10 Agustus 2014

Fenomena Jilboobs: Sebenarnya Siapa yang Meresahkan?

Beberapa akhir ini di beranda facebookku banyak sekali akun-akun yang menshare artikel tentang jilboobs dan jujur aku merasa sangat risih, sedih, marah, miris, dan kecewa, bukan kepada perempuan-perempuan yang dikategorikan jilboobs oleh artikel tersebut tetapi pada penyampaian berita itu yang kalau menurutku tidak baik. Sebelumnya mari aku ceritakan dulu sedikit tentang fenomena jilboobs dari berbagai sumber yang aku ketahui.

Apa itu jilboobs?

"Jilboobs" berasal dari dua kata yang digabungkan yaitu 'jilbab' dan 'boobs'(yang berarti dada perempuan). Dari dua kata yang dipadukan tersebut kategori perempuan yang dimaksud adalah pengguna jilbab yang memakai pakaian ketat sehingga secara sengaja maupun tidak disengaja menunjukkan lekuk-lekuk tubuhnya termasuk lekuk dadanya. Fenomena faktual terkait spesifikasi seperti jilboobs sebenarnya sudah hadir lama. Sebutan lain pernah disematkan seperti jilbab gaul, jilbab funky, dan lainnya. Kehebohan seputar istilah jilboobs mengemuka setelah munculnya akun Facebook bernama Jilboobs Community yang hadir sejak 25 Januari 2014 yang kalau menurutku itu bukan dibuat oleh perempuan, dan sangat tertera jelas di akun tersebut keterangan yaitu: "indahnya saling berbagi, nb: diolah dari berbagai sumber". Hmm... :(

Banyak foto perempuan jilboobs-menurut kategori pembuat akun- yang diupload dan kemudian memunculkan berbagai komentar yang negatif dari para member akun tersebut. Setelah itu menyebarlah berita-berita tentang jilboobs yang terdapat foto contoh perempuan kategori jilboobs dengan sensor diwajahnya dan penyampaian yang kalau menurutku malah justru terkesan melecehkan dan menghina perempuan. Sekali lagi aku mengatakan perempuan, semua perempuan!. Sungguh sangat disayangkan jika hal seperti itu dijadikan fenomena, tren, bahkan tontonan khalayak ramai apalagi jika mengambil foto tersebut secara sembarang tanpa ijin dari pihak perempuan. Sehingga sekarang jilboobs mulai dipandang negatif oleh masyarakat dan bahkan semakin banyak yang menyindir serta menghina.

Sebenarnya bukan masalah negatif atau tidak, tetapi memang tidak baik dan tidak dibenarkan dalam tuntunan agama islam. Dalam Al-Qur'an dan Hadist dijelaskan bahwa dalam berpakaian jangan sampai memakai pakaian yang transparan dan menunjukkan lekuk-lekuk tubuh dari pemakainya apalagi dengan memakai jilbab. Allah dengan firman dan hadistNya menyampaikan:

"Dua kelompok dari penghuni neraka yang merupakan umatku, belum saya lihat keduanya. Wanita-wanita yang berbusana (tetapi) telanjang serta berlenggak-lenggok dan melenggak-lenggokkan (orang lain); di atas kepala mereka (sesuatu) seperti punuk-punuk unta. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak juga menghirup aromanya. Dan (yang kedua) adalah lelaki-lelaki yang memiliki cemeti-cemeti seperti ekor sapi. Dengannya mereka menyiksa hamba-hamba Allah" (HR. Muslim melalui Abu Hurairah) 

"Katakanlah kepada para wanita yang beriman: Hendaklah mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa tampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya....."(QS An Nuur (24):31)

Tetapi apakah dengan cara menunjukkan kepada khalayak ramai bahwa itu buruk negatif tidak baik dan sebagainya dengan menggunakan berbagai macam foto yang disensor yang malah menjadikannya bahan tontonan itu lebih baik daripada para perempuan yang meraka kategorikan jilboobs itu ataukah sangat lebih buruk? tentu itu juga hal yang buruk atau tidak baik kan?

ada firman Allah yang menyatakan:
"Katakanlah kepada kaum mu'minin: Hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." (QS. An Nuur(24):30)

Bisa dilihat bahwa Allah menyerukan kepada baik mu'minin maupun mu'minat untuk menahan dan menjaga pandangannya. Jadi tidak dapat sepenuhnya perempuan yang berbaju ketat yang disalahkan, para lelaki yang tidak dapat menahan dan menjaga pandangannya apalagi malah menampakkan dan menyebarluaskan foto-foto yang dapat menghancurkan penjagaan pandangan tersebut juga sangatlah tidak baik dan tidak sopan. Seperti yang banyak kita ketahui bahwa pandangan mata dapat membuat pengaruh besar dalam melakukan tindakan kejahatan, maka pada ayat tersebut, Allah bahkan sampai memerintahkan menahan pandangan disebutkan terlebih dahulu sebelum perintah menjaga farji/kemaluan (Hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya..)

Kalau memang mau menunjukkan bahwa memakai jilbab dengan pakaian ketat sehingga menampakkan lekuk-lekuk tubuhnya itu tidak benar sesuai tuntunan dalam Al-Qur'an dan Hadist, sampaikan dan jelaskanlah dengan baik dan sopan. Bukankah Rasulullah telah mengajari kita untuk berdakwah yang baik dan sopan dengan kata-kata yang halus dan lembut terlebih kepada perempuan? Bukankah Al-Qur'an memiliki salah satu keunggulan dari berbagai kitab lainnya yaitu mempuanyai bahasa yang sangat tinggi dan indah? Tetapi kenapa malah diri kita yang menyampaikan ayat-ayatNya bukan dengan cara yang indah? :(

Kalau ada perempuan yang memakai jilbab tetapi memakai pakaian ketat, kalau menurutku itu adalah bagian dari sebuah proses, proses untuk mengenal Allah lebih dekat, menaati tuntunanNya setahap demi setahap, mengadaptasikan diri dengan apa yang sebenarnya menjadi kewajibannya, semisalkan sebagai muslim/muslimah yang memahami bahwa tidak dibenarkan memakai pakaian ketat yang menunjukkan lekuk tubuhnya dan melihat hal itu, sebaiknya berilah nasihat perempuan itu dengan baik, sopan dan halus, senantiasa bimbinglah, beritahukan bahwa ada firmanNya dan hadist RasulNya yang tidak memperbolehkan hal itu sehingga pada akhirnya yang bersangkutan akan menyesuaikan diri dengan tuntunan agama sebaik mungkin. Kalau akhirnya tidak berhasil juga maka doakanlah perempuan itu dengan doa yang baik agar diberikan bimbingan dan petunjuk oleh Allah serta senantiasa menuju kejalanNya. Allah lebih mengetahui apa yang hambaNya tidak ketahui.
 
Jadi mari kita menyikapinya dengan bijak dan sebaiknya tidak menampakkan apa yang seharusnya tidak baik ditampakkan apalagi menjadi tontonan khalayak ramai yang malah mengundang berbagai dampak negatif lebih besar daripada dampak positifnya. Sekali lagi marilah kita berbenah diri dan terus belajar dari yang sudah lalu, saling menasehati dengan kata-kata yang baik, saling membimbing merangkul mengajak kepada yang lebih baik dan benar sesuai tuntunanNya. InsyaAllah Allah akan memudahkan kita! Semangat bersama untuk mencari ridhaNya :)

Demikian. Wa AllahuA'lam
Sangat diharapkan kritik, saran dan diskusi yang membangun, terimakasih


NB: dan tolong jangan dinamai dengan istilah 'jilboobs' yang kalau menurutku kemudian langsung mengarahkan pada dada wanita apalagi disejajarkan dengan jilbab, mending disebut jilbab funky deh hehehehe :p

Sumber referensi:
1. "Jilbab: Pakaian Wanita Muslimah, Pandangan Ulama Masa Lalu dan Cendekiawan Kontemporer" karya M. Quraish Shihab
2. "Fatwa-Fatwa Tarjih: Tanya Jawab Agama" karya Tim Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah
3. http://www.republika.co.id/berita/koran/opini-koran/14/08/09/na18m3-jilboobs-dan-dilema-muslimah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar