Selamat Pagi, pagi yang cerah semua nya! :)
Hari ini aku pengen cerita mengenai beberapa orang yang aku kenal
dan aku sedang ‘belajar’ ilmu kehidupan dengan mereka. Kenapa aku bilang ilmu
kehidupan karena saat bersama mereka aku bisa bebas bercerita bahkan berbagi pendapat
dalam banyak hal: mulai dari hal sekecil hobi, kesukaan, bahkan sampai negara,
pemerintah dan program-programnya. Karena juga aku jarang bisa menemukan
orang-orang yang bisa aku ajak mengobrol lama untuk berbagai hal yang aku
rasakan, lihat, baca dan alami. Kagum juga sih sebenernya dengan kiprah beliau-beliau
yang akan aku sebutkan ini :’
Bu Sri Puji Saraswati
Pertama kali aku diajar beliau waktu mata kuliah teknik
penyehatan, aku baru tau kalau ada dosen Bu Saras. Saat diajar beliau tentang
pengolahan air dan air limbah aku langsung suka dengan mata kuliah ini karena
ada unsur-unsur biologinya yang aku masih familiar saat mendengarnya. Selain itu
juga di mata kuliah ini aku baru tau ternyata yang membangun septiktank, ipal
komunal, dan pengolahan limbah lainnya itu anak sipil to.
Dan aku suka topik sanitasi sejak semester sebelumnya
setelah membaca program UNICEF Indonesia yang menurutku KEREN BANGET tetapi as
always sepertinya banyak yang tidak tau, namanya: Tinju Tinja, jadi program
yang diinisiasi UNICEF Indonesia ini bertujuan untuk meningkatkan awareness
masyarakat betapa pentingnya sanitasi dan buruknya perilaku buang air besar
sembarangan bagi lingkungan dan diri sendiri.
Melalui progam itu aku baru tau
fakta-fakta buruknya sanitasi di Indonesia. 62 juta orang Indonesia tidak
mempunyai sanitasi yang layak dan itu membuat Indonesia menjadi negara kedua terbesar
di dunia yang tidak mempunyai sanitasi layak. Memalukan dan menyedihkan. Sementara
banyak orang yang kurang peduli bahkan tidak tau dengan fakta masalah sanitasi
di Indonesia, dampaknya apa, seberapa ngaruh emang untuk ibu melahirkan, remaja
perempuan, bahkan untuk sumber mata air tanah dan sungai. Dan yang paling aku
merasa antusias dengan issue ini adalah ternyata sanitasi yang buruk itu
menjadi penyebab utama kematian anak-anak selain malnutrisi, karena apa? Dengan
sanitasi yang tidak layak atau bahkan tidak mempunyai infrastuktur sanitasi
like jamban, septiktank, tripikon-s, dan pengolahan limbah lainnya dapat
mempengaruhi pola hidup masyarakatnya yaitu muculnya kebiasaan buang air besar
sembarangan(BABS)-open defecation- Nah perilaku BABS tersebut dapat menimbulkan
banyak sekali penyakit karena BABS membuat air tanah terkontaminasi bakteri,
kemudian lalat-lalat yang mengelilingi BABS nempel dimakanan membawa bakteri,
BABS di sungai kemudian anak-anak mandi disitu, sangat tidak menyehatkan,
pokoknya kalau baca infografisnya Tinju Tinja nya UNICEF itu mengerikan, miris,
www.tinjutinja.com banyak infografis
menarik yang bisa kamu pahami betapa sanitasi yang layak itu
sangat-sangat-sangat penting untuk mengakhiri kematian anak-anak dalam hal
penyakit yang berkaitan dengan dampak sanitasi yang buruk. Oke selesai. Ini malah ngelantur ke
betapa-aku-suka-sama-issue-Clean Water and Sanitation aku mau buat post tentang
sesi ini sendiri nanti. Kembali ke Bu Saras.
Yang aku suka adalah saat ibunya membuka pikiran: masak aku
sipil belajar biologi juga, istilah-istilah biologi gini’ ibunya menjelaskan
dengan: oke topik lingkungan, biologi, dan bagaimana mengukurnya sehingga kita
bisa menggunakannya dengan bijak itu para biologist dan geographyst yang ahli
tetapi apa bedanya kita engineer dengan mereka, karena kita menciptakan, kita
mendesain solusi dari problem tersebut kita tau bagaimana cara menanganinya
dengan bagunan publik yang kita buat. Kemudian aku tersentuh dan terenyuh (huu lebay
wkwkw).
Bu Saras orangnya perfeksionis, baik, dan menyenangkan. Beliau orang
yang open mind, sangat open mind selain itu juga pikirannya mendalam beliau
bisa dengan gamblang menjelaskan betapa kenapa sih kamu harus peduli detail? Peduli
dengan sekecil apapun aktivitas yang kamu lakukan sebagai dampaknya dengan
lingkungan?. dan dari pemikiran-pemikiran beliau lah saat mengajar itu
membuatku pengen membangun Rumah Masa Depan yang aku rancang sendiri dengan
konsep ramah lingkungan dan sanitasi yang sehat. Beneran, ibunya memberikan
tips and trick mulai dari bagaimana kamu mengolah air limbah yellow water, grey
water, black water dari dapur dan kamar mandi itu seperti apa, kalau kamu
pengen bikin taman yang bagaimana sejenis wetland dengan batu-batu yang
komposisinya bagaimana, detail seperti apa, kalau kamu pengen mengolah limbahmu
itu bahan-bahan lokal seperti apa yang kamu bisa gunakan, mengelola air hujan
dan meresapkannya bagaimana dan lain-lain. Detail-detail kecil yang
menyenangkan, konsep yang basisnya lingkungan tetapi dengan cara yang cantik
dan elegan dan aku suka :D.
Setiap diajar beliau rasa hormat dan kagumku bertambah, kemarin
pas responsi penyehatan dengan jelas ibunya mengatakan sesuatu yang aku baru
sadar: ‘kalian ini s1 level kalian itu mencari why, why dari apa yang kalian
pelajari, praktikumkan, kerjakan, jangan hanya jadi robot yang melakukan ini
itu tapi ga paham esensinya, ga paham why nya. Terus apa bedanya dong kalian
dengan tukang kalau begitu.’ Yaa benar,
benar! Benar! Sekali! WHY, curious! Kemudian saat Manajemen Pengolahan Air
Limbah kemarin ibunya menjelaskan bagan Wastemanagement Concept, jadi konsep
pengolahan limbah yang terbaru sekrang itu bagaimana sesuai dengan perkembangan
limbah-limbah yang dihaslikan jaman sekarang yang semakin kompleks dan beragam,
ibunya menjelaskan tentang Reuse, bagaimana kita me-reuse air limbah yang kita
mau buang, Bu Saras memberi contoh dari lingkungan rumah: misal kamu minum
terus kamu gahabis mau kamu buang ke wastafel, jangan mending buat siram
tanaman atau buang ke tanah, kemudian pas kamu mau nanak nasi kamu mau buang
air bekas cucian beras jangan langsung dibuang di wastafel yang didapur itu
tetapi buat menyiram tanaman selain karena itu organik dan lain-lain. Intinya
sekecil apapun hal yang kamu lakukan, usahain jangan menyepelekan tetapi dipikir
apa dampak selanjutnya bagi lingkungan.
TERUS Yang bikin aku manggut-manggut kenceng
dan berbinar matanya saat mendengarkan penjelasan beliau adalah karena pas
banget dengan booklet yang baru saja aku baca yang dikeluarkan oleh FAO (Food
and Agriculture Organization) sebagai peringatan Hari Pangan Sedunia, booklet
itu judulnya sama dengan issue yang sedang diangkat FAO pada hari pangan tahun
ini yaitu: “Climate is changing. Food and Agriculture must too.” Booklet itu
bagus banget sangat mencerahkan pikiran jadi isi booklet tersebut adalah
panduan aktivitas yang bisa kita lakukan terkait dengan penyelamatan climate
change bahkan terhadap pangan yang semakin banyak demandnya tetapi supply
sedikit karena lahan semakin sempit. Booklet tersebut dan beberapa artikel yang
kemudian aku baca tentang Food For Future menjelaskan bahwa ternyata
agriculture dan peternakan itu penyebab terbesar climate change. Berbagai data
yang disajikan menyadarkan bahwa setiap pola makan yang kita lakukan itu sangat
berpengaruh pada climate change ini. Emang apa hubungannya? Baca aja Nat Geo
edisi Masa Depan Pangan, atau yang edisi How to Feed 7 billion people? Dan artikel-artikel
ini:
Activity Book World Food Day by FAO http://www.fao.org/3/a-i5685e.pdf
Nah karena aku passionate, interest, dan antusias dengan
issue Clean Water and Sanitation kemudian aku memberanikan diri untuk memohon
kepada ibunya menjadi mahasiswa bimbingannya. Awalnya aku galau antara 2
pilihan watermanagement atau sanitation, karena ibunya belum profesor dan aku
butuh rekomendasi dari profesor untuk S2 nanti, tetapi setelah galau ria aku
memutuskan tetap gabisa kalau berada dibidang yang setengah-setengah aku pengen/watermanagement
walaupun dosennya bergelar professor, kemudian aku bertanya-tanya dengan ibunya
dan menceritakan kenapa saya sangat berminat dengan topik ini, kemudian ke
depan saya ingin kuliah lagi dan apa yang menjadi kegalauan saya. Terus Alhamdulillah
emang ya Allah itu Maha Baik dengan segala skenarioNya yang baik, ga dinanya
kegalauanku itu bisa diselesaikan bersama ibunya, mau tau ceritanya gimana? :’)
Hari berikutnya aku sering bertemu ibunya, pertemuan kedua
setelah memohon bimbingan tersebut aku datang ke kantor ibunya dan mengobrol
banyak hal. Coba bayangkan selama hampir 3 jam. Ngobrolin apa aja emang?
Banyak! Dan waktu itulah rasa hormat dan kagumku itu tumbuh, aku baru tau
kesehariannya Bu Saras itu keren :’) keren banget :’) maksutku sejalan dengan
apa yang pengen aku lakuin dan kontribusiin apalagi berkaitan dengan sanitasi.
Awalnya aku cerita dengan Bu Saras tentang NGO yang sedang aku bangun berkaitan
dengan Clean Water and Sanitation, aku menceritakan kenapa pengen banget buat
itu, apa yang mendasarinya, kemudian aku juga menceritakan kalau sebenarnya
gerakan-gerakan seperti itu di luar negeri banyaaaaaak banget, waterproject
yang dilakukan oleh organisasi-organisasi nirlaba internasional. Nah bahkan
organisasi dan foundation internasional yang dengan baik hati dan bersedia
memberikan support dalam hal dana atau apapun juga banyaaaaaaaaak banget! Kesempatan
itu ada tinggal bagaimana kita kreatif mencari, beneran suer.
Nah barulah
setelah itu beliau cerita dulu juga pernah sesaat setelah gempa bantul 2006 melakukan
hal itu memberikan edukasi, sosialisasi, membantu membangun rumah tahan gempa oleh
suaminya Prof. Nizam dan Bu Saras membantu bagian sanitasinya dan sampai sekarang
ibunya masih sering ke Bantul sosialisasi tentang sanitasi gitu :’) dan ibunya
juga tergabung dengan Forum Winongo Asri bersama Bu Ana ketua RW di dusun
Ngampilan.
Waktu itu Bu Ana bilang: ‘Bu Saras juga sering kesini mbak
nengok-nengok ngasih sosialisasi tentang IPAL Komunal makanya saya bisa tau
tentang bagian-bagian IPAL dan salahnya pembangunan IPAL di RW saya itu dimana.’
sewaktu diajak Bu Saras survey ke tempat Bu Ning pegiat komunitas Banyu Bening |
Ngobrolin pemerintah juga, tentang sebenernya program
pemerintah itu bagus-bagus tetapi saat dilaksanakan kayak ada yang tidak pas
gitu atau tidak efektif kesalahannya dimana, mana yang kurang. Jadi gini,
awalnya aku cerita sama Bu Saras tentang Kehidupan KKN ku selama 1,5 bulan kemarin.
Aku cerita ke ibunya
‘Di dusun saya itu ada 78 KK sebagian besar tidak mempunyai
jamban dan cuma hanya ada 2 kamar mandi umum buk, bayangkan, tetapi di sana air
bersih itu melimpah ruah karena dusun saya yang ada di hutan dan pegunungan itu
sumber mata airnya pekalongan. Kemudian saya baru tau ternyata program jokowi
yang 1 M satu desa itu bagus banget tetapi ada yang kurang, saya waktu itu
mendengar cerita dari Kepala Dusun saya kalau untuk mendapatkan hak uang mereka
1 M itu harus dengan mengajukan proposal dulu, jadi misal kepala dusun saya
waktu itu pengen membangun LPK(Lembaga Pelatihan Khusus) ya dia harus buat
proposal yang isinya desain, RAB, dan rencana-rencana yang lain. Saya heran
gimana mereka menyusun itu coba, maksut saya kan berarti mereka perlu
pengetahuan tentang RAB kontruksi, desainnya gimana dan sebagainya yang itu
saya paham karena saya belajar itu. Maksut saya kayak disini ada 3 pihak yang
berperan: Pemerintah, Masyarakat, dan Akademisi. Pemerintah yang punya
programnya dan dananya, Masyarakat yang jadi sasaran program itu, Akademisi
yang mempunyai pengetahuannya, ilmunya. Kemudian koneksinya dimana bu? Kayak ga
efektif gitu, saya saja juga baru tau kalau ada program pemerintah yang itu. Jadi
selama ini sebenernya yang salah dimana gitu?’
Kemudian Bu Saras panjang lebar menjelaskan dari sisi
akademisi itu seperti ini dari masyarakat gimana, dan ibunya juga cerita kalau
banyak juga kepala dusun atau PokJa (Kelompok Kerja) gitu yang datang ke UGM
misal untuk meminta tolong mendesainkan IPAL Komunal, talud dan sebagainya. Dan
ibunya sering membantu desain IPAL Komunal itu :’) huhu gapaham lagi keren
banget emang ibunya, lulusan Imperial College London lagi.
Ya seperti itulah kekerenan ibunya, dari kesehariannya,
pemikirannya, dan perilakunya. Sangat menyenangkan saat bisa bekerjasama dan
mendengarkan kiprah beliau selama ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar