi mereka yang tersembunyi'. Demikian kesimpulan penelitian National Institute of Child Health and Human Development (NICD). Karena itu marilah kita belajar dan belajar serta menampakkan keteladanan yang baik.

'Berkata benarlah karena kebenaran mengantar kepada kebajikan, dan sesungguhnya kebajikan mengantar ke surga. Sesungguhnya, siapa yang sering berucap benar, akhirnya menjadi seseorang yang memiliki watak yang mengantarnya selalu berucap, bertindak, dan bersifat benar.' 
(HR. Bukhari dan Muslim melalui Ibnu Mas'ud)

Demikianlah, Wa Allah Alam

4 Mei 2017

Harakah Dan Kemandirian Perempuan



Post ini saya buat dalam rangka janji saya dengan seorang teman, Chandra , janjinya yaitu 7 Days Qur'an Challenge, berhubung 2 post sebelumnya bisa menjadi #7daysQur'anChallenge juga maka tinggal 5 post Qur'an Challenge lagi yang harus saya penuhi. Beberapa pos kedepan mungkin akan banyak saya tulis topiknya masih seputaran tentang Perempuan dalam Islam, berhubung punya beberapa buku yang berkaitan dengan perempuan hehe. Dalam pos ini saya akan menuliskan pemahaman saya tentang Harakah dan Kemandirian Perempuan dari referensi buku berjudul 'Perempuan' karya M. Quraish Shihab.

'Akan dirahmati Allah, siapa yang mengetahui kadar dirinya'

Kesuksesan seseorang salah satu faktornya adalah pandangan yang bersangkutan tentang dirinya, yakni harakah dan martabatnya. Seseorang yang menilai dirinya melebihi kadarnya akan bersikap angkuh dan cenderung meremehkan orang lain, demikian pula yang rendah diri akan selalu merasa tidak mampu kemudian menyerah sebelum berjuang. Yang lebih parah bila seseorang tidak mengetahui kadar dirinya.

3 Mei 2017

Kualitas Pribadi Muslimah


Setelah kemarin saya post resensi bab pertama: KedudukanPerempuan dalam Islam, untuk kali ini saya akan mencoba meresensi bab kedua: Kualitas Pribadi Muslimah.

Sebelum membicarakan topik ini terlebih dahulu perlu digarisbawahi bahwa tidak ada perbedaan antara seseorang dan yang lainnya dari segi kemanusiaan, baik perempuan maupun lelaki. Atas dasar ‘persamaan’ ini maka kita dapat memberikan gambaran tentang kualitas pribadi Muslimah dengan mengemukakan pandangan agama tentang kualitas manusia yang didambakannya. Setelah itu, dapat ditinjau perbedaan kedua jenis manusia tersebut dari kodratnya, guna menemukan kualitas pribadi muslimah.

Semua manusia diciptakan Allah dari debu tanah dan Ruh Ilahi. Apabila daya tarik debu tanah mengalahkan daya tarik Ruh Ilahi, ia akan jatuh tersungkur sehingga mencapai tingkat yang serendah-rendahnya, lebih rendah bahkan daripada binatang. Sebaliknya, bila Ruh Ilahi yang memenangkan tarik-menarik, manusia akan menjadi seperti malaikat. Tuhan tidak menghendaki manusia menjadi malaikat, tidak pula binatang, karenanya unsur kejadiannya harus dapat menyatu dalam dirinya. Saat itulah, diharapkan kualitasnya tercapai. Melalui debu tanah dan Ruh Ilahi tersebut Allah menganugerahkan manusia empat daya:


2 Mei 2017

Kedudukan Perempuan dalam Islam

Jadi hari sabtu kemarin saya dan teman saya Dina pergi ke pameran buku murah terbesar seAsia yaitu Big Bad Wolf di ICE BSD City, Tangerang Selatan. Pameran ini merupakan pameran BBW kedua yang saya datangi setelah yang kemarin di Surabaya. Saya cukup selektif dan menjaga mata saat berkeliling melihat dan mencari buku yang saya idamkan. Berkaca dari pameran tahun lalu saya banyak membeli buku yang saya tidak tau itu apa isinya, atau hanya tau pengarangnya saja alhasil boros dan sampai sekarang banyak buku yang belum selesai saya baca. Selain itu pelajaran yang lain dari pameran yang pertama, saya baru sadar banyak buku yang saya beli bergenre self-help dan business yang akhirnya membuat saya bosan. Akhirnya dalam pameran kali ini saya berusaha untuk membuat setidaknya hanya 1 buku satu genre, sehingga saya perlu browsing-browsing review buku banyak genre untuk saya beli di BBW Jakarta. Daaan akhirnya ini lah yang saya temukan dalam pencarian dan pemanjaan mata di BBW.



Agak sedikit kecewa sih karena ada beberapa buku yang saya tau itu ada di BBW dan ternyata sudah habis :( sedih. Sedih banget. Judulnya Rosie Project dan Rosie Effect itu novel sih genre romance tapi menurut review yang saya baca saya sangat tertarik. Temen-temen yang ke BBW kemarin kalau ada yang punya dan gamau, saya beli aja sini.

Salah satu buku yang saya beli di BBW adalah buku karya M. Quraish Shihab dengan judul ‘Membumikan Al Qur’an’. Sejauh ini buku-buku islami yang saya suka baca dan koleksi karyanya hanya terpaut pada 2 tokoh: Buya Hamka (yang karena ibu saya juga suka dan akhirnya saya juga suka membaca karya beliau) dan M. Quraish Shihab. Saya sangat terkesan dengan tutur kata, gaya bahasa, dan dalamnya pemikiran beliau berdua ini, ditambah dengan bahasanya yang lembut, indah sekaligus mencerahkan. Dalam buku tersebut saya tertarik untuk pertama kali membaca 2 bab tentang Perempuan dalam Islam, Bab pertama: Kedudukan Perempuan dalam Islam berisi tentang bagaimana kedudukannya, asal kejadiannya dan hak-haknya yang diajarkan oleh Islam dan Bab kedua: Kualitas Pribadi Muslimah. Berikut akan saya tuliskan sedikit resensi dari bab tersebut yang saya baca.

Salah satu tema utama sekaligus prinsip pokok dalam ajaran Islam adalah persamaan antara manusia, baik antara lelaki dan perempuan maupun antarbangsa, suku dan keturunan. Perbedaan yang ada hanyalah nilai pengabdian dan ketakwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sesuai dengan firmanNya

‘Wahai manusia, sesungguhnya kami telah menciptakan kamu (terdiri) dari laki-laki dan perempuan dan kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal, sesungguhnya yang termulia diantara kamu adalah yang paling bertakwa.’ (QS 49:13)

Ajaran Islam hakikatnya memberikan perhatian yang besar terhadap kedudukan dan kehormatan perempuan. Banyak faktor yang mengaburkan keistimewaan ini dan malah sering merendahkannya, hal itu disebabkan oleh salah satu diantaranya kedangkalan pengetahuan keagamaan. Sehingga tidak jarang agama Islam diatasnamakan untuk pandangan dan tujuan yang tidak dibenarkan tersebut.

Asal Kejadian Perempuan
Subbab ini termasuk penting buat saya karena ada suatu statement yang selama ini banyak beredar dan diyakini banyak muslim tetapi ternyata tidak seperti itu adanya atau jika dibilang salah pemahaman bisa jadi. Al Qur’an menjelaskan bahwa melalui ayat pertama surat Al-Nisa’:

'Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari jenis yang sama dan darinya Allah menciptakan pasangannya dan dari keduanya Allah memperkembangbiakan lelaki dan perempuan yang banyak.'

Al Qur’an secara tegas menerangkan bahwa asal kejadian manusia(perempuan dan laki-laki) keduanya berasal dari satu jenis yang sama dan bahwa dari keduanya secara bersama-sama Allah mengembangbiakan keturunannya baik lelaki maupun perempuan. Benar bahwa ada suatu hadis Nabi yang dinilai shahih(dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya) yang berbunyi: Saling pesan-memesanlah untuk berbuat baik kepada perempuan, karena mereka diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok. (Diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, dan Tirmidzi dari sahabat Abu Hurairah)

Benar ada hadis yang berbunyi demikian tetapi tidak dibenarkan atau selama ini dipahami secara keliru bahwa perempuan diciptakan dari tulang rusuk Adam, yang kemudian mengesankan kerendahan derajat kemanusiannya dibandingkan dengan lelaki. Namun cukup banyak ulama yang telah menjelaskan makna sesungguhnya dari hadis tersebut. Muhammad Rasyid Ridha dalam Tafsir Al-Manar menulis: ’Seandainya tidak tercantum kisah kejadian Adam dan Hawa dalam Kitab Perjanjian Lama (Kejadian II;21) dengan redaksi yang mengarah kepada pemahaman di atas, niscaya pendapat yang keliru itu tidak akan pernah terlintas dalam benak seorang Muslim’

Tulang rusuk yang bengkok dalam hadis diatas harus dipahami dalam pengertian majazi (kiasan), yang mengartikan bahwa suatu peringatan bagi para lelaki agar menghadapi perempuan dengan bijaksana. Karena ada sifat, karakter, dan kecenderungan mereka yang tidak sama dengan lelaki, hal mana bila tidak disadari akan mengantar kaum lelaki untuk bersikap tidak wajar. Mereka tidak akan mampu mengubah karakter sifat bawaan perempuan, kalaupun berusaha maka akan berakibat fatal sebagaimana meluruskan tulang rusuk yang bengkok.

Dalam surah Al Isra ayat 70 ditegaskan bahwa
'Sesungguhnya kami telah memuliakan anak-anak Adam. Kami angkat mereka di daratan dan di lautan (untuk memudahkan mencari kehidupan). Kami beri mereka rezeki yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk-makhluk yang kami ciptakan.'

Tentu kalimat anak-anak Adam mencakup lelaki dan perempuan, demikian pula penghormatan Allah yang diberikanNya itu, mencakup anak Adam seluruhnya baik lelaki maupun perempuan. Sekaligus pemahaman ini juga dipertegas dengan ayat 195 Surah Ali ‘Imran yang menyatakan:
Sebagian kamu adalah bagian dari sebagian yang lain, dalam arti bahwa ‘sebagian kamu (hai umat manusia yakni lelaki) berasal dari pertemuan ovum perempuan dan sperma lelaki dan sebagian yang lain(yakni perempuan) demikian juga halnya.’ Kedua jenis kelamin ini sama-sama manusia. Tak ada perbedaan antara mereka dari segi asal kejadian dan kemanusiaanya. Dan Allah mempertegas bahwa

'Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal, baik lelaki maupun perempuan' (QS 3:195).

Demikian terlihat bahwa Al Qur’an mendudukan perempuan pada tempat yang sewajarnya serta meluruskan segala pandangan yang salah dan keliru yang berkaitan dengan kedudukan dan asal kejadiannya.

Hak-Hak Perempuan
Al Qur’an berbicara tentang perempuan dalam berbagai ayatnya yang berisi tentang berbagai sisi kehidupan perempuan termasuk hak dan kewajiban serta adapula uraian keistimewaan-keistimewaan tokoh-tokoh perempuan dalam sejarah agama atau kemanusiaan. Berikut beberapa hak yang dimiliki oleh perempuan menurut pandangan Islam:

Hak-Hak Perempuan dalam Bidang Politik
Dalam surah Al Taubah ayat 71:

'Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka adalah awliya’ bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh untuk mengerjakan yang ma’ruf, mencegah yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.'

Ayat diatas dapat dipahami sebagai kewajiban melakukan kerjasama antar lelaki dan perempuan dalam berbagai bidang kehidupan yang dilukiskan dengan kalimat menyuruh mengerjakan yang ma’ruf dan mencegah yang munkar. Dan kata awliya’ dalam pengertiannya, mencakup kerja sama, bantuan, dan penguasaan, sedang pengertian yang dikandung oleh ‘menyuruh mengerjakan yang ma’ruf mencakup segala segi kebaikan atau perbaikan kehidupan, termasuk memberi nasihat(kritik) kepada penguasa. Dengan demikian setiap lelaki dan perempuan muslimah hendaknya mampu mengikuti perkembangan masyarakat agar masing-masing mereka mampu melihat dan memberi saran atau nasihat dalam berbagai bidang kehidupan. Dan disisi lain Al Qur’an juga mengajak umatnya (lelaki dan perempuan) untuk bermusyawarah, melalui ayatNya

'Urusan mereka (selalu) diputuskan dengan musyawarah' (QS 42:38)

Ayat ini dijadikan dasar pula oleh banyak ulama untuk membuktikan adanya hak berpolitik bagi setiap lelaki dan perempuan. Sejarah Islam banyak menunjukkan betapa kaum perempuan terlibat dalam berbagai bidang kemasyarakatan, tanpa terkecuali. Kenyataan sejarah menunjukkan sekian banyak di antara kaum wanita yang terlibat dalam soal politik praktis. Ummu Hani misalnya, dibenarkan sikapnya oleh Nabi Muhammad saw. Ketika memberi jaminan keamanan kepada sementara orang musyrik (jaminan keamanan merupakan salah satu aspek bidang politik). Bahkan istri Nabi Muhammad saw. Sendiri yakni Aisyah r.a., memimpin langsung peperangan melawan Ali ibn Abi Thalib yang ketika itu menduduki jabatan Kepala Negara. Isu terbesar dalam peperangan tersebut adalah soal suksesi setelah terbunuhnya Khalifah Ketiga yaitu Utsman r.a. Peperangan itu kemudian dikenal dalam sejarah Islam dengan nama Perang Unta (665 M) Keterlibatan Aisyah bersama sekian banyak sahabat Nabi dan kepemimpinannya dalam peperangan itu, menunjukkan bahwa beliau bersama pada pengikutnya itu menganut paham kebolehan keterlibatan perempuan dalam politik praktis sekalipun. Suatu hal yang mengejutkan saat saya juga menemukan fakta sejarah ini dari suatu artikel di situs berita besar dunia global (lupa nyimpen linknya) yang berisi opini penulis tentang perempuan dalam Islam, padahal yang nulis jurnalis non-muslim.   

Harus diakui bahwa ada sementara ulama yang menjadikan firman Allah dalam Surah Al Nisa’ ayat 34: Lelaki-lelaki adalah pemimpin perempuan-perempuan… sebagai bukti tidak bolehnya perempuan terlibat dalam persoalan politik. Karena para ulama tersebut mengatakan kepemimpinan berada di tangan lelaki, sehingga hak-hak berpolitik perempuan pun telah berada di tangan mereka. Pandangan ini bukan saja tidak sejalan dengan ayat-ayat yang dikutip di atas tetapi juga tidak sejalan dengan makna sebenarnya yang diamanatkan oleh ayat yang disebutkan itu. Ayat tersebut berbicara tentang kepemimpinan lelaki dalam hal ini suami terhadap seluruh keluarganya dalam bisang kehidupan rumah tangga.

Hak-Hak Perempuan dalam Memilih Pekerjaan
Menurut sejarah Islam kaitannya keterlibatan perempuan dalam pekerjaan, Islam membenarkan untuk mereka aktif dalam berbagai aktivitas. Para perempuan boleh bekerja dalam berbagai bidang, di dalam ataupun di luar rumahnya, sendiri atau bersama orang lain, dengan lembaga pemerintah maupun swasta. Yang perlu digarisbawahi adalah selama pekerjaan tersebut dilakukannya dalam suasana terhormat, sopan, serta selama mereka dapat memelihara agamanya, serta dapat pula menghindari dampak-dampak negatif dari pekerjaan tersebut terhadap diri dan lingkungannya. Nih notetomyself!.

Pekerjaan dan aktivitas yang dilakukan oleh perempuan pada masa Nabi cukup beragam, seperti yang dikemukakan sebelumnya nama-nama istri Nabi yang tercatat sebagai tokoh-tokoh yang terlibat dalam peperangan. Keterlibatan perempuan dalam jihad. Di samping itu, ada pula perempuan pada masa Nabi yang aktif dalam lain bidang pekerjaan. Ada yang bekerja sebagai perias pengantin, seperti Ummu Salim binti Malhan, ada yang menjadi perawat di medan perang, ada yang menjadi bidan dan sebagainya. Dalam bidang perdagangan, istri nabi, Khadijah binti Khuwailid tercatat sebagai seorang yang sangat sukses. Istri Nabi saw. yang lain, Zinab binti Jahsy juga aktif bekerja sampai pada menyamak kulit binatang dan hasil usahanya itu beliau sedekahkan. Raithah, istri sahabat nabi, Abdullah ibn Mas’ud juga sangat aktif bekerja karena suami dan anaknya ketika itu tidak mampu mencukupi kebutuhan hidup keluarga. Al Syifa’ perempuan yang pandai menulis ditugaskan oleh Khalifah Umar r.a. sebagai petugas yang menangani pasar Kota Madinah.

Rasulullah saw. dalam hal ini juga banyak memberi perhatian dan pengarahan kepada perempuan agar menggunakan waktu sebaik-baiknya dan mengisinya dengan pekerjaan yang bermanfaat. Beliau bersabda:
Sebaik-baik “permainan” seorang perempuan Muslimah di dalam rumahnya adalah memintal/menenun. (Hadi diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dari Abdullah bin Rabi’ Al Anshari.)

Begitupula dibenarkan oleh Aisyah r.a. bahwa ‘Alat pemintal di tangan perempuan lebih baik daripada tombak di tangan lelaki'. Tetapi tentu saja tidak semua jenis pekerjaan yang ada pada masa sekarang telah ada pada masa Nabi saw. Kemudian para ulama menyimpulkan bahwa perempuan dapat melakukan pekerjaan apapun selama ia membutuhkannya atau pekerjaan itu membutuhkannya dan selama norma-norma agama dan susila tetap terpelihara.

Hak dan Kewajiban Belajar
Banyak sekali ayat Al Qur’an dan hadis Nabi saw. yang berbicara tentang kewajiban belajar, baik kewajiban tersebut ditujukan kepada lelaki maupun perempuan.

'Bacalah demi Tuhanmu yang telah menciptakan…..Keistimewaan manusia yang menjadikan para malaikat diperintahkan sujud kepadanya adalah karena makhluk ini memiliki pengetahuan' (QS 2:31-34)

Baik lelaki maupun perempuan diperintahkan untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya: Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap Muslim (dan Muslimah). Al Qur’an memberikan pujian kepada ulu al-albab, yang berzikir dan memikirkan tentang kejadian langit dan bumi. Zikir dan pemikiran yang menyangkut hal tersebut akan mengantar manusia untuk mengetahui rahasia-rahasia alam raya ini, dan hal tersebut tidak lain dari pengetahuan. Mereka yang dinamai ulu al-albab tidak terbatas pada kaum lelaki saja, tetapi juga kaum perempuan. Ini berarti kaum perempuan dapat berpikir, mempelajari, dan kemudian mengamalkan apa yang mereka hayati dari zikir kepada Allah serta apa yang mereka ketahui tentang alam raya ini. Pengetahuan yang berkaitan dengan berbagai disiplin ilmu, sehingga perempuan bebas mempelajari apa saja sesuai dengan keinginan dan kecenderungan mereka masing-masing. 

Para perempuan di zaman Nabi saw. menyadari benar kewajiban ini, sehingga mereka memohon kepada Nabi agar beliau mau menyisihkan waktu khusus untuk mereka menuntut ilmu pengetahuan dan permohonan ini tentu dikabulkan oleh Nabi saw. Banyak perempuan pada masa Nabi yang sangat menonjol pengetahuannya dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan yang menjadi rujukan sekian banyak tokoh lelaki. Istri Nabi, Aisyah r.a. adalah seorang yang sangat dalam pengetahuannya serta dikenal pula sebagai kritikus. Sampai-sampai dikenal secara luas ungkapan Nabi Muhammad saw.:
Ambillah setengah pengetahuan agama kalian dari Al Humaira’(Aisyah)

Dan juga masih banyak lagi nama perempuan yang menjadi guru dari beberapa tokoh mazhab. Harus diakui bahwa bidang ilmu yang terdapat pada masa awal Islam belum sebanyak dan seluas masa sekarang. Namun, Islam tidak membeda-bedakan antara satu disiplin ilmu dengan yang lainnya. Dalam hal ini, Syaikh Muhammad ‘Abduh menulis:

‘Kalaulah kewajiban perempuan mempelajari hukum-hukum agama kelihatannya amat terbatas, maka sesungguhnya kewajiban mereka untuk mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan rumah tangga, pendidikan anak, dan sebagainya yang merupakan persoalan-persoalan duniawai (dan yang berbeda sesuai dengan perbedaan waktu, tempat, dan kondisi) jauh lebih banyak daripada soal-soal keagamaan.’

Demikian sekilas hak dan kewajiban perempuan dalam beberapa bidang. Tentunya masih banyak yang lain. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa mereka, sebagaimana sabda Rasul saw. adalah Syaqa’iq Al Rijal (saudara-saudara sekandung kaum lelaki) sehingga kedudukannya serta hak-haknya hampir dapat dikatakan sama. Kalaupun ada yang membedakan, maka itu hanyalah akibat fungsi dan tugas-tugas utama yang dibebankan Allah pada masing-masing jenis kelamin, sehingga perbedaan yang ada tidak mengakibatkan yang satu merasa memiliki kelebihan atas yang lain:

'Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain, karena bagi lelaki ada bagian dari apa yang mereka peroleh (usahakan) dan bagi perempuan juga ada bagian yang dari apa yang mereka peroleh (usahakan) dan bermohonlah kepada Allah dari karuniaNya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.' (QS 4:32)

Dapat dilihat bahwa sungguh Islam tidak membatasi perempuan dalam banyak bidang, malah justru menghormati dan memberi kedudukan yang pantas dan terpuji. Sangat sedih saat sekarang banyak steorotype tentang perempuan yang masih dianggap rendah daripada laki-laki, membatasi ruang gerak perempuan untuk berkarya melalui bidang yang mereka sukai. Hanya karena budaya atau tradisi yang sebelumnya tidak pernah dilakukan sehingga menimbulkan anggapan suatu hal yang tidak normal atau tidak pantas dilakukan oleh seorang perempuan, padahal yang mereka lakukan masih dalam koridor-koridor norma agama dan susila. Salah satu stereotypenya yaitu wanita karir atau wanita yang belajar setinggi-tingginya demi mengejar apa yang dia tekuni maka sudah pasti tidak dapat mengelola rumah tangganya dengan baik. Bagaimana bisa tau? Saya percaya setiap perempuan sadar dan mengerti akan kodratnya, bawaan alamiah yang sudah ada. Kalau kita berkata bahwa salah satu tugas utama perempuan adalah mendidik anak-anaknya, bagaimana mungkin tugas pokoknya itu dapat mereka laksankan secara baik kalau mereka tidak diberi kesempatan untuk belajar? Bukankah perempuan adalah sekolah yang bila dipersiapkan dengan baik, mereka akan melahirkan generasi yang cerdas?

Maha Benar Allah dalam segala firmanNya.
Demikianlah, semoga bermanfaat :)