10 November 2017
Entah kenapa akhir-akhir ini sedang suka mendengarkan
lagunya Payung Teduh-Untuk Perempuan Yang Sedang di Pelukan, sedang berusaha
membuat diri tenang dan kalem. Entah kenapa juga sedang mencari ketenangan hati
dan jiwa. Apa yang sedang dicari sebenarnya?
Mungkin lelah pikiran, memendamnya sendiri, berusaha terlihat
kuat, nyatanya dari dalam sedang memerangi prasangka buruk yang dibuat oleh
diri. Terkadang hanya ingin tenang tanpa beban tanpa pikiran tanpa stereotype
tanpa apapun, hanya menikmatimu, senjaku, bersama kopi mungkin(?).
Betapa menenangkan
hidup tak terburu oleh dunia dan waktu. Bertemu denganmu yang asing, yang tanpa
perkenalan pun menghasilkan makna dalam nan asik untuk diramu bersama diiringi
celotehan nan lucu menertawakan pikiran dan makna kehidupan.
Berlanjut sepanjang malam penuh dialektika tanpa jeda,
memadukan frasa menggalakkan cerita, saling bersahutan menentang paham, yang
melebur di akhirnya malam, bersama menciptakan impresi penuh arti, mengimaji untuk
hidup yang lebih berarti.
Berjalan bersama menuju ufuk pagi yang terang, menangkap
serpihan-serpihan nyala ibukota malam. Menjajaki jalan-jalan setapak, menjamah
sudut-sudut pemukiman urban, mengabadikan momen di balik ruangan, menarasikan lakon-lakon sandiwara kehidupan.
Sampai akhir, pada ujung perjalanan, titik pergantian malam dan
fajar, mengemas kesimpulan dan cerminan masa depan, mensyukuri titik-titik parsial
kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar