3 Mei 2017

Kualitas Pribadi Muslimah


Setelah kemarin saya post resensi bab pertama: KedudukanPerempuan dalam Islam, untuk kali ini saya akan mencoba meresensi bab kedua: Kualitas Pribadi Muslimah.

Sebelum membicarakan topik ini terlebih dahulu perlu digarisbawahi bahwa tidak ada perbedaan antara seseorang dan yang lainnya dari segi kemanusiaan, baik perempuan maupun lelaki. Atas dasar ‘persamaan’ ini maka kita dapat memberikan gambaran tentang kualitas pribadi Muslimah dengan mengemukakan pandangan agama tentang kualitas manusia yang didambakannya. Setelah itu, dapat ditinjau perbedaan kedua jenis manusia tersebut dari kodratnya, guna menemukan kualitas pribadi muslimah.

Semua manusia diciptakan Allah dari debu tanah dan Ruh Ilahi. Apabila daya tarik debu tanah mengalahkan daya tarik Ruh Ilahi, ia akan jatuh tersungkur sehingga mencapai tingkat yang serendah-rendahnya, lebih rendah bahkan daripada binatang. Sebaliknya, bila Ruh Ilahi yang memenangkan tarik-menarik, manusia akan menjadi seperti malaikat. Tuhan tidak menghendaki manusia menjadi malaikat, tidak pula binatang, karenanya unsur kejadiannya harus dapat menyatu dalam dirinya. Saat itulah, diharapkan kualitasnya tercapai. Melalui debu tanah dan Ruh Ilahi tersebut Allah menganugerahkan manusia empat daya:


  • Daya Tubuh yang mengantar manusia berkekuatan fisik, berfungsinya organ-organ tubuh.
  • Daya Hidup yang menjadikannya memiliki kemampuan mengembangkan dan menyesuaikan diri dengan lingkungan serta dapat mempertahankan hidupnya.
  • Daya Akal yang memungkinkannya memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi
  • Daya Kalbu yang memungkinkanya bermoral, merasakan keindahan, keimanan, dan kehadiran Allah.


Apabila keempat daya tersebut digunakan dan dikembangkan secara baik maka kualitas pribadi akan mencapai puncaknya yaitu “suatu pribadi yang beriman, berbudi pekerti luhur, memiliki kecerdasan, ilmu pengetahuan, keterampilan, keuletan, serta wawasan masa depan, dan dengan fisik yang sehat.”
Al Qur’an menamakan kualitas hidup yang seperti itu dengan al-hayat al-thayyibah dan cara mencapainya dirumuskan dengan “amal saleh”:

‘Barangsiapa yang melakukan amal saleh baik pria maupun wanita dalam keadaan ia beriman, maka pasti akan kami hidupkan ia dengan al-hayat al-thayyibah(hidup yang berkualitas tinggi). (QS 16:97)

Ayat diatas menunjukkan bahwa ada kaitan antara kualitas hidup dengan amal saleh. Yang berarti bahwa kita tau hal tersebut beriringan dan tidak dapat dipisahkan. Kemudian apa yang dimaksud dengan amal saleh?

Kata shalih diambil dari kata shalaha yang diartikan sebagai ‘antonim dari kata fasid (rusak/kerusakan)’. Dengan demikian kata shalih berarti ‘terhentinya kerusakan’ atau ‘yang bermanfaat dan sesuai’ dan amal saleh dapat dirumuskan sebagai ‘perbuatan-perbuatan yang dilakukan secara sadar untuk mendatangkan manfaat dan atau menolak mudarat’ atau ‘amal-amal yang sesuai dengan fungsi, sifat dan kodrat sesuatu’. Semakin terpenuhi amal-amal/nilai-nilai/perbuatan-perbuatan yang telah ditentukan atau dengan kata lain semakin sesuai dengan fungsi (sifat) dan kodratnya, semakin tinggi pula kualitasnya. Dalam hal kualitas manusia, maka tinggi rendahnya kualitas tersebut dapat dilihat melalui keempat daya yang tersebut di atas.

Daya Tubuh dan Daya Hidup
Agama menekankan bahwa manusia bukannya hidup tanpa makna. Tetapi, ia diciptakan untuk mengabdi kepadaNya dan dalam rangka pengabdian itu, ia mempunyai kewajiban-kewajiban, baik terhadap dirinya, keluarganya yang kecil atau pun yang besar bahkan kepada seluruh alam ini. Kehidupan manusia dipengaruhi oleh banyak faktor. Menjadi suatu kewajibannya untuk mengendalikan dan mengarahkan faktor-faktor tersebut sehingga makna yang diharapkan dari hidupnya dapat tercapai. Salah satu faktor tersebut adalah kesehatan. Sehat dalam pandangan agama, bukan hanya bebas dari penyakit atau cacat jasmani, tetapi juga ruhani. Islam memperkenalkan istilah afiat yang berarti ‘berfungsinya seluruh potensi jasmani dan ruhani manusia sehingga mampu mencapai tujuan kehadirannya di pentas bumi ini’. dengan kesehatan, diharapkan kualitas hidup dan pengabdiannya menjadi meningkat.

Daya Akal
Banyak sekali ayat Al Qur’an dan hadis Nabi saw. yang berbicara tentang kewajiban pengembangan akal, demi mencapai ilmu pengetahuan dan keterampilan, sebagaimana banyak pula yang mengecam mereka yang tidak menggunakan dan mengembangkan daya ini. Keistimewaan manusia yang menjadikan para malaikat diperintahkan sujud kepadanya, adalah karena makhluk ini memiliki pengetahuan, inisiatif, dan keterampilan (QS 2:31-34). Pentingnya daya akal ini dalam pribadi seorang muslimah sudah tertera dalam hak dan kewajiban belajar pada subbab pos bab yang pertama yaitu: Kedudukan Perempuan dalam Islam.

Pengetahuan yang diperoleh dalam berbagai bidang itu menghasilkan keterampilan dalam berbagai bidang pula. Dan dari situlah mutu kualitas pribadi dapat meningkat karena pengetahuan dan keterampilan mengantarkan manusia kepada peningkatan kesejahteraan ekonomi yang kemudian menjadi salah satu faktor peningkatan kualitas hidup.

Daya Kalbu
Iman dan moral yang menghiasi setiap pribadi merupakan hal yang sangat menentukan. Pemahaman dan penerapan ajaran-ajaran iman mutlak adanya bagi kualitas seseorang, sehingga jika terdapat tuntunan agama yang membedakan seorang Muslimah dengan lainnya, maka tuntunan tersebut harus diperhatikannya, jika ia ingin dinilai sebagai yang memiliki kualitas pribadi terpuji. Nilai-nilai keindahan dalam bersikap, berpakaian, dan sebagainya harus selalu menjadi perhatian.

Dalam membicarakan daya kalbu ini, perlu ditekankan bahwa dalam mengembangkan dan mengoptimalkan daya-daya sebelumnya harus selalu memperhatikan daya kalbu ini. dengan kata lain, memperhatikan nilai agama dan moral serta menyadari bahwa betapapun agama mempersamakan antara lelaki dan perempuan tetapi secara kodrat dalam diri masing-masing jenis ada perbedaannya.

Perbedaan yang menonjol antara lelaki dan perempuan adalah kemampuan perempuan mengandung, melahirkan dan menyusukan. Juga pada perasaannya yang lebih halus dan yang kesemuanya membawa mereka mampu menghadapi anak dan mendidiknya.

Kalau kita sependapat dengan pakar yang menyatakan bahwa ‘fungsi menciptakan alat’ maka agaknya tidak keliru apabila kualitas wanita Muslimah akan sangat tercermin pada kemampuannya mempersiapkan generasi. Walaupun hal ini tentunya tidak berarti bahwa mereka harus mengabaikan pengembangan keseluruhan daya yang dianugerahkan oleh Allah kepadanya.

Demikian, Maha Benar Allah dalam segala firmanNya.


Akhir-akhir ini saya merasa hati atau kalbu saya begitu kering. Banyak bacaan, kegiatan, rutinitas, dan segala hal aktivitas yang saya lakukan membuat lelah, menambah ilmu pengetahuan sih tetapi tidak untuk menambah sejuk kalbu saya. Saya menyadari ada yang salah dan ternyata benar, aktivitas saya semakin jauh dari niat-niat yang menujuNya, logika dan rasionalitas saya menyeruak dengan WHY yang begitu duniawinya tanpa ada sedikitpun kaitan dengan menjadi hambaNya yang lebih baik. Jarang ada kosakata untuk menggapai ridhoNya atau Ayo Hanum Allah sayang kalau Hanum belajar sungguh-sungguh, Ayo Hanum bersih-bersih Allah itu indah dan menyukai keindahan, atau Ayo Hanum bermanfaatlah sesuai dengan perintahNya dan sebagainya. Hidup saya terlalu monoton hanya untuk pencapaian target, centang-centang to-do-list, doa saya hanya sebatas meminta, meminta untuk ditenangkan hatinya, jiwanya, dan pikirannya. Saya tidak berusaha untuk menggapai ketenangan itu atau berikhtiar mencarinya. Semoga apa yang saya lakukan ini sebagai wujud ikhtiar dari penyejukan kalbu yang selama ini kering. 
Terimakasih, semoga bermanfaat :)

4 komentar:

  1. Daebaaaaak, keren num reviewnyaaaaaa. Terimakasih membuat review seindah ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah semoga bermanfaat, makasih zahra, post blog zahra juga keren-keren, aku suka bacanya :D

      Hapus
  2. Hanum, thanks udah sharing. Keep posting yak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bariii, iyaa sama-sama makasih banyak Bari sudah mengunjungi blogku :D blog Bari postnya juga bagus2 ku suka baca :D

      Hapus