1 September 2017

Telan Saja

saya pernah punya cita-cita bekerja di perusahaan besar. ingin sekali mencicipi bagaimana rasanya menjadi “budak korporat” yang sesekali dapat tugas sulit nan banyak sampai lembur, lalu bisa misuh-misuh di media sosial tentang betapa rumitnya pekerjaan saya, betapa susahnya–sambil mengisyaratkan betapa hebatnya diri saya bisa mempunyai pekerjaan semacam itu.
selang dua tahun saya lulus kuliah dan bekerja, saya semakin sadar bahwa ternyata mengeluh tentang pekerjaan tidak elit sama sekali. norak dan malu-maluin malah.
“telen aja,” begitu pesan mas uta kepada kami adik-adiknya. di dalam dunia yang mengembangkan diri kita, baik sekolah, kuliah, maupun bekerja bahkan berkeluarga, selalu ada hal yang tidak enak, tidak sesuai keinginan dan harapan, tidak pas menurut kita. terhadap hal-hal seperti itu, kata mas uta, telan saja.
pertama, apapun pekerjaan yang kita miliki, sadar nggak sadar, pekerjaan kita juga adalah jawaban dari doa diri kita sendiri, diri yang sebelumnya. pekerjaan kita juga adalah buah dari upaya-upaya kita yang sebelumnya. misalnya, seseorang yang berprofesi sebagai dokter tentunya telah melalui pendidikan menjadi dokter. menjadi dokter itu doanya sendiri, hasil usahanya sendiri.
kedua, percayalah di luar sana ada banyak sekali manusia yang menginginkan, berusaha dan berdoa, untuk bisa memiliki pekerjaan yang kita miliki.
ketiga, daya juang dalam bekerja–dalam hidup–itu pentingnya luar biasa. setiap kali kita menelan ketidaknyamanan, kita sedang menjadikan diri kita lebih kuat, lebih hebat. tapi yang terutama, seharusnya ketidaknyamanan bisa menjadikan kita lebih bijak, lebih baik dan dewasa. masa iya daya juang kita segitu-segitu saja. di dunia ini ada banyak sekali orang yang tidak kunjung berkembang karena terhadap masalah yang segitu-segitu saja, cara dirinya merespon juga begitu-begitu saja. jangan jadi yang demikian.
keempat, menjadi bermanfaat itu artinya menyelesaikan masalah, bukan menjadi bagian dari masalah atau nambah-nambahin masalah. semakin banyak dan besar masalah yang bisa kita selesaikan, semakin bermanfaat diri kita artinya. kita bekerja, dibayar orang, intinya adalah untuk menyelesaikan masalah. itulah mengapa kita tidak boleh mengecilkan diri di depan masalah. yap, jadilah lebih besar daripada masalah yang ada!
kelima, diri kita di hari ini memang merupakan akumulasi dari diri kita yang sebelumnya. tapi, diri kita di masa yang akan datang ditentukan oleh diri kita di hari ini pula. semua prestasi kita di masa lampau, termasuk gelar atau di mana kita sekolah, hanyalah nilai yang berharga sesaat saja. saat kita ikut kontes mahasiswa berprestasi, misalnya. saat kita baru pertama kali mendaftar kerja, misalnya. kalau sudah bekerja, semua itu berkurang nilainya. yang terus bernilai adalah kecakapan nyata diri kita. plus, attitude bekerja kita, sikap dan perilaku kita.
keenam, prinsip ke-aku-an hanya boleh berlaku kalau kita sudah menjadi orang besar. definisi orang besar? silakan diartikan sendiri. yang jelas, masih muda begini, nggak perlulah kita gengsi apalagi malas untuk melakukan hal-hal yang menurut kita kurang berkelas. jadi, tinggalkanlah semua cara berpikir “ya kali gue bla bla bla”. anggaplah selalu bahwa diri kita ini masih belajar, masih remah-remah, masih belum ada apa-apanya.
disuruh nunggu dosen sampai bosen? telen aja. bikin laporan capek-capek eh cuma dibaca gitu doang? telen aja. udah gaya-gaya magang di perusahaan keren nggak taunya cuma disuruh motokopi? telen aja. harus kerja di pabrik, kotor-kotoran, becek-becekan? telen aja. intinya, terhadap apapun yang menurut kita nggak enak (apalagi yang enak), telen aja!
ketujuh nih, nggak ada pekerjaan yang remeh atau kecil. yang ada, orang yang melakukannya, yang meremehkan atau mengecilkan. segala sesuatu yang dikerjakan sungguh-sungguh selalu akan bermakna besar, dan sungguh-sungguh dapat membuat seseorang menjadi besar.
terharu nggak sih sama Allah. ada dosa-dosa yang hanya bisa terhapus atau terampuni dengan lelahnya mencari nafkah. jadi, kalau lelah bekerja atau berupaya apapun dalam hidup, ingat saja itu sambil tagih janjinya Allah. berdoa, minta diampuni dan dihapus dosa-dosa kita. bukannya misuh-misuh di media sosial. yang begitu, ternyata norak kan.
dan jangan lupa, telen aja. sambil ngetawain semuanya juga boleh. mendingan kita yang ngetawain hidup daripada hidup yang ngetawain kita. bersyukur dan berbahagialah!
Artikel bagus, sebagai pengingat kedewasaan akan datang. 
Saya pernah pada masa telen aja seperti itu sekitar kemarin bulan Januari-Juni saat dimana saya memasang target ingin mengikuti youth forum international, latarbelakangnya karena ada teman yang bisa dan bahkan bilang: 'Harusnya kamu juga ikutan num, pas banget sama karaktermu.' sesederhana itu dan kemudian saat itulah semua mulai. 
Susun jadwal, strategi, dan rencana untuk memenuhi syarat seperti bahasa inggris toefl harus 550 lebih ada yang ielts score minimal 6, volunteer experience bidang spesifik, surat rekomendasi, latihan interview, membuat video perkenalan, medical certificate, CV, LinkedIn, essay berlembar-lembar, borang berpage-page, dan sebagaiiinya sampai lelah. Semua disusun dengan kualitas yang excellent, saya jadi mengerti bagaimana membuat CV atau resume yang baik, LinkedIn yang eyecatching yang bahkan terdapat syarat jumlah network linkedin harus 500+ dan selama dua hari penuh saya berusaha memenuhi syarat itu dengan menclick connect profile-profile linkedin yang saya bahkan gatau itu siapa :', terus body language interview gimana, pitching ideas gimana dan lain-lain. Taunya dari mana? sesungguhnya internet itu hal yang sangat bermanfaat saat kamu paham gimana gunainnya keyword yang pas apa. Bahkan saya pernah di masa-masa download apps buat ngebanned sosialmedia di chrome biar ga kebanyakan ngetwit atau fb atau kepo-kepo. 
Strategi untuk bahasa inggris saya target ga hanya buat youth forum tapi juga persiapan S2. Jadi karena sekalian buat S2 aku fokusnya ielts. 
Pertama saya mengambil keputusan ga les karena mahal ga ada waktu dan saat itu KP, daaan juga ternyata resources belajar ielts di internet itu buanyakkss bangetssss tinggal kita bagaimana milih dan milah yang mau digunain, didownload, dan ditonton yang mana. Jadi di bookmark chrome saya ada map khusus LearnEnglish isinya website resources yang saya pilih untuk setiap sectionnya, misal listening: saya ngedengerin tedtalks, bbcradio, podcastnya WRI dll. Nah itu saya udah susun list resources online yang saya pilih dan suka. ada juga resources yang perlu diprin seperti ebook ielts chapter 1-11(aku masih chapter 10-11 yg diprint), cambridge for grammar print, for vocabulary juga diprint, dan beberapa buku buat hint ielts.
Nah kalau ga les ielts gimana tau progress? Ini yang aku lakuin: aware sama toefl simulation dan ielts simulation yang bertebaran. Jadi aku tau kalau toefl simulation di swift 3kali pertama gratis sesudah itu bayar 50ribu. Kalau ielts simulation tiap sabtu minggu kedua di CILACS UII dengan harga 175ribu, tau tanggalnya, tau deadline kapan pendaftaran, hasilnya keluar 3 minggu abis tes. Di IONS juga bisa bebas weekday jam 08-15 hasil sehari sesudah tes harga 225ribu. Selain itu juga ielts2 simulation gratis yang pernah diadain lembaga-lembaga les bahasa. Jadi hampir tiap seminggu sekali dari Januari aku toefl simulation di swift. Terus kalau ielts aku ikut yang cilacs uii karena lebih murah dapet snack lagi terus aku suka tempat tesnya bersekat-sekat, jadi sebulan sekali aku ielts simulation. Pernah pas hari sabtu itu jumatnya sakit gakaruan udah ga ngekos tinggalnya di bantul tapi tetep berangkat ngerjain sambil flu sampe section speaking si interviewernya sabar banget.
Kedua strategi belajarnya gimana? Strateginya pagi ngerjain TA malem belajar bahasa inggris. Jadi gini aku belajarnya: tiap bulan aku susun jadwal belajar english: listening, reading, speaking, writing jadi 4 minggu kan? week 1 listening, week 2 apa week 3 apa misal. Nah kalau udah disusun aku buat jadwal dalam bentuk tabel to do list week 1 tanggal sekian sampai sekian kegiatan ini belajar english ini dan tiap hari yang perlu dicentang misal kayak week listening satu tedtalks centang! satu podcast centang! reading satu buku centang! dll. Strategi listening: jadi gini aku tiap minggu satu tedtalks yang 30menit aku dengerin sambil tulis ulang speakernya ngomong apa trs aku cocokin sama subtitlenya. BBC radio juga sama podcast juga sama. Jadi aku udah beberapa tedtalks yang aku download, tapi emang aku suka listening, suka banget, sama reading. Strategi Writting: jadi gini aku suka baca tapi sulit buat nulis. aku paham bacaan berat-berat itu tapi untuk ngeresume lagi? cukup sulit. masalah yang pertama vocab, masih dikit banget yang aku tau. terus aku pernah dapet broadcast belajar writing itu gimana, perkaya vocab dan dikelompokkan dalam bagian-bagian topik misal volunteering topiknya vocab yang digunain apa. Setelah dapet vocab adalah ngearrange tulisan, gausah muluk-muluk banyak vocab highclass ternyata tapi bagaimana km menggiring pembaca itu agar paham sama yang kamu maksut. nah ternyata ini membawaku pada pengetahuan yang namanya General English jadi general english itu ada kelasnya dan ini gadipelajari dalam ielts. ada informasi dan pengetahuannya sendiri, ga terukur dalam score tapi orang british asli tau kemampuan seseorang terhadap general englishnya. katanya video yang aku download bilang: 'kalau km cuma ngejar ielts 6 bahkan 7 itu tidak berarti apa-apa kalau kamu tidak bagus di General Englishnya, basic english yang kamu gunain sehari-hari bukan hanya academic atau by soal aja kamu jawab yang itu bisa buat kamu survive.' paham ga? ya nanti aku kasih link videonya ya lupa di web apa itu bagus banget dia lecturer english literature di UK. Nah gara-gara aku termakan sama General English ini aku jadi belajar English dari grade bawah: yaitu anak SD jadi aku baca-baca buku anak-anak dan kamu tau apa yang aku lakuin: cari ebooknya, download, print, terus dibaca dan aku artiin vocabnya satu-satu tiap chapter yang aku enggak tau terus aku tulis pake bolpen warna merah. udah sekitar 2 buku: Charlotte's Web sama The Wind apa gitu lupa penuh coretan..hardcore ya..tiap buku aku kerjain pada week reading daaan emang sih ga nyangka buku anak-anak aja vocabnya juga banyak yg susah. jadi aku week reading dan writing selalu beriringan. abis baca latian nulis. nulisnya dimana? aku punya blog secret buat nulis english apapun aku tulis progress skor beserta evaluasinya, diary, answer writing tiap section di buku ielts 1-11. 
Nah Speaking ini yang agak susah dan emang selalu nilai nya rendah. Jadi kalau speaking aku pertama ngelist banyak pertanyaan random atau ambil dari buku ielts 11 chapter itu terus aku jawab ditulis dulu poin-poinya baru aku speakingkan terus? aku recorded. terus? dengerin evaluasi terus lagi dan lagi.
Semua hal itu aku lakuin dari Januari awal, jadi kan biasanya januari awal tahun itu ada namanya resolusi dan target yang ingin dicapai tahun itu nah hari setelah tanggal 1 yaitu tanggal 2 aku mulai semuanya. Bahasa inggris, opportunity seeker, dan semua kebutuhan lainnya. Dari yang bulan desember toefl score 480an apa ya lupa sampai bulan maret 563, Dari yang desember 4,5 listening reading writingnya sampai 7. Kumpulan track toefl dan ielts simulation itu sampai aku kumpulin dalam sebuah map.
Nah untuk opportunity seekernya, itu banyak di internet tinggal kita inisiatif dan paham keyword buat nyari di google yang pas itu apa. Jadi gini tiap bulan aku nyari dari Januari-Juni apa aja yang aku merasa bisa jawab dan suited buat ikut forum itu, nyarinya di web mana aja, Nah pas dapet aku susun list tiap deadline jadi misal: forum ini deadline bulan May tanggal sekian nama filenya nanti 
'15 MAY___UNLEASH Lab Innovation' nah file itu isinya essay yang perlu dijawab buat apply online, jadi aku tau oh januari ada ini ini di bulan itu aku ngerjain apply buat forum itu. lanjut bulan selanjutnya gitu karena kadang nemu terus deadline masih lama jadi itu cuma buat pengingat aja priority ngisi yang mana dlu. Itu hardcore juga sih...jadi kayak bener-bener belajar ttg banyak hal: climate change, urbanization, interdiciplinary subject dll. merasa 'ngapain aku harus tau ini?' jawabnya telen aja. beneran. sama artikel yang diatas. 
Akhir kata....
Percayalah dibalik kata 'Congratulation!' dari dua email yang aku dapet ada berbelas kali email dengan 'We are regret to inform you that....' atau malah 'We have selected other qualified applicants....' jadi kamu ga qualified dimatanya :' Sakit ga dapet email gitu? Sakit, tapi lebih sakit saat kita nyerah dan akhirnya nyesel dikemudian hari. Pernah sampai final wawancara, interview skype, waiting list pernah juga. Kalau dihitung semua total dari Januari sampai awal Juni yang akhirnya dpt email congratulation itu sekitar 13 kali lebih aku apply baik lewat website penyelenggaranya sendiri, lewat univ juga pernah.
Jadi...siapa sih yang menginspirasiku untuk berbuat seperti ini? orang-orang kayak mas nabil dan yulisyah putri daulay itu adalah salah duanya, aku deket sama putri dan aku juga berguru dari dia, pas tau kerja kerasnya sadar bahwa iya emang pantes, emang harus gitu hanum. sekeras itu. dan apa makna yang aku dapet? dari proses itu semua niat yang awalnya: 'aku juga harusnya bisa ikutan' menjadi 'Allah aku bersyukur sama hidupku dan aku ingin bekerja keras sebagai wujud kebersyukuran itu, aku senang menjadi hanum yang sekarang yang lebih kuat, lebih tangguh, lebih disiplin, tahan banting dan aku merasa perlahan-lahan keluar dari zona nyamanku'. Saat itulah masa masa dimana keinginan untuk menjadi hanum yang lebih baik lagi itu terus terpupuk. Value nya apa? apapun yang aku kerjakan sekarang aku selalu mengingatkan diri sendiri bahwa: kerjakan dengan sebaik-baiknya pengerjaan, seikhlasnya pengerjaan, terus pegang mindset belajar dan bersyukur, belajar dan bersyukur. beneran Allah Maha Mengetahui niat dan gumaman yang kamu sematkan dalam hati. sekecil apapun itu. dan dia yang Maha Pemberi Skenario terbaik, menempatkanmu di waktu dan di tempat yang tepat. 
Kok kamu gabilang-bilang sih num? kok kita gatau km selama ini tiap sabtu sebulan sekali ielts simulation seminggu sekali toefl tiap malem belajar english? Kok ga di ig story...yaa seperti itulah seperti artikel diatas...masa-masa bekerja keras dan belum berhasil itu masa-masa krusial niat dan hasil itu sendiri. jadi aku emang lebih nyaman dikeep nanti biar hasil yang berbicara iya kalau bagus kalau enggak hehe.. kalau alasannya doa bisa juga sih orang jadi mendoakan tapi gatau aku merasa kalau semakin sedikit yang tau atau bahkan ga ada itu semakin aku merasa dekat dengan yang Maha Menentukan Takdir. 
Aku percaya diluar sana banyak bgt anak muda yang lebih gigih dan tangguh dalam bekerja keras menggapai mimpi dan targetnya. Di saat kamu lagi seneng-seneng mungkin ada yang sedang sepaneng ngerjain jurnal disaat kamu tidur mungkin ada yang bangun di sepertiga malam tahajud. Ga ada yang salah selama itu kegiatannya positif, netral, toh juga seneng-seneng itu perlu, kongkow-kongkow perlu, hiburan itu perlu, social skill networking itu perlu tinggal bagaimana kamu memanage nya. Selama masa telen aja itu aku juga banyak hiburan. Selama kegiatannya tidak menimbulkan keburukan atau dosa. Semua itu pilihan. Hidup ini pilihan. Tinggal bagaimana memilih dan menjalaninya dan jangan lupa saling menghargai satu dengan yang lain. Orang berhasil dalam suatu hal kita harus menghargai sekecil apapun, gamelulu status atau achievement materialistik tapi terbiasalah menghargai orang atas hal-hal baik kecil yang dilakukannya. Misal kayak 'makasih ya kamu udah sabar mau nungguin aku yg telat maaf,' atau misal kayak ngeliat nanny dea dinda yaitu Mbak Mar yang udah bisa beli smartphone pake tabungannya sendiri berbulan-bulan terus cerita ke kamu yaudah kasih selamat: 'Wah mbak Mar keren, alhamdulillah akhirnya bisa beli ya' antusias dan respect. Pahami konteks. Dalam artian aku kalau jadi mbak Mar yaitu adalah suatu capaian. Jangan melihat dari sisi 'aku' aja, alah aku juga bisa alah aku jg pernah liat yang lebih prihatin, alah cuma apply apply doang, you know nothing ingat. Attitude itu penting banget. Respect itu penting banget. 
Jadi seperti itulah semoga tulisan pengalaman kecil ini bermanfaat, Terimakasih :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar