28 Juni 2018

Reminder

Beban yang dirasa berat, yang selama ini sudah berusaha ditutupi dengan ikhlas dan sabar, memaklumkan keadaan, menyemangati diri sendiri, mencoba bahagia dan tertawa menghadapinya, seperti tampak biasa saja dari luar.

Akhirnya tumpah tak bersisa saat ada yang menggoyahnya, mendorong, memaksa dan menjatuhkannya dengan persakitan berupa kata-kata yang lebih tajam dari apa yang dia bayangkan bahkan dari orang yang selama ini sering mengingatkannya untuk tetap bertahan. Akhirnya dia tak kuat menahan dan keluarlah air mata itu yang tak terbendung banyaknya. Setidaknya dia masih merasa bangga air mata itu tidak keluar dihadapan pelaku, dia berhasil menahannya.

Tapi air mata itu tak terbendung banyaknya dihadapan orang yang selama ini coba ia bahagiakan, coba ia tentramkan selalu, coba ia berikan pengertian bahwa anaknya baik-baik saja, bahagia dan tetap tegar dengan segala apa yang dia hadapi. Sampai disini dia menumpahkan semua dan akhirnya kebahagian yang menemukannya disana. Ternyata selama ini usaha untuk meyakinkan diri bahwa semua akan baik-baik saja 'tetaplah bertahan jangan sedih jalanin aja ikhlas'. Berhasil.

*di rumah sakit, dalam pelukan seorang ibu*

'Gapapaa nangis ajaa, keluarin semuanya biar lega.'

*masih sesenggukan*

'Ibuk kagum sama adek, bahagia punya anak kayak dek Hanum. Tiap malem ibu selalu bilang sama Bapak: Ibu bangga punya anak kayak Hanum, gimanapun keadaan yang dihadapi masih tetep bahagia, ketawa, cerah, periang, semua bisa dikerjakan: mengurus orang tua, kerja, belajar, mengejar impian, ngurus rumah. Jarang ngeluh gapernah kelihatan sedih semua dihadepin ikhlas. Pasti ibu selalu bilang ke Bapak tiap malem'

'iya?'

'Iyaa, coba tanya Bapak, gara-gara itu ibuk jadi ikut bahagia, ga sedih liat km bisa ngadepinnya, semua bisa jalan. Padahal ibuk tau pasti capek fisik, mental, pikiran. Ibu bahagia bisa liat dek Hanum bahagia.'

Dia yang tadi sesenggukan dan menumpahkan semuanya, tiba-tiba langsung nyes, adem banget. Baru pertama kali itu ngerasain bisa sedamai dan setenang. gabisa diuraikan. di titik ini dia masih berjanji, bahkan bertambah kemauan besarnya untuk mewujudkan mimpi-mimpi dan membahagiakan kedua orangtuanya.