8 Agustus 2023

Menonton Anime

Di sela-sela beberapa tahun kemarin aku menjalani kehidupan saat merawat orang tuaku yang tentunya tidak mudah untuk berpikir jernih setiap saat, apalagi mempunyai target-target hidup yang ingin dicapai, aku menggunakan waktu istirahatku untuk mencari hiburan, salah satunya adalah menonton anime! yaa benar sekaliii kartun jepang hahaha.

Sekitar mulai akhir tahun 2020 waktu itu aku suka banget nonton anime, One Piece lebih tepatnya, walaupun anime yang lain aku coba tonton juga, tetapi One Piece (OP) yang episodenya sampe 900an itu aku sudah tonton guys wkwkwk. Kenapa One Piece? Jadi aku dulu waktu SD sudah pernah nonton One Piece di televisi dan mengikutinya dari episode awal tapi karena jaman dulu belum kayak sekarang internet ada dimana-mana jadi cuma mengandalkan update episode dari televisi saja yang dimana hanya bertahan sampai beberapa puluh episode yang ditayangkan. Nah kemudian akhir tahun 2020 itu penasaran nyoba nonton dari episode awal lagi sampai the latest episode waktu itu yang dimana jumlah episodenya 900an. Nah biasanya orang-orang yang sudah keranjingan nonton OP bisa dipastikan orang tersebut akan mencari video-video teori atau pendapat tentang alur ceritanya, bisa sejenis teori konspirasi misal dari salah satu arc(kayak chapter gitu). Nah tentu aku juga dong wkwkw, sampai ada satu video yang aku ikut komen panjang lebar pakai poin-poin segala, berikut:


Karena udah lama banget dan tidak pernah cek ulang lagi komen tersebut, ternyata barusan cek banyak yang likes dan comments, bahkan sampai dipanggil 'bang' wkwkw jelas-jelas profile picturenya aja pakai hijab. Ya Allah ngakak wkwkwkwk

Dari pengalamanku suka nonton anime ini aku baru menyadari bahwa ternyata coping mechanism setiap orang dalam menghadapi kehidupan itu beda-beda ya. Maksutku tentu selain yang wajibnya yaitu berusaha lebih dekat kepada Allah. Ternyata mencari/mempunyai hobby/hiburan yang setidaknya bisa bikin pikiran tetap waras itu perlu. Dan yaudah it's okay, selama itu tetap membuatmu waras, terhibur, tidak negatif, tidak merugikan orang lain, dan tentu tidak berlebihan banget, kenapa enggak? 

Aku jadi sedikit paham tentang: oooh kenapa ada fans k-pop yang segitunya ya, kenapa ada orang yang suka main game, kenapa pada suka k-drama ya sampai marathon-an nontonnya, kenapa ada orang suka anime sampai jadi wibu, dan seterusnya. Setelah mengalami sendiri, saat itu aku sering menggunakan kegiatan nonton anime sebagai self-reward dari mengerjakan suatu kegiatan yang melelahkan atau yang harus dikerjakan segera. Jadi misal kayak:

'Ayo Hanum segera kerjakan sekarang! sampai selesai terus nanti malem biar bisa nonton beberapa episode' 
'Haduh gabisa fokus nih nontonnya kalau belum selesai ngerjain, kerjain dulu lah' 
'Capek banget seharian tadi udah ini itu, sekarang waktunya nonton yey!' 

It works well dan ajaibnya bisa menjaga kewarasanku. Aku jadi tidak merendahkan atau memandang sebelah mata kepada orang-orang yang mempunyai coping mechanism macem-macem tersebut, yang dulu menurut seorang Hanum: ih apasih segitunya banget, ih ga produktif, yaampun buang-buang uang dan waktu banget sih, dan lain sebagainya, wkwkwk maafkan aku teman-teman, tenang Hanum sekarang sudah mengalami character development kok (istilah di anime untuk tokohnya yang mengalami perkembangan karakter setelah melalui berbagai arc yang membuatnya menjadi karakter yang lebih baik). Ntap wkwkwkwk. Bahkan aku sampai pernah punya keinginan (sekarang pun masih mau juga kok)  buat kalau ke Jepang pengen datang ke live action/event nya One Piece, liat artist-artist pada cosplay memerankan tokoh-tokoh One Piece yang kok bisa banget sih mirip, tingginya, bentuk badannya, dll, keren banget. 

Lha terus sekarang Hanum masih suka nonton One Piece atau anime ga? 
Umm sudah enggak ngikutin One Piece sih, tapi ada satu anime yang aku masih update nonton, walaupun gasering, namanya Atashin'chi! ini anime ringan dan lucuu banget, jadi cocok buat self-reward juga soalnya gaperlu mikir nontonnya. Tentang keluarga kecil dengan tokoh Mrs. Tachibana/Okaasan (Ibu), Mr. Tachibana/Otousan (Ayah), Mikan (Anak Pertama), dan Yuzuhiko (Anak Terakhir), ceritanya ringan tentang kehidupan sehari-hari, masalah-masalah kecil keluarga, hubungan orang tua dengan anaknya, cerita Okaasan sehari-hari struggling menjadi ibu rumah tangga yanggg aku juga sering relate misal kayak pattern-nya Okaasan kalau belanja di supermarket itu gimana, alasan-alasan konyol yang hanya perempuan yang tau bedanya harga seribu-duaribu itu bikin sakit hati kalau baru tau ternyata ada yang lebih murah wkwkwkwk Aku sampai kadang mikir: Duh aku lama-lama kok kayak Okaasan sih. Ya seperti itulah, coba tonton, lucuuu bikin ketawa dan super ringan gaperlu mikir: Atashin'chi.

Yak jadi seperti itulah salah satu fase hidup yang pernah aku alami, setidaknya membuat Hanum lebih humbled ya dan gamudah berburuk sangka dan negative vibes. Terimakasih sudah membaca! :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar