15 Juli 2015

Semester 4

Haloo :D

Sekali lagi di semester 4 ini saya mendapatkan banyak hal, belajar banyak hal dan bertemu dengan orang-orang baru. Alhamdulillah, walaupun semester 4 ini mulai sedikit tidak terlalu aktif di organisasi. Tapi that’s it my journey! 

SIPIL MENGAJAR
Di semester 4, saya ditawari untuk membantu mengembangkan program baru di KMTS (Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil), namanya “Sipil Mengajar”. Program yang sangat bagus, mirip dengan GTM tetapi sementara program ini hanya untuk warga Teknik Sipil UGM. Program ini merupakan salah satu acara dari rangkaian acara Serawung Desa. Bersama dengan Kemal sebagai pencetus ide program Sipil Mengajar, kemudian kami mulai menjajaki langkah untuk membuat program ini berjalan dengan baik dan lancar yang akhirnya dapat bermanfaat bagi sekitar. Sipil Mengajar dilaksanakan pada 2 Hari di Hari Minggu sebelum acara puncak Serawung Desa tepatnya pada tanggal 8 dan 15 Maret 2015. 


Karena program ini masih awal sehingga belum ada oprec pengajar, pengajar sementara diisi oleh panitia Srawung Desa. Kemudian diskusi asik pun dimulai, dengan mengambil tema Healthy Living untuk hari pertama tentang pola hidup sehat. Bersama dengan teman-teman pengajar yang asik-asik dan keren-keren idenya, akhirnya bahan ajar pun siap dieksekusi. Dengan tema Healthy Living, kita semua pengajar menebar kebermanfaatan menanamkan pola hidup sehat kepada anak-anak di desa Seloharjo. Asik dan Seru! Bertemu dengan anak-anak baru yang emesh emesh, bermain dan tertawa bersama. Dibagi menjadi beberapa pos dengan materi ajar yang berbeda setiap posnya membuat kita betah untuk berlama-lama dengan anak-anak desa Seloharjo. Belajar bersama menanamkan pola hidup sehat dan inilah kebahagian kita pada minggu pertama yeay! 


Kemudian persiapan untuk hari kedua, rapat dan diskusi asik pun dimulai lagi dengan tema Cinta dan Bangga menjadi Anak Indonesia. Tema yang bagus! Dan  kebetulan pengajar yang ikut diskusi berasal dari berbagai daerah di Indonesia, jadi bahan ajarnya pun disesuaikan dengan budaya daerah mereka. Akhirnya selesai diskusi sudah tidak sabar untuk hari minggu. Sayangnya waktu itu hari sabtu sebelumnya saya agak tidak enak badan, dan malamnya badan panas tinggi akhirnya dibawa ke dokter dan diberi obat, perlu istirahat. Sangat disayangkan tidak bisa ikut pada hari minggunya :( 


Alhamdulillah, semua berjalan lancar. Dua hari yang menyenangkan bagi anak-anak dan pengajar, bermain, belajar dan tertawa bersama. Sangat menyenangkan! :D 


GTM Season 4 
Sudah season 4? Iyaaa sudah season 4! 
Jadi...sudah pernah saya pos sebagian tentang GTM season 4 kepada anonim ask.fm ehehe baca disini aja yaaah ;) nanti insyaAllah coming soon buat testimoni GTM dari season 1-4! 






Kedua anak ini(Mei dan Calista)dulu waktu season kedua, atau setahun yang lalu, masih kecil dan masih imut-imut polos emesh gitu. Sekarang udah besar, cepet banget yaa :'











Voluntourism IV 
Daaaaan inilah pengalaman baru yang luar biasa seru dan membuka mata hati pikiran dan jiwa! Momen yang saya merasa sangat bahagia menjalaninya dan merasa mendapatkan banyak hal, pengalaman luar biasa saat dimana saya benar-benar merasa keluar dari zona nyaman rumah. Dan disinilah saya bersama dengan orang-orang hebat, orang-orang luar biasa yang saat kamu tau cerita hidup mereka kamu akan merasa seperti remahan kerupuk di kaleng Khong Guan :’). Tapi saya sangat berterimakasih sekali sudah pernah menjadi bagian dari mereka, menjadi fasilitator mereka yang ingin turut berkontribusi untuk negeri ini. #HelloBROmo!   




Jadi ini dia pelaku-pelaku dibalik Voluntourism IV


Dan ini dia 44 Voluntourist bersama panitia dan anak-anak desa Ngadirejo Bromo dan pemandangan indah lainnya di desa Ngadirejo Bromo! 









Kesan: bahagia. saya baru sadar di luar sana banyak sekali hal-hal luar biasa yang perlu saya temukan. Bertemu dengan orang-orang luar biasa dengan kontribusi mereka untuk negeri ini, baik dan putihnya hati mereka, idealisme dan keberanian mereka, sangat tangguh. Menyadarkan saya bahwa sekecil apapun hal baik yang bisa kamu lakukan untuk negeri ini, lakukanlah. Menyadarkan saya bahwa bukan tentang siapa kamu, apa jabatanmu, apa posisimu, tapi tentang kontribusimu, karyamu, sikapmu dan integritasmu. Saya tidak butuh kamu untuk tau siapa diri saya apa posisi jabatan dan sebagainya saya hanya ingin berteman denganmu dengan aku menghargaimu dan sikapku kepadamu. Ingatkan saya jika melebihi batas dan terjerat dengan keangkuhan status quo, karena saya tau hal itu dapat mematikan pikiran dan hati saya.

Coba bayangkan, bertemu dengan orang-orang yang memiliki semangat tiada batas, memilih jalan mereka sendiri memperjuangkan mimpi mereka dan menjadikannya ada. Menembus berbagai golongan, berbagai tempat dan berbagai kegiatan yang membuat mereka semakin tangguh, semakin menghargai hidup, semakin membuat diri mereka ingin ditantang lebih. Banyak yang menjadi founder dari suatu komunitas besar, pemilik café yang sangat humanis program-program pemasarannya, ada yang sudah keliling Thailand dan Jepang hanya bermodalkan beberapa juta saja, ada yang sudah berkelana Indonesia menjadi fotografer instagram dunia, dan banyak yang lainnya yang menjadi ini itu kenal ini itu tau ini itu jaringan ini itu relawan sana sini. Saat itu saya merasa sangat beruntung, saya dibukakan mata hati dan pikiran tentang menjalani hidup. Standar-standar kehidupan yang sangat formal seperti: kuliah-lulus-kerja-kaya-pensiun-selesai perlahan mulai runtuh, saya dibukakan akan tantangan hidup, tantangan yang menjadikan saya tertatih, teriris, terhujam, dan terkikis, namun perlahan tapi pasti semakin membuat hidup saya lebih berarti, membuat saya lebih menghargai, membuat saya lebih mengerti untuk apa saya berjuang keras pada hidup ini.

Nanti ya, Coming soon cerita detailnya! :3

Alhamdulillah, Dan itulah beberapa keseruan saya di semester 4! Terimakasih banyak atas segala pengalaman, orang-orang dan kejadian-kejadian baru yang pernah bersandar dalam kehidupan saya. Sangat menyenangkan! :') 
Semangat tanpa batas untuk terus belajar, berkarya, dan berkontribusi! 
Semester 5 gimana ya? InsyaAllah saya ingin mencoba sesuatu yang sangat berbeda dari 4 semester sebelumnya. Tentunya masih tetap pada jalan yang positif dan menantang! :)

12 Juli 2015

Kemiskinan

Jadi...sudah berhari-hari saya pergi, dari Bandung selama seminggu lebih kemudian ke Jakarta yang akan sampai tanggal 14 Juli nanti, pulang ikut mudik macet-macetan. Kalau kata mas, ya buat pengalaman merasakan macet-macetannya orang mudik. Akhirnya disinilah saya, sesudah di Bandung bertemu keponakan yang manis tapi gampang nangis padahal sudah naik kelas 4 dan satunya yang besok masuk TK tapi kelakuan hiperaktifnya tidak ketulungan. Huah! Diuji kesabaran saya selama di Bandung. Daaan sekarang bertemu 2 keponakan yang lain lagi yang manis-manis tapi 'menghanyutkan'.


Jadi sebenernya saya ini punya berapa keponakan? Banyak amat yah?
Tetapi sebentar, ada yang aneh dari perjalanan saya kali ini, sesaat saya sadar Tuhan memang telah merencanakan perjalanan ini untuk saya. Jadi selama saya melakukan perjalanan yang 80% lebih waktu juga dihabiskan buat guling-guling di rumah, tapi untungnya 20% lainnya bermanfaat. 
Apa yang saya dapatkan dari 20% itu? 
Banyak, banyak poinnya. Salah satunya yaitu pelajaran hidup yang sekali lagi harus selalu saya tekankan pada diri saya. 
Apa itu? 

Bersyukur
Oke tapi kali ini ngena banget.
Serasa ditampar berkali-kali.
Iya berkali-kali.
Dan saya juga baru menyadari suatu hal: kemiskinan di kota besar itu ternyata mencekik ya. 
Maksutnya mencekik? 

Iya mencekik, lebih mengerikan dibanding di desa. Seperti misalkan desa tempat saya tinggal, daerah Bantul. Kalau di desa yang notabenenya lahan masih luas dan mata pencaharian yang masih tergantung pada hasil Sumber Daya Alam sekitar, kemiskinan yang terjadi tidak semengerikan di kota. Makan tinggal petik sana petik sini, lahannya masih subur dan luas untuk menanam sayur serta bahan makanan lainnya. Selain itu, dengan budaya orang desa yang masih kental dengan gotong royong dan rasa welas asih kepada sekitarnya, banyak warga yang sudah terbiasa saling membantu jika ada kesulitan. Harga bahan makanan di desa juga sangat jauh berbeda daripada harga kota, tentunya lebih murah. Untuk pangan oke, untuk papan? Hmm di desa lahannya masih luas banget. Buat gubuk dari kayu dan bambu yang ada di sekitar masih bisa dan kalau pun tidak bisa pasti kemudian warga sekitar akan saling membantu sebisa mereka. Entah dipekerjakan untuk suatu pekerjaan atau malah langsung diberikan bantuan berupa uang. Untuk sandang? orang desa mah sederhana-sederhana, tidak neko-neko ya karena kehidupannya hanya disekitaran situ saja jadi semisal cuma diberi kaos kampanye saja udah seneng, dipakai terus setiap hari. Lingkungannya pun masih asri, air tanah masih lestari, tidak ada polusi, udara masih segar dan air masih bersih untuk dipakai, dan semua nikmat itu pun mudah untuk mengaksesnya. Buat sumur, ambil air, selesai. Intinya kalau di desa lingkungan sekitar masih mendukung untuk tetap bertahan hidup memenuhi kebutuhan primer manusia. Mungkin kalau di desa, yang masih sangat terbatas adalah pendidikannya, akses informasinya, daaaaan sinyalnya. Bagi saya ketiga hal itu juga termasuk kemiskinan. Penduduk yang jauh dari peradaban, jauh dari hingar bingar teknologi dan informasi suatu saat juga bisa sangat mencekik kehidupan masyarakatnya. Bagaimana tidak? Dunia yang sudah berjalan dengan sangat cepat seperti ini jika kita tidak mengikutinya bahkan melebihinya akan membuat kita terseleksi dari kehidupan. Apalagi sinyal, beeh mau seberapa canggih, seberapa banyak aplikasi, mau seberapa banyak paketanmu tapi kalau tidak ada sinyal?! Sama ajaaaaaa! :(  


10 Juli 2015

Pidato Handry Satriago

Tentang Globalisasi, Kemampuan Daya Saing, Dan Kepemimpinan Di Masa Mendatang


Orasi Ilmiah Pada Pelepasan Wisudawan/Wisudawati 
Universitas Paramadina
Jakarta, 19 Maret 2011

Oleh: 
Dr. Ir. Handry Satriago, MM, MBA


Yang saya hormati, Civitas Akademika Universitas Paramadina, Orang tua wisudawan/wisudawati ataupun yang mewakili mereka, para undangan lainnya, serta saudara-saudara para wisudawan/wisudawati Universitas Paramadina.

Ketika saya diminta oleh panitia wisuda untuk membawakan orasi ilmiah pada kesempatan acara ini, perasaan saya seperti teraduk.  Di satu sisi, saya merasa terhormat karena dipercaya berada di podium ini untuk menyampaikan pemikiran saya. Ada rasa bangga yang membuncah ketika rasa self-esteem, pengakuan terhadap kemampuan diri saya disentuh oleh permintaan ini.  Kebetulan globalisasi yang menjadi tema orasi ini merupakan sesuatu yang saya alami langsung setelah hampir 15 tahun bekerja di perusahaan multinasional yang operasinya terhampar di lebih dari 100 negara.  Tapi di sisi lain, permintaan ini seperti mengingatkan saya terhadap sejarah kehidupan saya.  Saya seperti membuka album foto lama.  Pikiran saya melayang jauh ke masa-masa di mana kesempatan untuk memberikan orasi ilmiah seperti ini bahkan tidak pernah hadir dalam mimpi saya yang paling menyanjung sekalipun.  Mengenang hal tersebut, saya bersyukur penuh pada Tuhan Yang Maha Mengatur, dan tanpa sadar saya menggumamkan kata-kata klasik itu: “God really works in amysterious way...”

Saya lahir dari keluarga yang sangat sederhana dan berjuang keras untuk dapat survive di Jakarta.  Kedua orang tua saya tidak pernah punya kesempatan untuk menamatkan sekolah mereka lebih tinggi dari tingkat SMP.  Mereka termasuk generasi perantau pertama dari kampungnya ke ibu kota ini.  Berjibaku dengan keras untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarga dan menyekolahkan anaknya. Masa kecil saya dilalui sebagai anak orang Padang dalam lingkungan perkampungan Betawi yang kental.  Cita-citasaya waktu SD juga sangat sederhana: Asisten Apoteker.  Bukan apotekernya, tapi asistennya.  Entah kenapa saya selalu menjawab profesi itu kalau ditanya mengenai cita-cita, dan bukan cita-cita seperti kebanyakan anak-anak zaman itu, jadi dokter, insinyur, atau pilot.  Mungkin karena ketika diucapkan terdengar seperti sesuatu yang canggih, sophisticated, walaupun saya tidak terlalu mengerti pekerjaan apa itu. Atau mungkin karena memang dari kecil saya selalu ingin berbeda dari apa yang umumnya orang-orang sukai.  

6 Juli 2015

Buber a6 e& 10nan

Haloooooooooo :D

Kemarin hari selasa tanggal 14 Juli, kelas 10.1 Teladan angkatan 2013 mengadakan Buber a6 e& 10nan di rumah Afra. Yeaaaah!!!
Sayangnya masih belum bisa fullteam :(
Tapi gagpapa setidaknya mengobati rasa rindu sama mereka. Hihihi
Saya suka saya suka saya suka *memey's style*
Seru banget, bahagia banget, bikin tambah semangat banget, moodboster banget, terharu banget :'
Dan inilah sebagian dari banyaks bangets foto-foto di album keseruan kami

Cantik-cantik kan? Xixixi :3 

Kemudian ini boyband kami....
Kalau katanya zaky foto a la supersonik(supoternya anak teknik) 
Alay ya mereka... 

5 Juli 2015

Doa Saat Sholat Subuh

Jika selesai shalat subuh dan selagi posisi kakinya masih dalam keadaan menekuk serta belum berbicara apa-apa, maka kita bisa mengucapkan doa ini:


2 Juli 2015

"Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada orang mukmin yang lemah dalam segala kebaikan. Pertahankanlah apa yang bermanfaat bagimu, memohonlah pertolongan kepada Allah dan jangan melemahkan diri. Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka jangan kamu katakan, 'Seandainya saja aku tidak mengatakan ini dan itu,' tetapi katakanlah, 'Allah telah mentakdirkan, dan apa yang dikehendakiNya. 'Sesungguhnya kata 'Lau'(seandainya) merupakan kata yang memberikan kesempatan bagi perbuatan syaitan."

-Diriwayatkan Imam Muslim, Ibnu Majah, Imam Baihaqi, dan Imam Ahmad dalam Musnadnya

30 Juni 2015

Membangun Hati

Sebelumnya saya ingin minta maaf karena saya tidak dapat memenuhi janji saya untuk menulis #OneDayOneHadist atau #OneDayOneIslamicStory atau #OneDayOneAyat selama beberapa hari kemarin, karena kehectican uas yang sangat membuat mental harus selalu kuat. Alhasil sok sibuk belajar dan melalaikan program yang dibuat sendiri, maafkan hanum ya Allah :( tetapi sekarang ujian sudah selesai dan liburan sudah datang, alhamdulillah semoga bisa melanjutkan program ini dengan baik, selamat membaca! sekali lagi sangat diharapkan diskusi dan kritik atau sarannya! semangat meraih cintaNya di bulan penuh keberkahan ini yaps! :)


Sesorean ini tiba-tiba terlintas lagi nasihat dari salah satu dosen yang saya kagumi pola pikirnya dan pandangannya tentang masalah di negeri ini. Namanya pak Prof. Dr. Ir. Agus Taufik Mulyono, salah satu guru besar bidang transportasi di Teknik Sipil UGM, biasanya disebutnya pak ATM ehehe. Gimana gak kagum coba, bapaknya awal mengajar mata kuliah jalan rel yang kalau orang pertama kali mengikuti kuliah tersebut kebanyakan akan berpikir pasti pengenalan dulu tentang rel, kereta api dan lain-lain, tetapi tidak ternyata bapak dosen yang satu ini mengajarkan kita tentang undang-undang perkeretapian. Bahkan itu merupakan salah satu materi ujian, Pak ATM sangat menyarankan mahasiswanya untuk memahami undang-undang, tidak hanya tentang perkeretaapian tapi semua undang-undang yang ada kaitannya dengan bidang teknik sipil yaa undang-undang infrastuktur lah yaw. Selain itu juga bapaknya menyarankan untuk mengahafal undang-undang tsb, katanya minimal 3 pasal dibaca dipahami dan dihapalkan setiap harinya :’’) aku kudu pie? Sipil keras bung!

Tapi it’s okaylah bapaknya mengutarakan hal tersebut pasti ada tujuan dan maksut yang baik yg melatarbelakangi. Jadi pak ATM ini selain jadi dosen dia juga sering dipanggil ke pengadilan, berperan sebagai saksi ahli dalam suatu permasalahan yang ada kaitannya dengan pembangunan infrastuktur, misal kasus-kasus kayak indikasi MarkUP dana proyek pembangunan. Kan beda ya perhitungannya orang awam yang tidak mengerti tentang manajemen konstruksi bagaimana, maksutnya kayak misal uang segini yang kalau orang teknik sipil bakal bilang sedikit tapi dianggap besar dan kata orang yg nuntut itu kepada terdakwa pas dimintain pertanggungjawabannya tidak ada bukti barang pembangunannya dan lain-lain. Kadang ternyata kasus seperti itu, kata pak ATM banyak juga karena salah hitung dari pihak penuntut, kalau ga salah hitung ya gagalpaham si pihak penuntutnya sama dunia manajemen konstruksi atau kalau ga gagalpaham tentang perundang-undangan infrastuktur yang ada. Nah disitulah hadir Pak ATM sebagai saksi ahli yang menjelaskan pemahaman tentang manajemen konstruksi atau sebagainya kepada orang-orang dengan bahasa yang lebih mudah dimengerti. Dari berbagai kasus yang pernah pak ATM terlibat didalamnya sebagai saksi ahli itu, bapaknya mengambil kesimpulan bahwa walaupun kita orang teknik yang jauh dari pelajaran tentang perundang-undangan, hukum pidana perdata dan lain-lain, tetapi kita harus tetep mengerti tentang hal seperti itu apalagi tentang undang-undang infrastuktur karena dengan kita memahaminya kita jadi mengerti batasan-batasan dan peraturan dalam pembangunan menurut undang-undang dan juga menjadi landasan kita dalam melakukan pembangunan. Jadi semisalkan ada kasus menimpa yang sebenarnya itu cuma gagalpaham aja dari pihak penuntut kita bisa membela diri dengan pemahaman kita tentang undang-undang yang kita pakai sebagai pegangan dalam pembangunan. Soalnya kalau kata pak ATM, banyak kasus memang sebenarnya gagalpaham dari si pihak penuntut karena kan yang mereka pahami kebanyakan hukum-hukum pidana dan perdata umum, bukan yang spesifik tentang undang-undang infrastuktur gitu.  

Okay jadi ini ngelanturnya sudah kemana-mana, maafin hanum ya

Jadi waktu mengisi mata kuliah jalan rel pada saat pertemuan keberapa ya saya lupa, bapaknya pernah menasehati yang kurang lebihnya seperti ini

“Jaman sekarang menjadi seorang insinyur itu jangan hanya logikanya saja yang dibangun, tetapi hatinya juga perlu dibangun, nah bagaimana cara membangun hati itu yang terkadang kurang dari seorang insinyur….”

Hening…

Kayaknya selama kuliah di teknik sipil belum pernah diajarin sama dosen untuk membangun selain bangunan beton atau kayu atau bambu, dan sekarang ada dosen yang menasehati untuk membangun hati. Kemudian sampai kuliah selesai dan menjalani aktivitas selanjutnya masih kepikiran, iya ya bagaimana cara membangun hati ya, buat apa coba harus dibangun hatinya. Hmm..

Kemudian sesorean ini terpikirkanlah beberapa alasan kenapa memang hati juga harus dibangun. Sudah dua tahun saya menjadi mahasiswa, dan dengan berbagai macam kegiatannya yang bejibun dan sok sibuklah saya padahal juga ga sesibuk itu -_- ada beberapa kegiatan yang berkaitan dengan membangun hati tersebut. Salah satu alasan yang menurut saya kenapa kita juga harus membangun hati adalah karena hati tidak bisa berbohong. Eeeaaaaa. Ya memangseperti itu, hati tidak bisa berbohong, kalaupun bohong itu juga kehendak kita, kehendak pikiran kita dan kita akan terus hidup dalam kebohongan itu, atau paling tidak kita akan berusaha untuk melenyapkan kebohongan hati itu. Tetapi demi Allah, ga enak hidup dalam kebohongan hati.

Kenapa hati perlu dibangun?

Coba bayangkan, orang-orang yang hatinya jiwanya dan raganya sering tergerak untuk melakukan suatu kebaikan pasti akan merasa tidak nyaman saat dia melakukan suatu keburukan, sekecil apapun itu, hatinya berkata tidak walaupun mungkin rasionalitas dan logikanya berkata ya. Jika kita melakukan suatu keburukan rasionalitas dan logika terkadang dapat melampaui batasannya, dengan berbagai macam dalih, membuat kita terlena dan terlupa akan dampak selanjutnya. Berbeda dengan hati, hati atau nurani disini banyak yang menjawab masa depan, maksut saya terkadang kata hati dan nurani lebih tau tentang masa depan apa yang akan terjadi. Nah tetapi hal itu dapat terjadi jika hati sejak awal dibangun. Sehingga mungkin maksut dari dosen saya ingin mahasiswanya yang seorang calon insinyur itu perlu membangun hati mereka agar dapat terhindar dari berbagai macam keburukan, sungguh mulia dosen saya ini :’
Rasulullah saw. bersabda:

Sesungguhnya yang halal itu jelas, dan sesungguhnya yang haram pun jelas, dan diantara keduanya ada syubhat (hal-hal yang samar), tidak diketahui oleh banyak orang. Maka siapa yang menghindari aneka kesamaran maka ia telah memelihara agama dan kehormatannya, dan siapa yang terjerumus dalam syubuhat, maka ia (hampir saja) telah terjerumus ke dalam haram; seperti halnya penggembala, yang menggembala di sekitar perbatasan, dia pun hampir Larut dalam kenikmatannya. Sesungguhnya setiap raja mempunyai wilayah perbatasan. Sesungguhnya wilayah perbatasan Allah adalah larangan-laranganNya. Sesungguhnya dalam diri manusia ada sesuatu sebesar kunyahan, apabila baik, baiklah seluruh jasad dan apabila rusak, rusaklah seluruh jasad. Ia adalah kalbu”(HR. Bukhari melalui Nu’man Ibn Basyir)

Yang dimaksud pada hadist tersebut tentulah hati, atau kalbu disebutnya. Rasulullah memberi kita sebuah nasihat yang bisa kita ambil hikmahnya bahwa kalbu atau hati yang agaknya adalah pusat dari rasa atau kepekaan, bila seseorang yang hilang kepekaannya, maka dia tidak akan segan melakukan segala macam keburukan. Yang hilang kepekaanya akan hilang pula rasa kasihnya terhadap kaum lemah, karena kasih adalah kepekaan hati melihat ketidakberdayaan dan akan mendorong orang yang peka tersebut untuk menanggulangi ketidakberdayaan itu. Kepekaan selalu membawa kebaikan.

Nah lalu bagaimana kita membangun hati?

Salah satunya adalah sering-seringlah berbuat kebajikan. Orang yang sering berada pada lingkungan yang baik, lingkungan yang dimana dapat mengantarkannya untuk berbuat kebajikan, mengantarkannya berbuat apa yang diperintahkan Allah. Insya Allah perlahan hatinya akan terbangun, hatinya akan tetap kokoh menuju jalan apa yang diperintahkanNya dan kokoh untuk menolak segala bentuk jalan menuju keburukan. Karena hati telah dibangun. Berbuat baik kepada siapapun, tanpa memandang apapun, akan membuat hati menjadi tentram, karena kita berbagi kebahagiaan dengan orang lain. Melihat orang lain tersenyum dengan kehadiran kita dapat membuat hati semakin teduh. Sehingga saat ada suatu masa dimana kita berada pada jalan yang buruk kita akan segera menghindarinya, karena bagaimanapun juga hati tidak dapat berbohong. Jiwa tidak dapat bergerak dengan baik dalam hati yang tidak menghendaki.

Allah sangat sayang pada hambaNya sehingga selalu mengingatkan dengan firman-firmanNya:

“Maka apakah mereka tidak berjalan di bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengannya mereka dapat memahami atau mereka mempunyai telinga yang dengannya mereka dapat mendengar, karena sesungguhnya bukanlah mata (kepala) yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang berada di dalam dada” (QS. Al-Hajj [22]:46)

Kalau kata pak Quraish, Memang siapa yang tidak menggunakan akal sehatnya dan mengasah kepekaannya dan tidak pula menggunakan telinganya, ia dinilai buta hati. Nah untuk itulah yuk temen-temen, membangun hati, mengokohkan iman dan taqwa kita kepada Allah sehingga hati kita tidak dibutakan oleh hal-hal yang tidak baik.

sumber referensi:
Dia Di mana-mana: ”Tangan” Tuhan Di Balik Setiap Fenomena, M. Quraish Shihab, Penerbit Lentera Hati

19 Juni 2015

Kalimat Pengusir Malaikat

Assalamualaykum teman-teman,
Hari kedua puasaaa, Alhamdulillah sudah mulai merasakan indahnya bulan Ramadhan kan? Merasakan nikmatnya takjil khas Ramadhan dijual di berbagai tempat juga kan? aku sudah dan aku suka karena kalau ga pas ramadhan ga ada :’) bahagia itu sederhana ya
 
Mungkin hari ini bukan #OneDayOneHadist dulu tetapi #OneDayOneIslamicStory ya hehe maaf.
Jadi, hari ini aku ingin membagi cerita pendek yang aku temukan dalam buku berjudul “Ketika Cinta Berbuah Surga” karya Habiburrahman El Shirazy. Buku ini aku beli sewaktu SD, dan setelah membacanya bagus banget bagus banget banget :’ Sebelumnya ga seperti anggapan waktu kalian baca judulnya kok, di dalam buku itu berisi kumpulan cerpen yang sangat menggugah hati, awal membaca bagus, menghibur, dan menyejukkan jiwa apalagi setelah berulang-ulang dibaca baru sadar ternyata maknanya dalam. Aku sering membaca buku ini saat merasa gelisah, gundah, saat tidak tau kenapa seperti ada yang salah pada hati kemudian aku membaca buku ini dan merasa lebih baik. Tenang kembali. Makanya sekarang sampai lecek sampul dan isi bukunya.
Oke ini malah jauh menyimpang ya, maaafkan hanum. Oya aku akan menulis ulang salah satu cerita pendek dalam buku itu yang akhir-akhir ini aku terapkan pelajarannya dalam kehidupanku. Judulnya lumayan buat kaget tetapi baca dulu ya

Kalimat Pengusir Malaikat

Seorang ulama terkemuka, Imam Sahl bin Abdullah Al-Tastari menuturkan kisah dirinya, “Ketika berumur tiga tahun, aku ikut pamanku yaitu Muhammad bin Sanwar untuk melakukan qiyamullail. Aku melihat cara shalat pamanku dan aku menirukan gerakannya.

                Suatu hari, paman berkata kepadaku, ‘Apakah kau mengingat Allah, yang menciptakannmu?’
                Aku menukas, ‘Bagaimana caranya aku mengingatnya?’
                Beliau menjawab, ‘Anakku, jika kau berganti pakaian dan ketika hendak tidur, katakanlah tiga kali dalam hatimu, tanpa menggerakkan lisanmu, ‘Allahu ma’i…Allahu naadhiri…Allahu syaahidi!’ (Artinya, Allah bersamaku, Allah melihatku, Allah menyaksikan aku!).

                Aku menghafalkan kalimat itu, lalu mengucapkannya bermalam-malam. Kemudian, aku menceritakan hal ini kepada paman.
                Pamanku berkata, ‘Mulai sekarang, ucapkan zikir itu sepuluh kali setiap malam.’
                Aku melakukannya, aku resapi maknanya, dan aku merasakan ada kenikmatan dalam hatiku. Pikiran terasa terang. Aku merasa senantiasa bersama Allah Swt.

                Satu tahun setelah itu, Paman berkata, ‘Jagalah apa yang aku ajarkan kepadamu, dan langgengkanlah sampai kau masuk kubur. Zikir itu akan bermanfaat bagimu di dunia dan di akhirat.
                Lalu pamanku berkata, ‘Hai Sahl, orang yang merasa selalu disertai Allah, dilihat Allah, dan disaksikan Allah, akankah dia melakukan maksiat?’

                Kalimat Allahu ma’i. Allahu naadhiri. Allahu syaahidi!. sangat terkenal di kalangan ulama arif billah. Bahkan, Syeikh Al-Azhar; Imam Abdul Halim Mahmud, yang dikenal sebagai ulama yang arif billah menganjurkan kepada kaum muslimin untuk menancapkan kalimat ini di dalam hati. Maknanya yang dahsyat, jika dihayati dengan sungguh-sungguh, akan mendatangkan rasa ma’iyatullah (selalu merasa disertai, dilihat, dan disaksikan oleh Allah Swt, di mana dan kapan saja).

                Pada akhirnya, rasa ini akan menumbuhkan takwa yang tinggi kepada Allah Swt. Kalau sudah 
begitu, apakah orang yang merasa selalu disertai, dilihat, dan disaksikan Allah akan melakukan maksiat?.
Selesai.
 
Nah itulah kalimat yang beberapa hari ini aku terapkan dalam setiap kegiatanku, 

Allahu ma’i…Allahu naadhiri…Allahu syaahidi!
(Allah bersamaku, Allah melihatku, Allah menyaksikan aku!)

awalnya masih biasa saja belum merasakan lebih dalam maknanya, pikiran masih rasional tentang makna kalimat tersebut. Tetapi setelah beberapa minggu berselang, beberapa kali dalam kegelisahanku aku merasa tertenangkan dengan kalimat ini. Aku merasa Allah membersamaiku, membimbingku, memberiku jalan yang baik. Sering dalam perjalanan hidup mengalami masa-masa kritis lemah dalam ibadah kepadaNya, sungguh itu adalah mimpi buruk yang aku alami, benar buruk, aku merasa tidak tenang, gundah, gelisah, hati terasa tidak tenang untuk suatu alasan yang kadang itu tidak penting atau bahkan tanpa beralasan. Selalu mencari ada apa dengan tubuh ini, kenapa tubuh bergerak semaunya sendiri, mudah marah, emosi, panik, berprasangka buruk, astaughfirullah, sakit rasanya saat kamu di puncak kegelisahan yang kamu sendiri tidak tau apa yang kurang dan salah dalam dirimu. 

Jaga diri baik-baik untuk selalu dekat denganNya, mendekatlah kepadaNya, jagalah itu, hatimu dan jiwamu akan merasa lebih tenang dan semangatmu dalam menjalani kehidupan yang Dia ciptakan ini akan terus tumbuh, karena kamu percaya Allah selalu membersamaimu, membimbingmu mengarunginya dengan petunjuk-petunjuk yang Dia berikan. Alhamdulillah, terimakasih semoga bermanfaat :)  
 
Sumber Referensi:
Ketika Cinta Berbuah Surga-Habiburrahman El Shirazy, Penerbit MQS Publishing

18 Juni 2015

Sedekah Itu Mudah

Assalamualaykum teman-teman, Alhamdulillah hari ini kita sudah mulai menjalankan ibadah puasa ya,

Bagaimana rasanya puasa hari pertama? Masih belum terasa ya suasana ramadhannya? Atau biasa saja karena masih kepikiran dengan UAS tadi pagi? Yasudah, Yang sudah berlalu biarlah berlalu, semua tinggal kita serahkan kepadaNya, Yang Maha Kuasa atas segala hal. Sekarang yuk waktunya menyambut bulan Ramadhan yang penuh berkah ini dengan semakin mendekatkan diri kepadaNya.

Bismillahirrahmanirrahim,
Temen-temen pernah tidak bertanya atau mungkin heran dengan diri kita sendiri, manusia, pertanyaan seperti bagaimana bisa ya saat aku memikirkan untuk mengambil pensil di depanku kemudian tanganku bergerak mengambilnya dengan otomatis?

Kemudian kenapa tangan ini diciptakan dengan bentuk yang seperti: mempunyai lima jari dan dapat bergerak dengan bebas, telapak tangan yang mempunyai kulit lebih keras untuk menjaga kita dari sensifitas rasa panas dan dingin yang ekstrem sehingga kita dapat menggenggam gelas berisi teh panas dan meminumnya, sementara bagian dari tubuh kita yang lain mempunyai sensifitas yang lebih besar terhadap panas dan dingin yang ekstrem dan kita tidak menggunakan itu untuk memegang gelas berisi teh panas. Sungguh menakjubkan penciptaan manusia itu, diberikan kelebihan yang banyak dibanding ciptaan Allah yang lain. Seperti yang kita ketahui pula, tubuh manusia tersusun atas sejumlah sistem, setiap sistem melakukan fungsi tertentu dan semua saling berhubungan satu dengan yang lain melalui darah dan saraf. Sehingga kejadian seperti mengambil pensil pun dapat terjadi dengan mudahnya, bahkan saat saya mengetik ini pun dapat saya lakukan dengan mudah dan cepat tanpa perlu melihat keyboard misalnya.

Sistem tubuh terbentuk dari organ-organ yang mengandung berbagai macam jaringan. Suatu jaringan merupakan kumpulan sel-sel yang sama, yang melakukan suatu fungsi tertentu. Pada tubuh orang dewasa terdapat lima puluh triliun sel dan tiga milyar sel tubuh mati setiap menitnya diganti dengan yang baru. Bayangkan tiga milyar setiap menit! SubhanAllah! Maha Suci Allah, Sang Pencipta! Menciptakan manusia dengan baiknya dan dengan pemeliharaan yang baik pula.

Manusia juga dianugerahi sendi dan otot yang memungkinkan tulang-tulang dapat bergerak sesuai dengan perintah. Seperti misalnya pada tangan, kedua tangan kita terdiri dari dua puluh tujuh tulang dan sembilan kelompok otot pada masing-masing dari kedua tangan kita. Dengan segala nikmat yang terdapat pada tubuh kita seharusnya kita selalu bersyukur dan bertambah kekaguman kita kepada Allah dengan penciptaan yang telah Dia lakukan terhadap manusia. Tetapi kemudian bagaimana cara kita beryukur atas nikmat yang telah kita dapatkan? Dengan cara “bersedekah” untuk setiap tulang dan otot kita.


عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : كُلُّ سُلاَمَى مِنَ
 النَّاسِ عَلَيْهِ صَدَقَةٌ، كُلُّ يَوْمٍ تَطْلُعُ فِيْهِ الشَّمْسُ تَعْدِلُ بَيْنَ اثْنَيْنِ صَدَقَةٌ، وَتُعِيْنُ الرَّجُلَ فِي دَابَّتِهِ فَتَحْمِلُهُ عَلَيْهَا أَوْ تَرْفَعُ لَهُ عَلَيْهَا مَتَاعَهُ صَدَقَةٌ وَالْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ، وَبِكُلِّ خُطْوَةٍ تَمْشِيْهَا إِلَى الصَّلاَةِ صَدَقَةٌ وَ تُمِيْطُ اْلأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ صَدَقَةٌ

[رواه البخاري ومسلم ]

Rasulullah SAW bersabda: “Setiap tulang manusia ada sedekah atasnya pada setiap kali matahari terbit. Berlaku adil antara dua orang adalah sedekah, membantu seseorang menunggang kendaraannya atau mengangkatkan barangnya kekendaraannya adalah sedekah, kalimat yang indah adalah sedekah, setiap langkah menuju shalat adalah sedekah, menyingkirkan yang mengganggu di jalan adalah sedekah” (HR. Bukhari dan Muslim melalui Abu Hurairah)

Alhamdulillah, ternyata nikmat yang telah kita dapatkan berupa sistem pergerakan pada tubuh kita pun akhirnya dapat kita gunakan untuk bersedekah bahkan dengan cara yang sangat mudah yang bisa kita lakukan setiap harinya. Sungguh Allah sangat sayang kepada hambaNya. Allah ingin kita menjemput pahalanya, mengamalkan amalanNya dan Allah masih mempermudah itu semua dengan nikmat tubuh yang Dia berikan kepada kita :’

Bahkan semudah mengucapkan kalimat indah dalam keseharian juga termasuk sedekah, banyak sekali pintu amal sedekah yang bisa kita masuki. Jadi, ternyata sedekah tidak hanya sebatas materiil saja, tetapi sedekah jasa menolong orang membawakan barang kekendaraannya juga bisa bahkan kalimat indah dan senyuman manis kepada sesama termasuk sedekah :)

Yuk temen-temen mulai dari sekarang kita bersyukur dan mengagumi nikmat yang Allah berikan yaitu tulang-tulang, sendi, dan otot yang dapat menggerakan tubuh kita menjemput pahala dan cintaNya dengan cara kita bersedekah sekecil apapun itu. Selamat bersedekah! 

يَا أَيُّهَا الإنْسَانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيمِ (٦) الَّذِي خَلَقَكَ فَسَوَّاكَ فَعَدَلَكَ (٧) فِي أَيِّ صُورَةٍ مَا شَاءَ رَكَّبَكَ (٨

“Hai manusia apakah yang telah memperdayakanmu terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah? Yang telah menciptakanmu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikanmu seimbang; dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusunmu” (QS. Al-Infithar [82]: 6-8)

Sungguh Maha Kuasa Allah lagi Maha Suci Dia. Demikian Wa Allah A’lam. 


Alhamdulillah tulisan pertama untuk project di bulan Ramadhan kali ini yaitu #OneDayOneHadist. InsyaAllah setiap hari di bulan Ramadhan ini saya akan berusaha untuk menuliskan hadist atau ayat yang ingin saya bagikan keindahan dan kemanfaatan bagi siapa yang mengetahuinya. Semoga dimudahkan Aamiin
Sangat diharapkan diskusi dari pembaca karena saya menyadari masih banyak sekali kekurangan dalam tulisan ini serta referensi ilmu agama saya yang masih sedikit. Terimakasih :)

Sumber Referensi:
Al Qur’an dan terjemahan
Dia Di mana-mana: ”Tangan” Tuhan Di Balik Setiap Fenomena, M. Quraish Shihab, Penerbit Lentera Hati