23 Oktober 2016

Orang-Orang Spesial

Selamat Pagi, pagi yang cerah semua nya! :)

Hari ini aku pengen cerita mengenai beberapa orang yang aku kenal dan aku sedang ‘belajar’ ilmu kehidupan dengan mereka. Kenapa aku bilang ilmu kehidupan karena saat bersama mereka aku bisa bebas bercerita bahkan berbagi pendapat dalam banyak hal: mulai dari hal sekecil hobi, kesukaan, bahkan sampai negara, pemerintah dan program-programnya. Karena juga aku jarang bisa menemukan orang-orang yang bisa aku ajak mengobrol lama untuk berbagai hal yang aku rasakan, lihat, baca dan alami. Kagum juga sih sebenernya dengan kiprah beliau-beliau yang akan aku sebutkan ini :’

Bu Sri Puji Saraswati
Pertama kali aku diajar beliau waktu mata kuliah teknik penyehatan, aku baru tau kalau ada dosen Bu Saras. Saat diajar beliau tentang pengolahan air dan air limbah aku langsung suka dengan mata kuliah ini karena ada unsur-unsur biologinya yang aku masih familiar saat mendengarnya. Selain itu juga di mata kuliah ini aku baru tau ternyata yang membangun septiktank, ipal komunal, dan pengolahan limbah lainnya itu anak sipil to.

Dan aku suka topik sanitasi sejak semester sebelumnya setelah membaca program UNICEF Indonesia yang menurutku KEREN BANGET tetapi as always sepertinya banyak yang tidak tau, namanya: Tinju Tinja, jadi program yang diinisiasi UNICEF Indonesia ini bertujuan untuk meningkatkan awareness masyarakat betapa pentingnya sanitasi dan buruknya perilaku buang air besar sembarangan bagi lingkungan dan diri sendiri. 


Melalui progam itu aku baru tau fakta-fakta buruknya sanitasi di Indonesia. 62 juta orang Indonesia tidak mempunyai sanitasi yang layak dan itu membuat Indonesia menjadi negara kedua terbesar di dunia yang tidak mempunyai sanitasi layak. Memalukan dan menyedihkan. Sementara banyak orang yang kurang peduli bahkan tidak tau dengan fakta masalah sanitasi di Indonesia, dampaknya apa, seberapa ngaruh emang untuk ibu melahirkan, remaja perempuan, bahkan untuk sumber mata air tanah dan sungai. Dan yang paling aku merasa antusias dengan issue ini adalah ternyata sanitasi yang buruk itu menjadi penyebab utama kematian anak-anak selain malnutrisi, karena apa? Dengan sanitasi yang tidak layak atau bahkan tidak mempunyai infrastuktur sanitasi like jamban, septiktank, tripikon-s, dan pengolahan limbah lainnya dapat mempengaruhi pola hidup masyarakatnya yaitu muculnya kebiasaan buang air besar sembarangan(BABS)-open defecation- Nah perilaku BABS tersebut dapat menimbulkan banyak sekali penyakit karena BABS membuat air tanah terkontaminasi bakteri, kemudian lalat-lalat yang mengelilingi BABS nempel dimakanan membawa bakteri, BABS di sungai kemudian anak-anak mandi disitu, sangat tidak menyehatkan, pokoknya kalau baca infografisnya Tinju Tinja nya UNICEF itu mengerikan, miris, www.tinjutinja.com banyak infografis menarik yang bisa kamu pahami betapa sanitasi yang layak itu sangat-sangat-sangat penting untuk mengakhiri kematian anak-anak dalam hal penyakit yang berkaitan dengan dampak sanitasi yang buruk.  Oke selesai. Ini malah ngelantur ke betapa-aku-suka-sama-issue-Clean Water and Sanitation aku mau buat post tentang sesi ini sendiri nanti. Kembali ke Bu Saras.


Yang aku suka adalah saat ibunya membuka pikiran: masak aku sipil belajar biologi juga, istilah-istilah biologi gini’ ibunya menjelaskan dengan: oke topik lingkungan, biologi, dan bagaimana mengukurnya sehingga kita bisa menggunakannya dengan bijak itu para biologist dan geographyst yang ahli tetapi apa bedanya kita engineer dengan mereka, karena kita menciptakan, kita mendesain solusi dari problem tersebut kita tau bagaimana cara menanganinya dengan bagunan publik yang kita buat. Kemudian aku tersentuh dan terenyuh (huu lebay wkwkw). 


Bu Saras orangnya perfeksionis, baik, dan menyenangkan. Beliau orang yang open mind, sangat open mind selain itu juga pikirannya mendalam beliau bisa dengan gamblang menjelaskan betapa kenapa sih kamu harus peduli detail? Peduli dengan sekecil apapun aktivitas yang kamu lakukan sebagai dampaknya dengan lingkungan?. dan dari pemikiran-pemikiran beliau lah saat mengajar itu membuatku pengen membangun Rumah Masa Depan yang aku rancang sendiri dengan konsep ramah lingkungan dan sanitasi yang sehat. Beneran, ibunya memberikan tips and trick mulai dari bagaimana kamu mengolah air limbah yellow water, grey water, black water dari dapur dan kamar mandi itu seperti apa, kalau kamu pengen bikin taman yang bagaimana sejenis wetland dengan batu-batu yang komposisinya bagaimana, detail seperti apa, kalau kamu pengen mengolah limbahmu itu bahan-bahan lokal seperti apa yang kamu bisa gunakan, mengelola air hujan dan meresapkannya bagaimana dan lain-lain. Detail-detail kecil yang menyenangkan, konsep yang basisnya lingkungan tetapi dengan cara yang cantik dan elegan dan aku suka :D.


Setiap diajar beliau rasa hormat dan kagumku bertambah, kemarin pas responsi penyehatan dengan jelas ibunya mengatakan sesuatu yang aku baru sadar: ‘kalian ini s1 level kalian itu mencari why, why dari apa yang kalian pelajari, praktikumkan, kerjakan, jangan hanya jadi robot yang melakukan ini itu tapi ga paham esensinya, ga paham why nya. Terus apa bedanya dong kalian dengan tukang kalau begitu.’  Yaa benar, benar! Benar! Sekali! WHY, curious! Kemudian saat Manajemen Pengolahan Air Limbah kemarin ibunya menjelaskan bagan Wastemanagement Concept, jadi konsep pengolahan limbah yang terbaru sekrang itu bagaimana sesuai dengan perkembangan limbah-limbah yang dihaslikan jaman sekarang yang semakin kompleks dan beragam, ibunya menjelaskan tentang Reuse, bagaimana kita me-reuse air limbah yang kita mau buang, Bu Saras memberi contoh dari lingkungan rumah: misal kamu minum terus kamu gahabis mau kamu buang ke wastafel, jangan mending buat siram tanaman atau buang ke tanah, kemudian pas kamu mau nanak nasi kamu mau buang air bekas cucian beras jangan langsung dibuang di wastafel yang didapur itu tetapi buat menyiram tanaman selain karena itu organik dan lain-lain. Intinya sekecil apapun hal yang kamu lakukan, usahain jangan menyepelekan tetapi dipikir apa dampak selanjutnya bagi lingkungan. 


TERUS Yang bikin aku manggut-manggut kenceng dan berbinar matanya saat mendengarkan penjelasan beliau adalah karena pas banget dengan booklet yang baru saja aku baca yang dikeluarkan oleh FAO (Food and Agriculture Organization) sebagai peringatan Hari Pangan Sedunia, booklet itu judulnya sama dengan issue yang sedang diangkat FAO pada hari pangan tahun ini yaitu: “Climate is changing. Food and Agriculture must too.” Booklet itu bagus banget sangat mencerahkan pikiran jadi isi booklet tersebut adalah panduan aktivitas yang bisa kita lakukan terkait dengan penyelamatan climate change bahkan terhadap pangan yang semakin banyak demandnya tetapi supply sedikit karena lahan semakin sempit. Booklet tersebut dan beberapa artikel yang kemudian aku baca tentang Food For Future menjelaskan bahwa ternyata agriculture dan peternakan itu penyebab terbesar climate change. Berbagai data yang disajikan menyadarkan bahwa setiap pola makan yang kita lakukan itu sangat berpengaruh pada climate change ini. Emang apa hubungannya? Baca aja Nat Geo edisi Masa Depan Pangan, atau yang edisi How to Feed 7 billion people? Dan artikel-artikel ini:



Activity Book World Food Day by FAO http://www.fao.org/3/a-i5685e.pdf 

Nah karena aku passionate, interest, dan antusias dengan issue Clean Water and Sanitation kemudian aku memberanikan diri untuk memohon kepada ibunya menjadi mahasiswa bimbingannya. Awalnya aku galau antara 2 pilihan watermanagement atau sanitation, karena ibunya belum profesor dan aku butuh rekomendasi dari profesor untuk S2 nanti, tetapi setelah galau ria aku memutuskan tetap gabisa kalau berada dibidang yang setengah-setengah aku pengen/watermanagement walaupun dosennya bergelar professor, kemudian aku bertanya-tanya dengan ibunya dan menceritakan kenapa saya sangat berminat dengan topik ini, kemudian ke depan saya ingin kuliah lagi dan apa yang menjadi kegalauan saya. Terus Alhamdulillah emang ya Allah itu Maha Baik dengan segala skenarioNya yang baik, ga dinanya kegalauanku itu bisa diselesaikan bersama ibunya, mau tau ceritanya gimana? :’)

Hari berikutnya aku sering bertemu ibunya, pertemuan kedua setelah memohon bimbingan tersebut aku datang ke kantor ibunya dan mengobrol banyak hal. Coba bayangkan selama hampir 3 jam. Ngobrolin apa aja emang? Banyak! Dan waktu itulah rasa hormat dan kagumku itu tumbuh, aku baru tau kesehariannya Bu Saras itu keren :’) keren banget :’) maksutku sejalan dengan apa yang pengen aku lakuin dan kontribusiin apalagi berkaitan dengan sanitasi. Awalnya aku cerita dengan Bu Saras tentang NGO yang sedang aku bangun berkaitan dengan Clean Water and Sanitation, aku menceritakan kenapa pengen banget buat itu, apa yang mendasarinya, kemudian aku juga menceritakan kalau sebenarnya gerakan-gerakan seperti itu di luar negeri banyaaaaaak banget, waterproject yang dilakukan oleh organisasi-organisasi nirlaba internasional. Nah bahkan organisasi dan foundation internasional yang dengan baik hati dan bersedia memberikan support dalam hal dana atau apapun juga banyaaaaaaaaak banget! Kesempatan itu ada tinggal bagaimana kita kreatif mencari, beneran suer.

Nah barulah setelah itu beliau cerita dulu juga pernah sesaat setelah gempa bantul 2006 melakukan hal itu memberikan edukasi, sosialisasi, membantu membangun rumah tahan gempa oleh suaminya Prof. Nizam dan Bu Saras membantu bagian sanitasinya dan sampai sekarang ibunya masih sering ke Bantul sosialisasi tentang sanitasi gitu :’) dan ibunya juga tergabung dengan Forum Winongo Asri bersama Bu Ana ketua RW di dusun Ngampilan.

Waktu itu Bu Ana bilang: ‘Bu Saras juga sering kesini mbak nengok-nengok ngasih sosialisasi tentang IPAL Komunal makanya saya bisa tau tentang bagian-bagian IPAL dan salahnya pembangunan IPAL di RW saya itu dimana.’

Menampilkan IMG_4258.JPG
sewaktu diajak Bu Saras survey ke tempat Bu Ning
pegiat komunitas Banyu Bening 

Menampilkan IMG_4231.JPG

Ngobrolin pemerintah juga, tentang sebenernya program pemerintah itu bagus-bagus tetapi saat dilaksanakan kayak ada yang tidak pas gitu atau tidak efektif kesalahannya dimana, mana yang kurang. Jadi gini, awalnya aku cerita sama Bu Saras tentang Kehidupan KKN ku selama 1,5 bulan kemarin. Aku cerita ke ibunya

‘Di dusun saya itu ada 78 KK sebagian besar tidak mempunyai jamban dan cuma hanya ada 2 kamar mandi umum buk, bayangkan, tetapi di sana air bersih itu melimpah ruah karena dusun saya yang ada di hutan dan pegunungan itu sumber mata airnya pekalongan. Kemudian saya baru tau ternyata program jokowi yang 1 M satu desa itu bagus banget tetapi ada yang kurang, saya waktu itu mendengar cerita dari Kepala Dusun saya kalau untuk mendapatkan hak uang mereka 1 M itu harus dengan mengajukan proposal dulu, jadi misal kepala dusun saya waktu itu pengen membangun LPK(Lembaga Pelatihan Khusus) ya dia harus buat proposal yang isinya desain, RAB, dan rencana-rencana yang lain. Saya heran gimana mereka menyusun itu coba, maksut saya kan berarti mereka perlu pengetahuan tentang RAB kontruksi, desainnya gimana dan sebagainya yang itu saya paham karena saya belajar itu. Maksut saya kayak disini ada 3 pihak yang berperan: Pemerintah, Masyarakat, dan Akademisi. Pemerintah yang punya programnya dan dananya, Masyarakat yang jadi sasaran program itu, Akademisi yang mempunyai pengetahuannya, ilmunya. Kemudian koneksinya dimana bu? Kayak ga efektif gitu, saya saja juga baru tau kalau ada program pemerintah yang itu. Jadi selama ini sebenernya yang salah dimana gitu?’

Kemudian Bu Saras panjang lebar menjelaskan dari sisi akademisi itu seperti ini dari masyarakat gimana, dan ibunya juga cerita kalau banyak juga kepala dusun atau PokJa (Kelompok Kerja) gitu yang datang ke UGM misal untuk meminta tolong mendesainkan IPAL Komunal, talud dan sebagainya. Dan ibunya sering membantu desain IPAL Komunal itu :’) huhu gapaham lagi keren banget emang ibunya, lulusan Imperial College London lagi.

Ya seperti itulah kekerenan ibunya, dari kesehariannya, pemikirannya, dan perilakunya. Sangat menyenangkan saat bisa bekerjasama dan mendengarkan kiprah beliau selama ini.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar